POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING | جمع من الإلهام والحافز الإسلامي: POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING
Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Sabtu, 11 Januari 2014

Filled Under:

POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING, Mungkin POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING

Berpikir positip (positive thinking) ialah berpikir secara benar untuk mendapatkan sasaran yang positip (baik). Dan sebaliknya berpikir negatip (negative thinking) ialah berpikir secara tidak benar dan mendapatkan akibat yang negatip (buruk).

Dalam kontek ini terdapat tiga elemen: sasaran (obyetif), cara (metoda) dan kasus (case). Pada positive thinking, yang wajib positif (baik) adalah "sasaran" dan "cara". Sedangkan kasusnya boleh mengenai kasus yang positif (baik) dan boleh mengenai kasus yang negatif. Artinya, tanpa melihat jenis kasusnya -- apakah mengenai kasus yang baik atau kasus yang jelek -- jika dipikirkan dengan metoda yang benar dan untuk mendapatkan tujuan yang baik, maka itulah yang disebut positive thinking.

Demikian sebaiknya, walaupun mengenai case yang baik, jika dipikirkan dengan cara berpikir yang salah, maka hasilnya akan buruk. Dan itulah negative tinking.

Jadi positive thinking tidak sekedar berprasangka baik, dan negative thinking tidak sekedar berprasangka buruk. Itu pengertian yang dangkal. Positive Thinking tidak hanya memikirkan yang baik-baik saja. Jika yang jelek tidak dipikirkan, kapan itu berubah menjadi baik?

Cara (metoda) berpikir yang benar (baik) ialah jika caranya mengikuti kaidah yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya setiap saat, misalnya dengan bukti-bukti yang benar dan tepat. Sebaliknya, cara berpikir yang salah adalah berpikir asal-asalan dan tidak dapat mempertanggung jawabkan kebenarannya, misalnya tidak dapat memberikan bukti yang tepat.

Contohnya, mari kita positive thinking tentang tuduhan Al-Quran yang mengatakan Alkitab telah dipalsukan oleh manusia. Bagaimanakah sikap kita terhadap case tersebut? Positive thinking tentang hal itu ialah jika case tersebut disikapi atau dipikirkan dengan metoda yang benar untuk mendapatkan tujuan yang baik.

Metode penuduhan itu tidak memenuhi kaidah yang benar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hanya asal menuduh saja tanpa bukti adanya pemalsuan atau pengeditan Alkitab.

Terjemahan atau penafsiran yang berbeda warna dari bahasa asli ke dalam bahasa yang lain tentu tidak boleh dikatakan sebagi pemalsuan atau pengeditan. Di dunia ini tidak ada penerjemahan yang sempurna. Karena bahasanya berbeda, maka perbedaan penafsiran boleh saja terjadi sedikit. Numun isi atau contain-nya harus tetap sama, walaupun bahasanya berbeda.

Dan Alkitab harus diterjemahkan ke dalam semua bahasa, sebab Allah memanggil dan akan menghakimi semua orang dalam bahasanya masing-masing.

(Yesaya 45:23) "Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali: dan semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan bersumpah setia dalam segala bahasa."

Setiap metode berpikir yang tidak benar pasti menghasilkan dampak atau hasil yang buruk. Karena Al-Quran telah menuliskan tuduhan yang tidak benar, maka para muslim menjadi merasa tidak bersalah jika melakukan penuduhan dengan metode yang tidak benar. Ah, Al-Quran saja boleh menuduh "Alkitab dipalsukan" tanpa bukti, maka tidaklah salah jika menuduh yang lain tanpa perlu bukti. Inilah hasil panen yang buruk.

Mengetahui bahwa Al-Quran telah mempraktekkan negative thinking dengan menuduh Alkitab telah diubah manusia, lalu bagaimanakah pihak Kristen dan pihak Muslim positive thinking tentang case tersebut?

Positive thinking Kristen adalah mengingat fakta yang sebenarnya, bahwa yang membuktikan Alkitab itu asli atau tidak adalah Alkitab itu sendiri. Isi Alkitab mengandung kuasa. Bukan pada kertas dan tintanya. Tetapi pikiran yang terdapat di dalam Alkitab mempunyai kuasa yang berasal dari Tuhan. Karena sebuah buku Alkitab banyak manusia yang menjadi bersukacita di dalam pengharapan sorgawinya, dan banyak yang menjadi bertobat. Itu harus diingat.

Positive thinking Muslim tentang case tersebut ialah harus jujur mengakui bahwa tuduhan "Alkitab telah dipalsukan" tidak memenuhi kriteria cara berpikir yang benar.

Lain dari pada itu, maka muslim akan "terangsang" justru mempraktekkan negative thinking. 1001 macam alasan dapat dibuat, tetapi nyatanya Alkitab tetap dipercaya oleh mayoritas penduduk bumi ini. Bukan karena siapa-siapa sehingga demikian, tetapi karena isi Alkitab itu sendiri memang sangat dibutuhkan oleh banyak orang sepanjang zaman di seluruh dunia ini.

Semoga kita semua positive thinking. Topiknya bukan mengenai Alkitab Itu hanya sebagai contoh yang luar biasa. Namun topik renungan kita adalah mengenai "positive thinking," bagaimanalah supaya kita selalu dengan cara berpikir yang tepat dan benar untuk mendapatkan hasil yang baik. Untuk kemaslahatan semua insan.


Terima kasih telah membaca Artikel Tentang POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING sebagai sumbernya.
thumbnail Judul: POSITIVE THINKING VERSUS NEGATIVE THINKING
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2014-01-11T11:06:00-08:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher