جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Kesaksian Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Kesaksian. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Kesaksian, Mungkin Kesaksian Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Kesaksian di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.
Namaku adalah Ibrahim dan aku berasal dari keluarga Muslim dari Kosovo. Sejak masa kecil aku sangat tertarik mendalami agama. Aku kagum dengan keterangan bahwa Tuhan menciptakan segalanya di surga dan bumi dan aku sangat ingin tahu lebih jauh siapakah Tuhan ini. Aku ingat sewaktu kecil nenekku mengajarku untuk selalu mengatakan Bismillah arahmani arahami sebelum dan setelah tidur, dan juga sebelum makan dan berterima kasih pada Tuhan setelah makan dengan mengucapkan alhamdulillah. Nenek sering mengajakku masuk kamarnya untuk sholat bersamanya. Dia mengajarku untuk mengucapkan bismilah tiga kali untuk mengusir rasa takut. Dan aku pun melakukannya.
Keluargaku terdiri dari kedua orangtuaku, abangku yang berusia 8 tahun lebih tua dariku dan aku sendiri. Saat aku duduk di bangku SD, abangku telah mulai kuliah di perguruan tinggi. Dia sangat rajin belajar, sampai suatu hari dia keracunan gas air mata di asrama perguruan tinggi. Pasukan penjajah yang saat itu berada di Kosovo ingin mengusir semua mahasiswa keluar gedung asrama dan mereka lalu melemparkan gas air mata ke dalam gedung. Sejak saat itu, kesehatan abangku jadi menurun. Setahun kemudian dia menderita sakit parah dan para doktor tidak bisa banyak membantunya selain mengatakan sistem syarafnya rusak akibat kelemahan otot. Tidak sampai setahun kemudian, abang meninggal di usia 22 tahun. Tragedi ini merubah kehidupan keluarga kami. Saat itu aku berusia 14 tahun. Ibuku lalu menderita depresi berat, sedangkan ayahku berusaha mencari ketenangan dari Islam dan mulai beribadah serius. Aku sendiri jadi semakin giat mencari tahu tentang Tuhan dengan cara memperdalam pengetahuan dan kesetiaanku pada Islam. Kupikir hanya Tuhan yang tahu alasan sebenarnya kematian abangku dan kami harus bersabar menerima keputusan apapun, karena kejadian baik dan buruk semuanya berasal dari Dia.
Tragedi kematian abangku membuatku semakin ingin tahu tentang Islam. Aku seringkali pergi ke mesjid, sholat, baca Qur’an dan berbagai literatur Islam lainnya, dan aku merasa puas dengan apa yang kulakukan. Setiap kali aku pergi ke mesjid, aku berterima kasih bahwa aku terlahir sebagai Muslim, karena Islam adalah satu²nya agama yang diterima Allâh sebagai jalan keselamatan. Tak lama kemudian, aku jadi yakin bahwa Qur’an adalah wahyu terakhir dari Allâh; Tuhan itu esa, Dia tidak dilahirkan atau melahirkan siapapun; tiada yang serupa denganNya. Keputusannya mutlak dan aku harus pasrah saja menerima takdir. Tuhan berhubungan dengan orang² secara langsung tanpa perantara. Tuhan tidak butuh punya anak segala untuk jadi perantaraNya, sehingga pandangan orang² Kristen tentang Tuhan jelas salah sekali. Mereka harus dihukum karena melakukan “syrik,” yang merupakan dosa terbesar manusia. Karenanya, aku harus berhati-hati agar tidak berhubungan dengan berhala apapun, tidak menduakan Allâh karena Allâh bisa ngamuk dan aku bakal dihukum berat. Karena alasan² ini, dan juga karena yakin para kafir telah mengubah firman Allâh, maka aku sangat benci dengan orang² Kristen dan Yahudi. Apalagi, imam² di berbagai mesjid yang kujumpai juga berkhotbah penuh kebencian terhadap masyarakat Kristen dan Yahudi. Aku ingat suatu waktu tatkala pamanku membawa anaknya ke mesjid untuk disunat, sang imam mengajarkan bahwa kaum Yahudi adalah masyarakat terkutuk dan tiada hal yang baik yang dihasilkan mereka. Mereka hanya melakukan hal yang jahat saja, dan tentunya Allâh di Hari Kiamat akan menghukum mereka paling berat. Aku tidak sepenuhnya setuju dengan perkataannya, karena kuanggap orang² Kristenlah yang layak dihukum lebih berat daripada orang² Yahudi karena mengubah orang jadi Tuhan, dan menyembah tiga tuhan pula. Aku sungguh tidak mengerti dan menerima bagaimana mereka sanggup melakukan hal itu. Hal itu sungguh memuakkan bagiku.
Dengan pandangan tentang Islam dan Kristen seperti ini, aku lalu pindah hidup di ibukota, yakni Prishtina, dengan tujuan mulai belajar di perguruan tinggi. Di tahun kedua aku mengambil keputusan untuk menyewa kamar bersama saudara sepupuku sambil kuliah di Prishtina. Ini mungkin masa² yang paling menyenangkan dalam kehidupan mahasiswa kami karena kami sering bercakap-cakap tentang berbagai hal. Saudara sepupuku (kawan berbagi kamar) juga berasal dari keluarga Muslim, tapi dia lebih sekuler daripada aku. Meskipun demikian, dia sering baca² buku agama, dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Menurutnya, sebagai kaum intelek kami harus menunjukkan kehidupan kami tidak hanya melalui agama, tapi juga melalui prestasi karir dan ambisi hidup.
Saudara sepupuku ini punya pama di Finlandia yang murtad dan lalu memeluk Kristen. Sebenarnya dia adalah sepupuku juga, tapi karena usianya jauh lebih tua, aku memanggilnya dengan julukan paman. Dia jadi Kristen beberapa tahun yang lalu, dan berusaha melakukan kristenisasi terhadap sepupuku yang akhirnya enggan berbicara dengan paman. Kukatakan padanya bahwa aku tertarik bicara dengan paman ini karena aku banyak mendengar berita jelek tentang kemurtadannya dan bahkan kabar bahwa dia murtad agar dapet duit dari pihak orang² Kristen saja. Hal ini membuatku tanpa ragu melakukan diskusi agama saat pertama aku bercakap dengan pamanku melalui telfon.
Bagi pamanku di Finlandia, hal ini tentunya adalah lampu hijau untuk mulai diskusi agama. Aku bertanya padanya,”Mengapa kau berganti agama, paman?” Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan waktu diskusi lebih dari sejam saja. Dia terus melakukan pembicaraan per telfon, bahkan kadangkala setiap hari, selama berjam-jam. Aku menerima Alkitab pertama dalam bahasa Albania yang dikirim paman dari Finlandia, dan juga beberapa buklet lain dalam bahasa Albania. Selain itu, dia mengirim kaset² yang merekam perkataannya menjelaskan lebih intensif berbagai hal yang kami bicarakan dalam telfon. Aku dan saudara sepupuku mendengarkan kaset² ini tiap malam. Ada dua hal yang sangat sukar kuterima dari kaset² ini. Pertama, selain menjelaskan iman Kristen, paman juga mengritik Islam, dan terutama Muhammad. Hal ini membuatku sangat marah. Kedua, dia berdoa bagi kami dalam nama Yesus, dan terlebih lagi, dia menyatakan Tuhan sebagai babehnya. Aku tidak tahan mendengar doa² seperti itu dan biasanya aku mempercepat laju kaset untuk melewati bagian ini.
Setelah mendengar satu dari beberapa kaset itu, aku mulai membaca Alkitab untuk pertama kalinya, tapi lalu berhenti beberapa hari kemudian. Aku tidak tahan baca buku itu. Setiap kalimat yang kubaca terasa sebagai manipulasi atau editan tangan manusia. Terlebih lagi, rasa benciku akan agama Kristen dan orang² Kristen membuatku muak baca Alkitab. Meskipun begitu, aku tetap melanjutkan diskusi via telfon secara intensif dengan pamanku di Finlandia. Pada saat itu, saudara sepupuku juga mulai bergabung dalam diskusi meskipun akhirnya dia berhenti dan lebih memilih mendengarkan kaset² paman bersamaku.
Pamanku dari Finlandia ini sangat bersemangat dan bahkan berkobar-kobar akan agama barunya. Setelah itu aku melihat bahwa semua tuduhan jelek dari pihak keluargaku yang Muslim terhadapnya ternyata tidak benar. Pamanku jelas sangat yakin bahwa Yesus Kristus itu adalah satu²nya jalan ke surga. Pada saat yang sama dia promosi Kristen, aku pun menyerangnya dengan menyatakan Qur’an adalah wahyu terakhir dari Allâh, dijaga keasliannya oleh Allâh, Qur’an mengandung banyak penemuan sains dan jauh berkualitas dibandingkan Alkitab. Kami bahkan berdebat dengan panas. Sekarang saudara sepupuku juga membantuku dan kami berdua bekerja sama sebagai tim yang berusaha menghancurkan pendapat pamanku melalui fakta² yang kami miliki.
Aku menemukan beberapa buku di perpustakaan mesjid saat sedang sholat Jum’at. Kebanyakan dari buku² itu ditulis oleh Ahmed Deedat yang membahas kontradiksi Alkitab, perbedaan alkitab² Kristen, penyaliban hanya dongeng saja, dan berbagai kesalahan Alkitab (satu buku judulnya hebat banget: 50.000 kesalahan Alkitab). Aku pun mendapatkan buku² lain dari teman²ku dan kupikir aku punya banyak senjata nih sekarang untuk melawan pamanku. Aku baca semua buku² itu, tapi meskipun semua tuduhan atas Alkitab tampaknya masuk akalku, aku tetap saja sukar percaya akan tuduhan² itu. Aku pelajari buku “Muhammad dalam Alkitab” oleh Abdul Ahad Daud yang dulu adalah pastor Katolik yang lalu jadi mualaf. Meskipun aku percaya bahwa Muhammad disebut dalam Alkitab, aku tetap tidak bisa yakin akan penjelasan Abdul Ahad Daud. Menurut dia, bahkan Yohanes Pembaptis juga meramalkan Muhammad dan bahkan semua ramalan yang sudah jelas mengarah pada Yesus, disebutnya sebagai ramalan tentang Muhammad. Buku² ini bukannya memperkuat imanku akan Islam, tapi malah mengakibatkan hal yang sebaliknya. Meskipun begitu, aku tetap menggunakan buku² ini untuk melawan pamanku, tapi sudah tampak jelas sekali bahwa membuktikan Alkitab itu penuh salah bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini bukan hanya karena pamanku punya jawaban² tepat untuk menyangkal tuduhanku, tapi juga karena buku² kritik Alkitab itu justru mengecewakanku karena jelas² mengganti segala ramalan dan pernyataan bagi Yesus menjadi bagi Muhammad. Logikaku tidak bisa menerima keterangan seperti itu. Bisa kurasakan bahwa para penulis itu tidak jujur terhadap Yesus dan Kristen, meskipun aku adalah Muslim dan sama sekali tidak suka akan Kristen.
Selama aku berdebat dengan pamanku, saudara sepupuku mulai membaca Alkitab. Dia sering melakukan hal ini dan rasa tertariknya akan agama bertambah besar. Kubu kami di bagian Eropa selatan dan pamanku di bagian Eropa utara, dan kami membicarakan agama secara serius. Aku bahkan bolos kuliah untuk bisa berdebat per telfon. Pamanku sangat siap menghadapi semua tuduhan² kami dan aku tidak bisa melihat banyak faedah dari perdebatan ini.
Hal ini terus berlangsung sampai hampir 6 bulan dan tidak mudah untuk melindungi iman Islamku di saat yang sama terus-menerus menghadapi ajaran Kristen secara mendalam yang semakin lama malah semakin tampak masuk akal. Aku bahkan mulai mimpi² segala. Di saat lain, aku tidak bisa tidur memikirkan perdebatan kami. Dalam beberapa mimpiku, aku malah jadi Kristen segala dan aku bangun ketakutan. Aku bayangkan jika ini terjadi bagaimana reaksi keluargaku, terlebih lagi aku bakal masuk neraka karena telah melakukan syrik. Meskipun aku tidak mau lagi baca Alkitab, dari sedikit yang kubaca dan dari percakapanku dengan paman, beberapa ayat² Alkitab terus tercantum dalam benakku: “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tiada seorangpun yang bisa datang ke Bapa tanpa melaluiku.” (Yohanes 14:6); “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30); “Dia yang mendengar perkataanku dan percaya … akan memiliki hidup yang kekal dan tidak akan mati; dia telah menyebrang dari kematian ke kehidupan.” (Yohanes 5:24); “Dia yang mengenalku, mengenal pula yang mengirimku.” (Yohanes 12:45). Semua ayat² ini berhubungan dengan Yesus, pada saat yang sama membahas keilahian Yesus pula dan hal ini sangat terasa “berat” bagiku. Benakku berkecamuk. Aku jadi tidak tenang. Di manakah kebenaran? Di Alkitab atau di Al-Qur’an? Apakah Muhammad itu Nabi terakhir ataukah Yesus yang mengaku sebagai Juru Selamat dunia? Apakah mungkin semua ini hanyalah godaan iblis agar aku memeluk Kristen? Bagaimana jika ternyata Yesus datang beneran untuk mengampuni dosa² kita? Dari semua itu, satu hal yang jelas bagiku: tidak mungkin baik Qur’an dan Alkitab sama² benar; kebenaran ada di salah satu buku² itu. Tuhan tidak mungkin mewahyukan dua keterangan yang saling bertentangan. Hanya ada satu kemungkinan: Alkitab atau Qur’an yang benar, demikian pula Kristen atau Islam yang benar. Dan peperangan bathin ini terus berlangsung. Tapi bagaimana ya jika Yesus benar² muncul di hadapanku seperti yang kudengar dari pamanku bahwa Dia memang sering melakukan hal ini berkali-kali? Aku mendengar kesaksian Gulshan Ester di mana dulu dia lumpuh dan dia berdoa selama tiga tahun terus-menerus. Akhirnya Yesus muncul di kamarnya dan dia lalu sembuh dan bisa berjalan. Dulu dia berdoa minta kesembuhan dalam nama Allâh, dan bahkan mengunjungi Mekah beberapa kali. Tapi yang menjawab doanya ternyata Yesus dan ini mengubah hidupnya secara keseluruhan. Tapi tidak, tidak, aku tidak akan terjebak dalam hal itu; aku tetap beriman pada Islam dan bahagia dengan pilihanku. Bahkan jikalau pun Yesus muncul di hadapanku, aku tetap akan menolak dia. Tapi bisa gak ya menuduhnya sebagai jelmaan setan? Aku sungguh tidak tahu.
Aku berhenti diskusi via telfon dengan pamanku. Kukatakan padanya kita sudah banyak diskusi tentang Islam dan Kristen, aku mengerti pandanganmu tapi maaf, aku tetap beriman Islam. Aku tidak mau lagi berbicara dengannya saat dia menelfonku. Sekarang malahan sepupuku yang melanjutkan percakapan dengannya. Ternyata dia sangat kagum dengan Alkitab yang dibacanya. Suatu hari dia datang padaku dan berkata,”Ibrahim, kupikir setiap orang intelek perlu baca Alkitab setidaknya sekali dalam hidupnya. Buku ini layak dibaca.” Aku heran apa sih yang terjadi pada dirinya? Dulu dia enggan bicara tentang masalah agama dan tidak memperbolehkan pamannya promosi Kristen terhadapnya. Tapi sekarang, dia malah baca Alkitab, dan malah mulai bicara dengan pamanku dan mulai memintaku baca Alkitab segala. Kukatakan padanya ya, meskipun dalam hati aku enggan karena tahu iman Islamku mulai goyah. Terlebih lagi, Qur’an merupakan buku yang sangat sulit dimengerti dan untuk memahami satu ayat saja kau perlu baca tafsirnya. Aku belum sempat baca tafsir meskipun telah baca banyak buku tentang Qur’an.
Aku mengambil keputusan untuk berdoa pada Tuhan secara langsung karena Dia tentunya mampu menunjukkan kebenaran bagiku. “Wahai Tuhan, aku tahu Islam adalah agama yang benar, tapi jika ternyata bukan, maka tolong beritahu saja.” Aku mengatakan kalimat ini setiap malam untuk mencari kebenaran illahi. Aku tidak membicarakan doaku ini pada siapapun, baik dengan pamanku atau saudara sepupuku. Aku ingin hal ini hanya diantara aku dan Tuhan saja, karena aku sangat bingung.
Saudara sepupuku terus membaca Alkitab dan dia mempelajari dengan seksama secara dalam setiap hari segala pengetahuan dan ajaran yang dia temukan di dalamnya. Tak lama kemudian, dia mengatakan padaku akan keputusan terpenting dalam hidupnya: dia ingin ikut Yesus dan percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan. Alkitab sangat berarti baginya dan aku merasa kehilangan teman kamarku, saudara sepupuku, teman baikku. Aku jadi sangat marah. Kupikir mulai sekarang, kami tidak bisa lagi jadi teman kamar. Aku harus pergi dari tempat ini. Aku melihat baris pembatas karena dia sekarang jadi Kristen. Aku marah padanya, tapi apa yang bisa kuperbuat? Itu memang keputusannya.
Secara umum, semuanya ini merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Semua peperangan dalam benakku mengakibatkan aku berpikir yang tidak². Sebuah suara kasar terdengar dalam benakku di suatu malam, menyuruhku melompat dari lantai sembilan gedung kami. Aku sadar ada yang tidak benar yang terjadi dengan diriku. Tapi mengapa kok Tuhan membiarkan semua ini kualami? Aku berdoa padanya untuk meinta tolong lagi. Aku berusia 19 tahun dan aku merasa bagaikan menanggung segala beban dunia di punggungku.
Beberapa hari kemudian, saudara sepupuku memberiku buku yang berjudul “The Place I Desire Most” (Tempat yang Paling Kudambakan). Dia sudah membaca buku ini sampai habis dan melihatnya sebagai kesempatan baik untuk mempengaruhiku. Lebih dari itu, dia pun mulai berdoa bagiku sekarang dan mencoba menolongku dalam segala hal. Dia bahkan udah jadi Kristen selama dua minggu sekarang. Aku berjanji padanya akan baca buku itu dan meletakan buku itu di atas meja. Setelah itu dia tidur dan aku pun baca buku lain. Tapi ada sesuatu yang mendorongku untuk memeriksa buku dari sepupuku itu. Aku lalu membacanya sendirian di ruang belajar. Kubuka halaman pertama. Tampaknya buku ini cukup menarik untuk terus dibaca. Penulisnya berasal dari abad lalu dan biasanya aku tidak suka baca buku² tua, tapi buku ini tampak berbeda bagiku. Kalimat²nya tersusun rapi dengan indahnya, setidaknya begitulah perasaanku. Setiap kalimat yang kubaca mendatangkan perasaan tenang. Satu paragraf menarik perhatianku: “Di hari pengadilan, Tuhan akan bertanya padamu: ‘Apa yang telah kau lakukan terhadap AnakKu? ‘
Tapi aku telah banyak berbuat baik, Tuhan; aku lakukan ini dan itu …!
Tapi jawab Tuhan: ‘Aku tidak bertanya tentang perbuatan baikmu, tapi kutanya apa yang telah kau perbuat terhadap AnakKu?’
Kalimat² ini membuatku tercengang dan menarik seluruh perhatianku. Bukannya perbuatan baik, renungku, tapi apa yang telah kau perbuat terhadap Yesus. Apakah kita telah menerimaNya dalam hidup kita atau tidak? Ini tampaknya bagaikan pertanyaan akan hidup kita. Tepatnya, hidupku saat ini. Sebelumnya aku mengira hanya melalui perbuatan baik aku bisa menghadap Tuhan, dan menurut penjelasan di buku itu, hal itu sia² belaka. Pada saat itulah terjadi kehancuran dalam hidupku, dan jiwaku mengalami masa revolusi. Aku merasa bagaikan Tuhan berbicara padaku melalui buku itu. Dan tak lama setelah aku membaca dan merenungkan hal ini dan berbagai ayat di dalamnya, sesuatu yang lebih ajaib terjadi padaku. Aku mendapat penglihatan. Di dalam benakku tampak jelas dua sosok manusia. Rasanya bagaikan menonton adegan di tembok² ruangan, meskipun penglihatan itu hanya terjadi dalam benakku. Aku melihat seseorang berlutut dan orang ini berwajah sangat buruk, kulitnya melepuh, berambut panjang, dan dia menangis keras. Orang yang lain berdiri di sebelahnya dan mengenakan baju dan jubah putih menyala. Dia tampak bagaikan Yesus di film Kristen yang baru² ini kulihat. Tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tampak kabur. Orang berbaju putih ini merenggu rambut orang yang sedang berlutut. Aku bisa melihat wajahnya yang buruk dengan sangat jelas dan dia menjerit dan melolong keras. Awalnya, aku sangat takut dengan apa yang kulihat. “Aku tentunya sudah gila,” demikian pikirku. Tapi setelah itu aku mendengar suara yang lembut tapi jelas dalam benakku yang memberitahuku: “Kau lihat orang yang sedang berlutut itu? Orang itu adalah setan yang selama ini terus menipumu. Tuhan membebaskanmu saat ini dan kau akan merdeka untuk selamanya.” Penglihatan baru lalu muncul dalam benakku, dan kali ini menampakkan Yesus Kristus disalib. Suara itu lalu mengatakan: “Yesus mati bagi dosa²mu. Dialah kebenaran dan satu²nya jalan.” Aku segera sadar bahwa Tuhan sedang menunjukkan padaku jalan dan kebenaran yang selama ini kucari. Aku merasa diriku berdosa dan aku lalu bertobat dan menyerahkan hidupku pada Yesus. Sekarang aku sangat yakin akan kebenaran. Aku merasakan di sepanjang hidupku Tuhan tidak pernah terasa sedekat dengan diriku seperti saat ini. Tuhan sendiri menyatakan diriNya padaku dengan cara yang sangat langsung dan ajaib. Tuhan sendiri yang datang menjawab doa² yang kupanjatkan setiap hari. Aku merasakan kelegaan besar. Sekarang aku bebas dari segala pertanyaan dan suara² jahat pihak musuh yang menyerangku. Tiada lagi peperangan dalam benakku. Aku merasa benar² diperbaharui, jadi orang baru sepenuhnya. Karena sudah mengalami pengalaman ini, aku tidak pernah bisa lagi jadi orang yang sama seperti dulu. Aku letakkan imanku dalam Yesus Kristen, dan, untuk pertama kalinya dalam hidupku, kusebut dia sebagai Tuhan dan Penyelamatku. Aku tidak kuasa menahan air mata. Sungguh luar biasa. Semuanya yang dulu kuimani, dalam sekejap mata hilang begitu saja. Tiada lagi ketakutan melakukan syrik atau ancaman hukuman neraka. Terlebih lagi, aku sekarang mengerti bahwa orang² Kristen tidak menuhankan orang biasa, tapi sebaliknya mereka tahu bahwa Tuhanlah yang datang ke bumi dalam wujud manusia. Hal ini sekarang jadi masuk akal bagiku karena kutahu Dia cinta umat manusia. Aku merasa bagaikan melalu lubang kecil yang sukar dan karenanya aku sedikit berdarah, menuju ke bagian lain yang penuh cahaya terang. Sekarang aku yakin aku berada di tempat yang aman dan para musuh sudah kalah berperang melawanku. Malam di tanggal 1 Maret, 1998 adalah pengalaman tak terlupakan yang mengubah seluruh hidupku.
Aku ingin membangunkan sepupuku yang sedang tidur di kamar lain, tapi aku memilih menunggu keesokan harinya untuk kabar mengejutkan. Di pagi harinya, begitu dia buka mata dari tidurnya, aku berseru padanya, “Selamat pagi, saudaraku.” Aku katakan padanya bahwa sekarang aku percaya Yesus Kristus. Dia mengira aku bercanda saja, tapi aku tetap serius memberitahukannya. Dia tidak percaya apa yang kukatakan. Pikirnya, “Kemaren malam kami berdebat panas dan dia menolakku sepenuhnya, dan sekarang dia menyebutku sebagai saudaranya?” Dia bertanya padaku,”Apakah kau benar² yakin? Ngomong apa sih kamu?”
Kujawab, “Iya, aku benar² yakin telah menemukan kebenaran. Aku telah menemukan kebenaran dalam Yesus.”
Kupeluk dia dan kuceritakan segala penglihatanku tadi malam. Kami bersuka cita bersama karena kami sekarang punya roh yang sama.
“Ini sungguh muzizat,” katanya. “Kau jadi berbeda dalam waktu semalam saja.”
Dia lalu memimpin doa bersama dan kami pun terus mengikut Yesus.
Kurenungkan kembali apa yang telah kualami. Tuhan sendirilah yang bertindak sehingga akhirnya aku percaya Yesus. Dulu aku percaya Dia hanyalah sekedar Nabi dan aku takut untuk memandangnya sebagai Tuhan, tapi sekarang aku malahan merasa tenteram karena beriman padaNya memberiku hidup yang kekal. Sekarang jika aku mengingat apa yang telah Yesus lakukan bagiku, hatiku penuh dengan rasa sukacita, damai, dan aman karena punya hidup yang kekal. Sungguh perbedaan yang sangat besar dengan yang dulu kurasakan.
Akan tetapi keputusanku untuk percaya pada Yesus karena tindakan Tuhan mendatangkan masalah sukar bagiku. Tak lama kemudian, keluargaku curiga terhadapku. Suatu hari, saudara sepupuku yang lain mengajakku untuk pergi bersamanya melakukan sholat Jum’at. Kukatakan padanya bahwa aku tidak bisa pergi dengannya ke mesjid karena sekarang aku percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan dan percaya pada Yesus dan tidak lagi pada Muhammad. Awalnya dia kira aku bercanda, tapi setelah aku ngotot barulah dia percaya akan perubahan diriku. Dia segera menyampaikan hal ini pada paman²ku yang lain dan berita inipun menyebar sampai ke ayahku. Salah satu paman²ku adalah haji, dan dialah yang membiayaiku belajar di perguruan tinggi di Prishtina karena orangtuaku tidak mampu menolongku. Dia adalah Muslim taat dan aku dulu telah berjanji padanya untuk sungguh² belajar dan terus beriman pada Islam. Aku merasa tidak enak dengan janjiku yang dulu itu tapi sekarang Yesus jauh lebih penting bagiku. Aku yakin aku akan kehilangan bantuan finansialnya begitu dia tahu aku murtad, meskipun dalam hati aku yakin Tuhan tidak akan meninggalkanku. Di lain pihak, sejak kematian abangku, ayahku mulai beribadah Islam dengan taat, termasuk sholat lima waktu. Tentunya berita murtadku mencengangkan dirinya.
Segera setelah ayah mendengar perubahanku, dia datang dengan cepat menemuiku untuk bertanya apakah berita itu benar. Saat itu aku sedang berada di rumah ayahku. Ayah berkata,”Aku tidak mau percaya berita itu sebelum bicara denganmu. Apakah benar?” Aku berkata padanya bahwa berita itu benar, dan aku tidak lagi percaya pada Muhammad. Jantungku berdebar-debar keras sekali. Aku tidak percaya bahwa aku punya keberanian untuk mengatakan langsung perubahanku. Ayah sangat terkejut dan marah, dia berharap aku membatalkannya dan mengatakan yang sebaliknya. Dia langsung pergi keluar dan melakukan kegiatan berkebun sambil memikirkan hal ini. Aku memperhatikannya dari jendela kamarku dan bisa kulihat jelas bahwa dia sangat gelisah. Dia berhenti bekerja sebentar, menyentuh kepalanya, jalan² sebentar, dan lalu kembali bekerja. Di malam harinya, dia menemuiku lagi dan kali ini dia bertekad bicara sampai selesai. Dia memulai pembicaraan dengan perlahan, “Ketahuilah bahwa saudara²ku ingin dapat jawaban darimu besok; aku tidak bisa bertemu dengan mereka jika kau tidak berjanji akan jadi Muslim lagi. Kau harus merubah pendirianmu malam ini.” Ini merupakan tekanan padaku meskipun tidak terlalu keras. Aku berkata, “Dengan penuh sesal, aku tidak bisa melakukannya. Kau bisa meminta apapun dariku kecuali meninggalkan Yesus. Aku benar² telah merenungkannya dengan seksama sebelum mengambil keputusan dan aku tidak bakal kompromi akan hal ini.” Sewaktu aku bicara pada ayah, sebuah ayat Alkitab muncul di benakku: “Siapapun yang menyangkalKu di hadapan manusia, Aku akan menyangkalnya pula di hadapan Bapaku di surga.” (Matius 10:33). Aku tidak boleh menyangkal Yesus, karena apa yang Dia lakukan terhadapku, begitu pikirku. Tak lama kemudian ayahku berlutut di lantai dan mulai menangis: “Kumohon jangan lakukan ini terhadapku. Hal ini merupakan hal yang paling memalukan yang pernah kualami. Aku telah kehilangan seorang putraku dan sekarang satu²nya putraku yang lain memalingkan punggungnya terhadapku. Ini merupakan hal yang lebih jelek bagiku daripada kehilangan putra sulungku. Aku tidak tahan menanggungnya, aku tidak bisa.” Ini pun merupakan pengalaman terjelek yang pernah kualami. Aku tidak pernah membayangkan ayahku berlutut menangis di hadapanku. Terlebih lagi, dalam budaya kami hal ini sungguh tidak bisa dibayangkan. Aku pun tidak tahan akan keadaan ini dan mulai menangis. Kataku: “Kumohon agar jangan memintaku menyangkal imanku pada Yesus karena aku tidak sanggup melakukannya. Jika keberadaanku di rumahmu membuat situasi semakin jelek, maka besok aku akan segera pergi dari sini.” Dia lalu berkata dengan nada yang lebih agresif: “Tapi aku adalah ayahmu, aku yang menciptakanmu. Kau harus menurut padaku, “ katanya. Dia melanjutkan: “Apakah Alkitabmu mengajarmu untuk mentaati orangtuamu?” Kujawab, “Ya, memang Alkitab mengajarkan begitu. Tapi pertama-tama, kita musti taat pada Tuhan.” Aku ingat Matius 10:37 yang menyatakan “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” Aku berlari ke kamarku sambil berdoa pada Tuhan agar hatiku tenang menghadapi keadaan. Ayahku lalu masuk kamarku. Alkitabku tampak di atas mejaku yang penuh dengan buku² Kristen. Dia melihatku, lalu mengambil Alkitab dan mulai merobeknya lembar demi lembar. Setelah selesai merobek Alkitab, dia mengambil semua buku²ku di atas meja dan juga di lemari buku dan menyobeki semuanya. Dia berkata, “Imam mesjid ternyata benar tatkala dia mengatakan padaku untuk tidak mengijinkan anakku baca buku² seperti ini karena buku² bisa merubah iman orang. Aku belagak sok pinter dengan berkata padanya bahwa anakku hanya baca² karena ingin tahu saja. Aku bangga bahwasanya anakku punya rasa ingin tahu yang besar. Sekarang ini terima buku²mu dan jangan lagi bawa buku seperti ini ke dalam rumahku.” Dia membentakku. Aku tidak melakukan apapun, karena aku tahu ayahku sangat marah. Hatiku sangat sakit melihat buku² Kristenku, termasuk Alkitab, dirobek-robek.
Tak lama kemudian aku pun meninggalkan rumah ayahku dan kembali ke Prishtina di mana aku kuliah. Aku berdoa karena aku tahu sekarang nabisbku benar² berada di tangan Tuhan. Paman yang dulu membiayai kuliahku mengatakan bahwa sebelum aku kembali lagi jadi Muslim, dia tidak akan membiayai kuliahku. Aku mengerti keputusannya, karena dia adalah haji dan tidak mungkin baginya menolong orang Kristen kuliah. Aku tetap saja percaya pada Yesus dan yakin Dia akan menunjukkan jalan keluar. Tak lama kemudian aku dapat kerjaan di Prishtina sehingga aku tidak usah mengemis-ngemis pada siapapun dan tidak perlu kompromi dengan iman baruku. Aku punya pekerjaan penuh (fulltime job = 40 jam selama 5 hari kerja) di organisasi internasional dan harus berhenti kuliah beberapa tahun sampai aku punya uang cukup untuk menyelesaikan kuliah. Tuhan membuktikan bahwa Dia setia dan nyata bagiku. Tidak sedetikpun aku merasa ditinggalkan atau dilupakan. Dia menunjukkan kemurahanNya padaku.
Hubungan dengan ayah terus saja sulit selama hampir empat tahun. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun padaku selama itu. Ketika aku pulang menjenguk mereka – terutama ibuku, karena dia paling menderita – ayah bahkan meninggalkan rumah karena tidak mau bertemu denganku dan lebih memilih bertemu dengan orang² lain. Aku selalu berusaha mendekatinya lagi, tapi dia tidak membuka kesempatan bagiku. Menurut pandangan ayahku, aku sudah bukan lagi putranya karena dia anggap aku sudah mengkhianatinya, tidak mau mentaatinya padahal dia sudah memohon padaku, dan aku telah mempermalukannya di hadapan orang² lain. Berdasarkan Qur’an dan ahadis, sebagai Kristen aku tidak layak lagi menerima warisan rumah atau harta bendanya yang lain. Dia berkata akan mewariskan segala yang dimilikinya bagi masyarakat Islam. Terlebih lagi, dia berkata pada ibuku bahwa si Ibrahim seharusnya bersyukur karena Syariah Islam tidak diterapkan di Kosovo. Kalau Syariah berlaku, maka aku tentunya dihukum karena murtad. Dia tahu sekali apa yang dinyatakan Syariah tentang murtad dan dia sendiri bersyukur kami hidup di negara sekuler sehingga aku tidak usah mati karenanya. Meskipun demikian, dia tetap tidak mau berhubungan lagi denganku. Aku berdoa bertahun-tahun akan keadaan kami dan hampir saja putus asa mengira aku tidak akan pernah lagi berbicara dengannya. Tapi apa yang tampak tidak mungkin bagiku ternyata mungkin di mata Tuhan. Suatu malam, ketika aku kebetulan sedang berada di rumah ortu, ayah tiba² sakit dan pingsan. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, dan kukira dia kena serangan jantung. Lalu aku menyadari bahwa ayah telah mengalami diare selama berhari-hari karena terserang infeksi. Aku bawa dia ke rumah sakit dan merawatnya selama beberapa hari. Aku lihat sikapnya bertambah lunak padaku dan dia mulai berbicara padaku lagi. Kami semakin dekat satu sama lain meskipun aku tidak kompromi apapun dengan imanku. Tuhan sekarang bekerja dalam diri ayahku dan aku mulai mendapatkan ayahku lagi. Tidak kukira keadaan sakit ayahku malah menyatukan kami kembali. Aku memuji Tuhan karena jalanNya sungguh berbeda dengan jalan pikiran kita.
Hal lain yang mengganggu perasaan ayahku adalah hubunganku dengan seorang gadis Kristen. Setelah hubungan kami membaik, dalam percakapan kami dia berharap agar aku mendengarkannya dan mau menikah dengan Muslimah yang mungkin nantinya bisa mempengaruhiku untuk kembali memeluk Islam. Di saat dia mengetahui aku pacaran dengan seorang gadis Kristen, dia jadi kecewa lagi. Habislah sudah harapan terakhirnya dan dia sangat tidak suka akan keputusanku. Dia berkata, “Aku tidak akan menerima kalian sebagai pasangan dalam rumahku.” Tapi aku harus bersabar dan berdoa terus untuk berjalan terus ke muka bersama imanku. Suatu saat aku mengambil keputusan untuk pulang mengunjungi keluargaku sambil membawa pacarku. Aku ingin ayah bertemu dengan calon istriku. Aku sudah siap menghadapi segalanya; yang terjelek adalah kami berdua diusir dari rumahnya. Tapi sungguh mengejutkan karena ayah ternyata bersikap ramah sekali terhadap pacarku. Ayah sangat suka padanya dan bahkan lebih banyak bicara padanya daripada denganku. Aku lihat tangan Tuhan bekerja sekali lagi. Kami pun lalu menikah dan hidup di rumah ortu sampai hampir setahun sebelum akhirnya kami pindah ke Prishtina karena pekerjaan.
Sekarang jika aku membandingkan kepercayaanku yang sekarang dengan yang dulu, aku melihat banyak perbedaan. Hal ini bukannya karena dulu aku tidak bahagia dengan Islam, tapi imanku yang sekarang sungguh tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Aku merasa Yesus memenuhi kekosongan dalam hatiku. Kekosongan ini dulu tidak mungkin diisi oleh apapun, baik agama ataupun perbuatan baik, karena ternyata tempat kosong dalam hati itu memang diciptakan untuk dihuni Tuhan sendiri.
Selain itu, setelah menerima Kristus, segala perbedaan lain antara agamaku yang dulu dan yang sekarang jadi jelas bagiku. Iman Islam terasa statis. Aku dulu percaya Tuhan itu memang ada, tapi jauuuh sekali dariku tidak peduli berapa banyak aku sholat atau puasa. Semua ibadah kulakukan karena rasa takut akan Allâh dan ancaman hukumannya. Sekarang, imanku berfungsi dan berdasarkan hubungan pribadi dengan Tuhan. Setiap perbuatan baik yang kulakukan sekarang merupakan hasil hubungan kasihku dengan Tuhan, dan bukannya dari rasa takut. Hal ini tentunya berhubungan pula dengan sifat Tuhan itu sendiri. Tuhan dalam Alkitab menyatakan diriNya sebagai Tuhan yang pribadi, dan inilah yang kualami hidup bersamaNya selama bertahun-tahun sampai hari ini. Tuhan adalah Bapa bagiku dan aku adalah anakNya, dan dalam Islam hal seperti ini dianggap sebagai penghujatan. Aku sekarang menyadari bahwa Tuhan mencintai orang² berdosa tapi tidak mencintai dosa² itu, sedangkan dulu aku diajari melalui Qur’an bahwa semua orang² berdosa akan dibakar di neraka. Setelah itu masalah yang harus dihadapi adalah jaminan kehidupan yang kekal setelah mati. Sewaktu dulu masih Muslim, aku tidak pernah merasa tenang karena tidak tahu ke mana aku akan pergi setelah mati. Meskipun aku telah berusaha keras untuk melakukan hal² yang baik, aku tidak pernah merasa cukup untuk bisa masuk surga. Sekarang aku tahu bahwa Yesus mengambil alih kutukan dosa terhadapku melalui mati di kayu salib bagi dosa²ku dan aku tidak perlu lagi membayarnya karena memang sudah dilunasi. Aku jadi yakin bahwa aku tidak usah lagi khawatir apakah kebaikanku lebih berat daripada kejahatanku jika ditimbang di Hari Kiamat. Hidup yang kekal berdasarkan iman pada Yesus adalah hadiah yang ditawarkan Yesus padaku sekali dan selamanya. Dulu aku sering bertanya-tanya: Mengapa ya aku kok tidak pernah jauh dari dosa meskipun aku sudah melakukan segala kegiatan spiritual sekuat tenaga? Aku tidak suka akan hal itu tapi tidak mampu untuk tidak melakukan dosa dalam hidupku. Setelah percaya pada Yesus Kristus, aku sadar bahwa aku punya kekuatan dalam diriku untuk mencegah tindakan berdosa dan menolak melakukannya. Ini tidak berarti aku tidak akan pernah lagi berbuat dosa karena aku masih saja terus berjuang mengalahkan sifat jelekku yang dulu, tapi ini berarti dosa tidak lagi berkuasa atas diriku. Satu lagi hal yang dulu kurasakan: semakin aku percaya pada Islam, semakin besar pula rasa benciku pada orang² Yahudi dan Kristen. Tapi sekarang rasa benci telah lenyap dari hatiku. Malah lebih dari itu, aku mencintai Muslim meskipun mereka benci terhadapku. Kekuatan benci telah diganti dengan kekuatan kasih. Sholat dan puasa hanyalah kegiatan mekanis seperti robot saja. Aku belajar menghafal berbagai Sura dalam bahasa Arab, yang dianggap Muslim sebagai bahasa surgawi, tapi tidak kumengerti dan kulafalkan saja Sura² itu bagi Allâh. Sekarang, kegiatan doaku jauh lebih berarti karena aku bicara dalam bahasaku sendiri dan aku tidak mengikuti aturan² gerakan apapun. Aku berkata saja pada Tuhan segala isi hatiku dan aku tahu Dia akan selalu mendengarkanku. Andaikata pun aku puasa sekarang, aku tidak memberitahu siapapun. Cukup hanya Tuhan yang tahu dan melihatnya. Melalui puasa, aku berusaha mendekatkan diri pada Tuhan dengan mengenyampingkan hal yang paling utama dalam hidup yakni makanan. Aku meninjau kembali hidupku, meminta ampun atas segala dosaku, berdoa dan menatap hari depan sesuai dengan rencana Tuhan dan aku akan menyembahNya sebagaiamana keberadaanNya.
Wahai teman², begitulah kisah bagaimana aku mengenal Yesus secara pribadi dalam hidupku. Sungguh hal itu merupakan hal yang paling berharga dalam hidup. Iman pada Yesus tidak ada hubungannya dengan agama, atau masalah agama ini lebih baik daripada agama itu, tapi lebih berhubungan langsung dengan hubungan baru yang sifatnya pribadi dengan Tuhan. Aku ingin kalian semua yang membaca kisahku menyadari tentang Yesus Kristus dan meminta Tuhan untuk mewujudkan diriNya padamu karena Dia itu setia dan menunggumu senantiasa. Terlebih lagi, Dia sendiri sudah berjanji untuk menjawabmu jika kau mencariNya dengan sepenuh hati: Mintalah,maka akan diberikan kepadamu;carilah,maka kamu akan mendapat;ketoklah,maka pintu akan dibukakan bagimu (Matius 7:7)
Wahai teman², di masa lalu aku telah banyak berbuat kesalahan dan menyesal akan banyak hal, tapi satu hal yang tidak pernah kusesali adalah saat penting di mana aku beriman pada Yesus Kristus selamanya, sebagai Tuhan dan Juru Selamatku.
Ingat ya, pada saat ini Dia menyatakan ajakan padamu untuk memiliki hidup baru denganNya, hidup yang penuh sukacita dan damai. Keputusan tentang nasibmu yang abadi terletak di tanganmu.
Jangan sungkan menghubungiku dengan pertanyaan apapun. Semoga Tuhan memberkatimu secara berlimpah!
Ibrahim.
http://www.siaranalhayat.com/2010/06/28/kesaksian-ibrahim-dari-albania/
Comments
Yang bener saja, Yesus disalib saja tidak ada yang menolong. Bagaimana mungkin Dia bisa menolong orang lain
Saudara Hadi, Isa Al-Masih menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi umat manusia. Ia memang tidak merencanakan untuk bisa lepas dari kayu salib. Justru rencana-Nya adalah untuk menjadi korban, menggantikan manusia berdosa yang harus dihukum.
Persis seperti janji Allah sewaktu manusia (Adam dan Siti Hawa) jatuh dalam dosa, bahwa akan ada 'keturunan perempuan' yang akan meremukkan kepala iblis, dan iblis akan meremukkan tumitnya.
"Berfirmanlah Allah: "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Taurat, Kitab Kejadian 3:15)
Meremukkan kepala iblis, maksudnya Isa akan mengalahkan iblis untuk selamanya, melalui kematian-Nya. Diremukkan tumit-Nya, maksudnya bahwa Isa akan menderita, mati, dan bangkit kembali.
Isa Al-Masih adalah Yang Dijanjikan dan Yang Diurapi oleh Allah sendiri. Itu sebabnya Isa diberi gelar Al-Masih.
Untuk mengenal lebih lanjut tentang Isa sebagai jalan keselamatan, silahkan Saudara merenungkan: isadanislam.com/jalan-keselamatan
~
CA
Tentang akhlak umat Islam memang diakui orang banyak yang tidak bagus dan mengecewakan, seperti korupsi, dan lain-lain. Terutama di negara yang padat penduduk dan susah hidupnya seperti di Indonesia.
Namun itu bukan bermakna ajaran Islamnya mengajarkan seperti itu, tetapi pemeluknya yang tidak mau mengikuti ajaran agamanya dengan benar.
Tidak mengherankan jika Allah ingin membuat jembatan halus seperti rambut dibelah tujuh, sebab Allah itu Maha berkuasa. Itu perkara ghaib yang tidak dapat dipikirkan oleh akal pikiran kita yang terbatas.
Akal pikiran kitapun Allah yang ciptakan. Tentang bagaimana alam akhirat, surga dan neraka. Kita sekarang belum melaluinya, tetapi akhirnya pasti akan melaluinya setelah mati nanti.
Kita jalankan saja tugas kita sebagai hamba-Nya di dunia semampu kita.
Saudara Yusoff,
Kami tidak pernah mengatakan akhlak orang Islam kurang baik. Tidak sedikit orang Islam yang baik, ramah, dan jujur. Tapi bila kita lihat negara yang notabene menganggap dirinya Islam, memang jarang ada yang bagus. Lihatlah, di zaman ini, banyak negara di Timur Tengah yang sedang kolaps.
Pemberi kesaksian di atas mengatakan mustahil bagi manusia dapat mencapai sorga dengan kekuatan dan usaha sendiri. Hal itu bagaikan menyeberangi jembatan yang tipisnya seperti sehelai rambut dibelah tujuh. Bagaimana bisa mencapai sorga dengan berjalan di atas jembatan itu?
Nabi Saudara berkata: “Mendekatlah dan berusahalah benar! Ketahuilah, bahwa setiap orang di antara kalian tidak bakal selamat karena amalnya.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga engkau?” Rasulullah bersabda: “Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahiku dengan rahmat dan karunia dari-Nya.” (Hadits Shahih Muslim).
Keselamatan mustahil dicapai lewat amal perbuatan. Keselamatan hanya bisa didapat jika Allah melimpahi kita dengan rahmat dan karunia dari-Nya.
"Sebab karena kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" (Injil, Surat Efesus 2:8).
~
CA
Jembatan menuju surga akan terlihat sangat indah dan ada angkutan yang siap membawa kita bila hati dan amalan kita bersih, tetapi sebaliknya akan terlihat seperti rambut terbelah tujuh dan setajam pedang bila kita melakukan banyak dosa.
Mari kita saling mendoakan agar kelak kita selamat melewatinya. Umat Muslim tak ada salahnya mendoakan umat agama lain, selama mereka yang didoakan itu masih hidup. Tapi haram hukumnya mendoakan umat lain yang sudah wafat.
"Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah" (Matius 5:9)
Alkitab sangat jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugrah melalui iman di dalam Isa Al-Masih.
Seseorang diselamatkan melalui iman – hanya melalui iman, bukan karena melakukan perbuatan baik. Pada saat seseorang sungguh-sungguh percaya Isa Al-Masih, sesungguhnya dia telah diselamatkan dan keselamatannya pasti terjamin. Bukan lagi mudah-mudahan selamat.
Jaminan keselamatan pad a seseorang dibuktikan dengan kehidupannya yang membenci dosa. Mereka adalah ciptaan baru di dalam Isa Al-Masih, yaitu orang-orang yang tidak akan terus menerus hidup dalam dosa. “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia" (Injil, Surat 1 Yohanes 3:6).
Orang yang sudah mempunyai kepastian keselamatan, tidak lagi berdoa untuk keselamatannya.
Mereka berdoa kepada Allah, agar Allah membuka hati orang lain yang belum selamat untuk menerima anugrah keselamatan di dalam Isa Al-Masih.
~
SL
Enak benar jadi manusia, berbuat apa saja tidak masalah. Kan dosa-dosanya sudah ditebus.
Alkitab sangat jelas menyatakan bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugrah melalui iman di dalam Isa Al-Masih.
Seseorang diselamatkan melalui iman – hanya melalui iman, bukan karena melakukan perbuatan baik. Pada saat seseorang sungguh-sungguh percaya Isa Al-Masih, sesungguhnya dia telah diselamatkan dan keselamatannya pasti terjamin. Bukan lagi mudah-mudahan selamat.
Jaminan keselamatan pada seseorang dibuktikan dengan kehidupannya yang membenci dosa.
Mereka adalah ciptaan baru di dalam Isa Al-Masih, yaitu orang-orang yang tidak akan terus menerus hidup dalam dosa.
“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia" (Injil, Surat 1 Yohanes 3:6).
~
SL
Kaum Muslim memang percaya bahwa Isa Al-Masih adalah seorang nabi yang membawa keselamatan, tapi bukan untuk disembah.
Jikalau Saudara mengaku percaya bahwa Isa Al-Masih adalah pembawa keselamatan atau Juru Selamat, maka Saudara harus pula merenungkan apa makna gelar "Al-Masih" yang hanya diberikan kepada Isa Al-Masih seorang.
Kata "Masih', atau "Mesias" berarti "Yang diutus dan diurapi oleh Allah". Melihat pada sejarah kata "Mesias" dalam Taurat, Zabur, dan Kitab Nabi-Nabi, maka kita mengetahui bahwa Sang "Mesias" tersebut adalah satu-satunya Sang Juru Selamat yang dijanjikan oleh Allah. Dan kalau kita mau meneliti lebih lanjut, maka kata "Juru Selamat" di dalam Kitab Suci hanya dipakai bagi Allah seorang.
Allah itu sendiri pula yang kemudian berkenan menjelma menjadi manusia. "Pada mulanya adalah Firman (Kalimat Allah); Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Kalimat Allah) itu adalah Allah." (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1).
KItab Saudara menjelaskan bahwa Kalimat Allah itu adalah Isa Al-Masih, dan Dia adalah perwujudan dari Roh Allah itu sendiri. (Qs 3:45, 4:171, 21:91).
~
CA
Darah Yesus dapat membersihkan hati dari dosa? Bagaimana bisa? Toh Dia sendiri saat disalibkan tidak ikhlas. Kemudian orang yang menyalibkan-Nya apakah dihukum?
Saudara Arsun, Isa Al-Masih sungguh ikhlas untuk menerima dan menanggung hukuman atas dosa yang diperbuat oleh umat manusia.
Kitab Suci mengatakan bahwa Ia sendirilah yang telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita:"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita." ( Surat Pertama Rasul Yohanes 3:16).
Walaupun peristiwa penyaliban adalah merupakan rencana dan kehendak Allah, tetapi kehendak Allah itu tidak dipaksakan-Nya kepada orang-orang yang menyalibkan Isa Al-Masih, untuk harus mereka yang melakukannya.
Manusia melakukan dosa tanpa paksaan, melainkan dengan kerelaan hati atau pilihan sendiri. Ketika Saudara melakukan dosa, apakah Saudara melakukannya dalam keadaan dipaksa oleh Allah? Tidak bukan?
Itulah sebabnya kita semua harus bertanggungjawa b atas semua dosa yang telah pernah kita lakukan.
Namun tidak usah kuatir. Hukuman atas dosa kita telah ditanggung oleh Isa Al-Masih di atas kayu salib, jika kita menyerahkan diri kita untuk mau percaya kepadanya. Jika demikian, maka sorga sudah menjadi milik kita (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16).
~
CA
Mantap, penjelasannya rasional dan tidak mengada-ada. Umat Muslim mendasarkan kepercayaannya bahwa banyak beramal dan beribadah dapat masuk surga, tapi mereka lupa bahwa sebanyak apapun amal ibadahnya tidak akan melebihi berat dosanya.
Untuk itulah diperlukan Yesus untuk menghapus dosa-dosa. Yesus datang ke dunia karena kehendak Allah sendiri dan setiap Minggu umat Kristen ke gereja untuk diundang ke perjamuan Tuhan, mengakui dosa dan minta pengampunan melalui Yesus Kristus.
"Isa bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa adalah sang "Jalan". Melalui Dia orang dapat belajar mengenai "Kebenaran" tentang Allah dan menemukan "Hidup" bersama Allah.
~
SO
Saudara Kusnadi,
Sebelumnya maaf karena beberapa komentar saudara kami hapus. Bukan karena kami pengecut atau karena tidak bisa menjawab pertanyaan saudara. Bila saudara ingin memberi komentar, silakan memberi komentar yang tidak melanggar aturan berikut ini:
Pedoman wajib untuk memasukkan komentar:
1. Tidak boleh memakai lebih dari satu kolom komentar.
2. Pertanyaan/masu kan harus berhubungan dengan uraian diatas.
3. Sebaiknya satu atau dua pertanyaan dalam satu kolom komentar.
4. Hanya menggunakan bahasa Indonesia yang umum dan dimengerti semua orang.
5. Tidak memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh, tdk, dlsbgnya.
6. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
7. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Untuk pertanyaan/masu kan yang majemuk, silakan mengirim email ke: masukanidionline.info.
Kiranya petunjuk-petunj uk di atas dapat kita perhatikan.
~
SO
Yesus Kristus lah Juruselamat saya, kamu dan kita semua.
Saat ini saya seorang Muslim, namun saya lebih percaya bahwa Tuhan Yesus Juruselamat saya sampai selama-lamanya.
Awalnya saya sangat tertarik dengan ajaran Kristus untuk saling mengasihi, memaafkan orang yang telah menyakiti. Tetapi orang Islam yang saya kenal hampir semuanya menyimpan dendam.
Jadi bersukacitalah mereka yang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Karena Dia mau menghapus dosa kita dan mati di kayu salib. Orang yang ingin mengikuti-Nya harus mau memikul salibnya.
Saudara Sovilla,
Terimakasih untuk komentar saudara di atas. Memang tidak salah seorang Muslim menjadi pengikut Yesus dan menjadikan Dia sebagai Juruselamatnya. Karena yang Yesus butuhkan adalah iman saudara, bukan agama saudara.
Demikian juga tujuan situs ini, bukan untuk mengajak saudara atau siapapun meninggalkan agamanya dan menjadi Kristen. Melalui situs ini kami hanya ingin memperkenalkan satu Pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang dapat memberi jaminan keselamatan akherat.
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Injil, Surat Roma 6:23)
~
SO
Hai Sovilia, salam kenal.
Saya merinding dengan pernyataan saudara. Saya salut dengan anda. Mungkin 1 di antara 1.000.000 orang yg bisa bilang seperti anda. Kalau anda sudah merasakan kehadirat Tuhan, anda mungkin akan berjumpa dengan Tuhan Yesus secara pribadi.
Jangan ragu lagi, saya sudah pernah mendapatkan doa yang langsung Yesus jawab setelah selesai berdoa.
God bless Sovilia.
Bagi saya Islam adalah Isa Alaihi Salam. Isa Sang Damai Allah, Isa pembawa Damai Illahi. Kalau orang Jawa memakai Jarwadasa akan menjadi. Mekaten kula matur sembah nuwun. Mugi sih rahmating Gusti Yesus hamberkahi sederek sedaya.
Syalom staf Isa dan Islam,
Mohon ijin alamat blok ini saya cantumkan di pesan pribadi BBM ya bapak/ibu. Gbu.
Shalom Sdr. Walter,
Tentu kami tidak keberatan bila saudara ingin berbagi alamat website ini. Terimakasih sebelumnya untuk bantuan saudara.
Tuhan memberkati.
~
SO
Kita di dunia ini mencari apa sih selain keselamatan? Terus jalannya? Dari ajaran agama, bukan dari fenomena yang ada sekarang, karena gak akan ada habisnya kita nyebutin kejelekan satu sama lain. Lakum diinukum waliyadiin lah. Karena yang pantas menilai baik dan buruk itu cuma Allah. Yang mana kita sama-sama mengakui Dia sebagai Tuhan kita (Tuhan yang tunggal bagi Muslim dan Tuhan Bapa bagi Nasrani).
Saudara Roni,
Tentu kita semua berusaha untuk mencari keselamatan. Ada banyak orang yang beramal dan melakukan perbuatan baik. Tujuannya agar dapat memperoleh keselamatan. Namun ternyata kita tidak dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri. Agama pun tidak dapat menyelamatkan. Karena hanya Allah yang dapat memberikan jalan dan menjamin keselamatan manusia.
Jalan keselamatan itu hanya ada dalam Isa Al-Masih, Allah yang menjadi manusia. Karena itu Isa Al-Masih berkata, “dan Aku [Isa Al-Masih] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:28).
Sudahkan saudara memperoleh jalan keselamatan yang disediakan Allah?
~
NN
Bom terjadi di Irak, Iran, Suriah, Mesir, Pakistan dan negara-negara lain membunuh orang2 yang tidak berdosa. Apakah mungkin Allah mengajarkan manusia untuk membunuh sesama manusia? Sejak zaman Nabi Adam, Musa, Nuh dan Nabi lainnya, Allah menggunakan kuasa-Nya sendiri untuk menghukum manusia yang tidak taat kepada-Nya. .Semoga menjadi bahan perenungan. Jangan sampai terlambat, Isa putra Maryam akan datang sebagai Hakim yang Adil pada hari kiamat.
Saudara Kebenaran,
Allah yang benar tentu tidak pernah megajarkan kekerasan pada umat-Nya. Manusialah yang sering menganggap dirinya paling benar dan memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat, termasuk membunuh. Semuanya karena dosa yang telah menjalar kepada seluruh manusia.
Karena itu Allah memberikan jalan agar manusia mengalami penebusan dosa dan dilepaskan dari kuasa dosa yang membelenggu. Allah memberikan jalan keselamatan dengan menjadi manusia dalam Isa Al-Masih. Dan Isa Al-Masih akan datang sebagai Hakim pada akhir jaman. Namun bukan hanya itu, Isa Al-Masih berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).
Isa Al-Masih memiliki kuasa sebagai Hakim pada akhir jaman dan Ia adalah jalan untuk kita memperoleh keselamatan.
~
NN
Tolong memberikan komentar yang tidak melanggar norma-norma. Kami berhak menghapus komentar yang kasar, mengejek dan bersifat menyerang termasuk komentar yang tidak ada hubungannya dengan artikel di atas. Silakan menggunakan bahasa yang jelas dan tidak menggunakan singkatan!
PEDOMAN MEMASUKKAN KOMENTAR:
(1) Tidak boleh memakai lebih dari satu kotak.
(2) Pertanyaan / masukan harus berhubungan erat dengan uraian.
(3) Sebaiknya satu atau paling dua pertanyaan / konsep dimasukan dalam satu comment.
(4) Masukan harus selalu sopan dan jangan agresif.
(5) Masukan tidak boleh memuat banyak bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
(6) Masukan harus dalam Bahasa Indonesia yang lazim dimengerti semua orang.
(7) Masukan tidak boleh memakai singkatan-singk atan, misalnya yg, dlm, sdh,dlsbgnya.
(8) Huruf besar tidak boleh dipakai untuk menekankan sesuatu.
(9) Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
Kami mempersilakan Saudara mengemail masukanidionline.info untuk pertanyaan / comment yang majemuk. Kami senang menjawabnya.
Wassalam,
Staff, Isa dan Islam