جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA, Mungkin TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.
Tuhannya para nabi, sewaktu Ia berfirman kepada manusia, Tuhan selalu menunjuk dirinya sebagai “AKU”. Kenapa “Aku”? Sebab Tuhan itu Esa. Ia tidak ingin memberikan kesan “jamak” pada identitas diriNya, sehingga Ia memakai kata ganti orang pertama tunggal sewaktu berfirman kepada manusia.
Bila kita telusuri perkataan-perkataan Tuhan yg ditujukan kepada manusia mulai dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu, tak pernah Tuhan berfirman memakai kata ganti “KAMI”. Dia selalu konsisten memakai kata ganti “AKU”.
Mari kita simak ayat-ayat contoh berikut.
Firman Allah kepada manusia yg baru diciptakanNya:
Kejadian 1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Firman Allah kepada Iblis yg telah menggoda Adam sehingga jatuh ke dalam dosa:
Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Firman Allah kepada nabi Nuh setelah ia dan keluarganya diselamatkan dari air bah:
Kejadian 9:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
Kejadian 9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
Kejadian 9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Firman Allah kepada nabi Ibrahim:
Kejadian 12:2-3 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Firman Allah kepada nabi Musa:
Keluaran 3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Keluaran 3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Firman Allah kepada nabi Daud:
2 Samuel 5:19 bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."
2 Samuel 7:4-16
Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman.
Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?
Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.
Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.
Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.
Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
Firman Allah kepada nabi Yesaya:
Yesaya 49:6 "Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi."
Yesaya 50:2-3 Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan? Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan. Aku mengenakan pakaian kelam kepada langit dan menyelimutinya dengan kain kabung."
Firman Allah kepada nabi Zakharia:
Zakharia 3:8-9 Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu—sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas. Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua—satu permata yang bermata tujuh—sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.
Firman Allah kepada rasul Yohanes:
Wahyu 21:5-7 Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
Ayat-ayat di atas membuktikan, bahwa memang tidak pernah Tuhan berfirman kepada manusia memakai kata ganti “KAMI” melainkan “AKU”. Dan penggunaan kata “AKU” di sini sungguhlah tepat, sebab Tuhan itu ESA.
Sekarang, mari kita selidiki, apakah Awloh dalam Alquran juga konsisten memakai kata ganti yg sama seperti ketika Tuhan berfirman kepada para nabi dan hambaNya?
Apabila dalam hal penggunaan kata ganti ini tidak sama, maka itu membuktikan bahwa Awloh bukan Tuhannya para nabi.
Mari kita simak ayat-ayat kutipan berikut.
QS 2:3
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
Siapa “KAMI” dalam ayat di atas? Apakah itu menunjuk pada ‘tuhan’? Apakah Tuhan itu jamak?
Bila kata “Kami” di atas tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan budaya Arab, untuk maksud penghalusan kata atau mengungkapkan penghormatan, berarti Awloh adalah tuhannya Arab. Kenapa saya katakan demikian? Sebab Tuhan Pencipta Alam Semesta tidak terikat oleh budaya setempat, Dia universal, bahasaNya dapat diterima oleh seluruh bangsa. Dia akan menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang umum. Jika Awloh menggunakan bahasa yg dikhususkan untuk menyesuaikan dengan budaya Arab, berarti Awloh bukan Tuhan, tapi ia adalah dewanya bangsa Arab, sebagaimana bangsa-bangsa terbelakang di dunia juga masing-masing memiliki dewanya sendiri-sendiri yg disesuaikan dengan budaya lokal.
Tentu saja Muhammad akan protes kalau Awloh diklaim sbg tuhannya orang Arab saja; maka penjelasan logis untuk ini adalah bahwa kata “KAMI” menunjuk pada tiga oknum yang terlibat dalam persekongkolan Iblis ini, yaitu Awloh+Jibril+Muhammad. Muhammad dengan sangat lihai dan penuh kehati-hatian ia diam-diam memasukkan dirinya dalam cakupan tersebut dengan kata ganti jamak “KAMI”.
Muhammad adalah orang yang mengalami kelainan jiwa akut, dan dalam pandangannya ia menyangka bahwa nabi boleh disetarakan dengan Tuhan, sebab ia adalah Sahabat Dekat Tuhan sehingga ia di dunia menjadi Wali Tuhan bagi manusia. Pandangannya ini dipengaruhi oleh orang-orang yg pernah dekat dengannya, antara lain Waraqah yang menjadikan Yesus sebagai sosok yang mulia dan orang-orang Yahudi yg menjadikan Musa sebagai sosok mulia mereka. Musa dan Yesus sama-sama dianggap sebagai Wali Tuhan di bumi.
Kedua tokoh itu telah mempesona Muhammad, sehingga dirinya pun ingin menjadi tokoh seperti mereka, bahkan lebih agung dari Musa dan Yesus.
Ini adalah ambisi gila seorang yg mengidap kelainan jiwa akut. Dan keberuntungannya adalah, ia sukses karena ditopang oleh gerombolan anak-anak muda dari Madinah yang bermoral bejat, mereka adalah gerombolan perampok dan tukang perkosa. Muhammad berhasil merekrut orang-orang gelandangan itu untuk menjadi pasukan tempurnya. Pemberian kepuasan syahwat dan harta haram sebagai insentif membuat mereka begitu mencintai Muhammad sampai-sampai ludah dan keringatnya dijadikan obat mujarab.
Kembali ke topik.
Mari kita simak ayat Quran lainnya.
QS 2:23
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Bagaimana dengan ayat di atas? Muhammad diposisikan di luar kata “Kami”? Ya, Muhammad diposisikan di luar kata ‘kami’, secara tata bahasa hal itu dimungkinkan. Karena salah satu oknum sedang dibicarakan, maka untuk sementara oknum bersangkutan berada di luar kelompoknya. Sehingga kalau kita menyimak konteks ayat di atas, maka “Kami” yang mengutus Muhammad di sini adalah “Awloh + Malaikat Jibril”.
Di bagian lain, Muhammad lebih mempertegas lagi bahwa dirinya memang bagian dari kata “Kami”. Ini salah satu bukti ayatnya:
QS 70:40-41
Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa. Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.
Pertama-tama, Muhammad bilang: “Aku bersumpah dengan Tuhan”. Kemudian pada kalimat selanjutnya, ia menggabungkan diri dengan Tuhan dengan kata-kata “KAMI benar-benar Mahakuasa dan KAMI tidak terkalahkan.”
Apakah ini masuk akal? Benarkah Muhammad mahakuasa? Secara halusinasi iya. Muhammad memang merasa dirinya pernah mendampingi Allah di surga sebagai NUR-E-MUHAMMAD (ket: baca dongeng-dongeng Islam). Dan dia bersama Awloh pernah berfirman kepada malaikat dan nabi Adam:
QS 2:34
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
QS 2:38
Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Bukti konkrit lain bahwa Muhammad memang tergabung dalam kata ganti “Kami” tersebut adalah adanya kata-kata yang jelas kasat mata bahwa Muhammad menduetkan dirinya dg Awloh, sebagai “Allah dan Rasul...”... “Allah dan Rasul....”. (Ada ratusan ayat seperti ini yg dpt kita temukan).
Dari ayat-ayat contoh di atas, maka kita dapat menilai bahwa ada cukup besar perbedaaan antara Awloh dengan Tuhan. Dan Awloh di sini adalah “tuhan kolektif” yang menggabungkan dirinya dengan beberapa oknum lain. Mengenai ini akan diulas di poin 6, tentang penggunaan kata “Allah dan Rasul”.
KESIMPULAN POIN 4:
Awloh bukan Tuhan, sebab Tuhan Asli tak pernah menyatakan diriNya dengan kata Kami (kecuali ketika Dia berbicara sendiri antara PribadiNya – lihat Kej 1:26, Kej 3:22, Yoh 17:21-22).
Kita selidiki seluruh perkataan-perkataan Tuhan dalam Bibel yg ditujukan kepada manusia, semuanya memakai kata ganti “AKU”.
Tetapi Awloh tidak konsisten, kadang memakai kata “Aku” dan lebih sering memakai kata “Kami”. Jelas sudah, bahwa Awloh TIDAK SAMA dengan Tuhan.
Terima kasih telah membaca Artikel Tentang TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA sebagai sumbernya.
Judul: TUHAN PARA NABI KONSISTEN MEMAKAI KATA GANTI “AKU” UNTUK MENYEBUT DIRINYA SEWAKTU BERFIRMAN KEPADA MANUSIA
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2013-12-01T04:06:00-08:00
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2013-12-01T04:06:00-08:00