Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Selasa, 22 Oktober 2013

Ilmuwan Temukan Waktu Kematian Yesus


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.



Yesus wafat pada Jumat, 3 April 33 Masehi. Inilah hasil investigasi kaitan kematian Yesus dengan gempa bumi.

Penelitian ini digelar oleh Peninjau Geologi Internasional (IGR) dengan melihat aktivitas gempa sekitar Laut Mati. Gempa ini bersumber sekitar 13 mil dari Yerusalem.

Injil Matius Bab 27 mengatakan ketika Yesus meninggal saat disalib, gempa mengejutkan terjadi di lokasi itu. Tanah bergetar dan langit tiba-tiba gelap.

Kini peneliti menelusuri konteks teks tersebut dengan dukungan  rekaman geologi, dan data astronomi. Penggabungan data untuk mencari tanggal kemungkinan waktu kematian Yesus.

Pakar geologi Supersonic Geophysical, Jefferson Williams dan koleganya dari Pusat Penelitian Ilmu Geologi Jerman mempelajari sampel tanah dari pantai Ein Gedi Spa, di dekat Laut Mati.

Setelah menggali hingga ke lapisan tanah terdalam, dua gempa bisa dideteksi dengan melihat sendimen yang membentuk lapisan. Varves yang menjadi sebutan untuk lapisan tanah yang diteliti itu dibangun setiap tahun.

Penyebaran gempa terjadi mulai pada 31SM. Gempa lain menghempas pada 26 Masehi dan 36 Masehi.

Williams mengatakan kepada Discovery, gempa terakhir terjadi pada tahun ketika Pontius Pilate menjadi penguasa Yudea. Inilah saat gempa yang disebutkan dalam Injil Matius terjadi.

Menurut Williams seperti dilansir dari Daily Mail, hari dan tanggal Yesus disalib masih belum pasti. Tapi, tahun kematian sudah sesuai.

Williams mencari petunjuk dengan mencocokan semua data-data dari Injil. Hari Jumat dipilih karena semua Injil menyatakan penyaliban terjadi pada hari itu.

Peneliti mengatakan petunjuk ini dikombinasikan dengan kalender Yahudi dan data astronomi. Hasilnya, Jumat 3 April 33 Masehi merupakan kemungkinan paling tepat. (adi)

Sumber: Viva News


Senin, 14 Oktober 2013

Kesaksian: Mengapa Saya Menolak Agama, Tetapi Menerima YESUS


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.




Kesaksian saat sholat tahajud dikunjungi Isa Almasih 5


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.




Minggu, 28 Juli 2013

BUKAN MENYEMBAH TAPI MENGHORMATI.


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

BUKAN MENYEMBAH TAPI MENGHORMATI.

Pertimbangkanlah ini. Ketika Israel menyembah Baal Peor (dalam kisah kitab Hosea 9:10) atau ketika Filistin menyembah Dagon (baca kitab kitab Hakim hakim 16:3) mereka pasti berkata bahwa kami tidak menyembah berhala tapi menyembah Tuhan. Niat mereka tentu menyembah Tuhan tapi sesat. Salah sembah. Baal Peor bukan Tuhan asli. Demikian juga Dagon. Lalu bagaimana dengan Sang SWT Allah Nabi Muhammad ini? Apakah dia Tuhan yang asli?

Jika orang bertanya kepada muslim,
“Mengapa muslim menyembah Allah tapi sujud nya ke arah batu hitam?” maka muslim dengan pede menjawab "Kami tidak menyembah tapi menghormati saja”

Kalau ditanya “Kenapa perlu menghormati Batu Hitam itu?” maka Muslim akan menjawab “Tidak ada hukum wajib untuk itu"

Kalau ditanya “Kalau tidak ada hukum wajib, kenapa 5 kali sehari menghadap batu Hitam itu? Maka akan dijawab “Kami tidak menyembah tapi menghormati saja”. Begitu terus.

Sembari berkata demikian, beberapa Muslim – untuk member tekanan kepada yang bertanya - bersumpah-sumpah bahwa dia tidak menyembah itu dan sembari mengkafirkan muslim lain yang menyembah batu hitam tsb ia berkata "Saya tidak Menyembah Batu Hitam di Mekkah itu tapi hanya menyembah Tuhan kearah Mekkah"

Meskipun muslim bersumpah-sumpah tidak menyembah berhala, tapi cara penyembahan itu tidak merubah fakta bahwa Muslim telah menyembah berhala, bukan?
Apa pembandingya? Kalau kita melihat kaum pagan menyembah dewanya, mereka juga berkata menyembah Tuhan. Seperti Ketika Israel menyembah Baal Peor (dalam kisah kitab Hosea 9:10) mereka pasti berkata bahwa kami tidak menyembah berhala tapi menyembah Tuhan. Atau ketika Filistin menyembah Dagon (baca kitab kitab Hakim hakim 16:3) mereka pasti berkata bahwa kami tidak menyembah berhala tapi menyembah Tuhan


Sabtu, 30 Juni 2012

SEJARAH PENYUSUNAN QURAN


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

SEJARAH PENYUSUNAN QURAN

Gambar disamping adalah Quran versi Asim dari Kufa lewat Hafs, yang merupakan acuan dari Quran cetak edisi Mesir.

Bagaimana proses penyusunan Quran hingga terbentuk menjadi sebuah kitab seperti yang ada sekarang ini? Kebanyakan kaum Muslim meyakini bahwa Quran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Muhammad lebih dari seribu empat ratus tahun silam. Bahkan muslim percaya banwa Quran merupakan salinan dari kitab yang ada disurga ( lahul mahfuz). Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan2 teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin2 Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Quran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa kebohongan, dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

PARA PAKAR ISLAM PUN TIDAK BISA MEMBUKTIKAN APAKAH QURAN YANG ADA SEKARANG INI MASIH SAMA ISINYA DENGAN QURAN YANG ADA DIJAMAN MUHAMMAD.

Dulu kami pernah diceritakan tentang bagaimana Quran dibentuk. Dua keterangan yang paling terkenal adalah; sebelum dia mati, Muhammad menyusun Quran menjadi sebuah buku dan Kalifah berikutnya, Abu Bakar, menyusunnya dari orang2 yang telah menulis ayat2 Quran dan menghafalnya. Meskipun begitu, kami diajarkan bahwa Quran yang sekarang ini sama persis dengan yang diberikan pada Muhammad dulu oleh malaikat Jibril.

Untuk mengerti sejarah Islam kami kemudian mulai mempelajari sumber2 Islam yang bisa dipercaya, terutama yang Sahih yang disusun oleh Bukhari. Sewaktu sedang mempelajari sejarah penyusunan teks Quran, betapa kagetnya kami ketika mengetahui bahwa Quran yang kita miliki hari ini ternyata telah melalui beberapa tahapan evolusi sebelum mencapai versi standar sekarang ini. Misalnya, kami menemukan ada tujuh cara yang berbeda untuk melafalkan Quran. Seorang dapat melafalkan dan mengingat Quran secara berbeda dan itu tetap diterima sebagai wahyu Allah. Kutipan dari Hadis Sahih Bukhari:

Sahih Bukhari 41:601,
Dikisahkan oleh 'Umar bin Al-Khattab: Aku dengar Hisham bin Hakim bin Hizam melafalkan Surat-al-Furqan dengan cara yang berbeda dengan caraku. Rasul Allah telah mengajarkan padaku (dengan cara yang berbeda). Lalu, aku hampir saja ingin bertengkar dengan dia (pada saat sembahyang) tapi aku tunggu sampai dia selesai, lalu aku ikat bajunya di sekeliling lehernya dan kuseret dan kubawanya menghadap Rasul Allah dan berkata, “Aku telah mendengar dia melafalkan Surat-al-Furqan dengan cara yang berbeda dengan yang kau ajarkan padaku.” Sang Rasul menyuruhku melepaskan dia dan meminta Hisham melafalkannya. Ketika dia melakukan itu, Rasul Allah berkata, “Itu (Surat-al-Furqan ) dilafalkan begitu.” Sang Rasul lalu meminta aku melafalkannya. Ketika aku melakukannya, dia berkata, “Itu dilafalkan begitu. Qur’an telah dinyatakan dalam tujuh cara yang berbeda, jadi lafalkan dengan cara yang mudah bagimu.”

Karena terdapat tujuh cara pelafalan Quran (qiraat) ini berarti kaum Muslim dapat mengingat Quran dalam tujuh cara yang berbeda, bukan hanya satu. Jika Muhammad telah mengijinkan tujuh cara untuk melafalkan Quran, maka tentunya juga ada tujuh versi Quran, dan bukan hanya satu!

Kami tidak pernah diajarkan bahwa ada tujuh buah Quran, tapi kami hanya diberitahu ada satu Quran saja. Apakah memang betul ada tujuh buah dan semuanya itu asli ? Ketika kami terus melanjutkan penelaahan, kami temukan Hadis Sahih lain yang memperkuat dan memperluas paham bahwa Quran mungkin dikisahkan dalam tujuh cara yang berbeda.

Sahih Bukhari 54:442
Rasulullah berkata; Jibril melafalkan Quran padaku dengan satu cara (dielek), aku kemudian menyuruhnya untuk melafalkan dengan cara yang berbeda, hingga ia melafalkan dengan tujuh macam cara.

Hadis serupa dapat dilihat pada Bukhari 61:513, 61:514, dan 3:640.

Sewaktu kami mempelajarinya lebih lanjut, Hadis Sahih menegaskan bahwa bukan Muhammad yang menyusun tulisan Quran menjadi satu koleksi, tapi ini untuk pertama kali dilakukan di bawah kekuasaan Kalifah Abu Bakar. Ternyata pada saat itulah qurra, yakni orang2 yang menghafalkan Quran, terbunuh di Perang Yamama. Khalifa Abu Bakar memerintahkan untuk dibuat kumpulan ayat2 Quran, dan ini juga atas desakan Umar (Kalifah kedua). Kumpulan ayat ini disimpan oleh Kalifah Abu Bakar, dan setelah dia mati, lalu disimpan oleh Kalifah Umar dan diserahkan pada anak perempuan Umar yang bernama Hafsa, yang juga janda Muhammad.

Sahih Bukhari 61:509
Dikisahkan oleh Zaid bin Thabit: Abu Bakr As-Siddiq memanggilku ketika orang2 Yamama telah dibunuh (sejumlah pengikut sang Nabi yang bertempur melawan Musailama). (Aku pergi kepadanya) dan menemukan 'Umar bin Al-Khattab duduk dengannya. Abu Bakar lalu berkata (padaku), “Umar telah datang padaku dan berkata: “Banyak yang Qurra Quran (orang2 yang hafal Quran di luar kepala) yang tewas di Perang Yamama dan aku takut akan lebih banyak lagi Qurra yang akan tewas di medan perang lain, sehingga sebagian besar Quran bisa hilang. Karena itu aku menganjurkan kau (Abu Bakr) memerintah agar ayat2 Quran dikumpulkan.”

Aku berkata pada ‘Umar, “Bagaimana kau dapat berbuat sesuatu yang Rasul Allah saja tidak lakukan?” ‘Umar berkata, “Demi Allah, ini adalah usaha yang baik.” ‘Umar terus saja membujukku untuk menerima usulnya sampai Allah membuka hatiku dan aku mulai menyadari kebenaran usul ini.”

Lalu Abu Bakar berkata (padaku). ‘Kamu adalah anak muda yang bijaksana dan kami tidak curiga apapun padamu, dan kau biasa menulis Ilham Illahi bagi Rasul Allah. Maka kau harus mencari (ayat2 terpisah-pisah) Qur’an dan mengumpulkannya jadi satu buku.” Demi Allah, jika mereka memerintahkanku untuk memindahkan satu dari gunung2, ini tidak akan sesukar perintah mengumpulkan ayat2 Quran. Lalu aku berkata pada Abu Bakar, “Bagaimana kau dapat berbuat sesuatu yang Rasul Allah saja tidak lakukan?” Abu Bakar menjawab, ““Demi Allah, ini adalah usaha yang baik.” Abu Bakar terus saja membujukku untuk menerima usulnya sampai Allah membuka hatiku seperti Dia telah membuka hati Abu Bakar dan Umar.

Lalu aku mulai mencari ayat2 Quran dan mengumpulkannya dari (yang ditulis di) tangkai2 palem, batu2 putih tipis dan juga orang2 yang mengingatnya dalam hati, sampai aku menemukan ayat akhir dari Surat At-Tauba (Pertobatan) dari Abi Khuzaima Al-Ansari, dan aku tidak menemukan ayat ini pada orang lain. Ayatnya berbunyi: ‘Sesungguhnya telah datang bagimu seorang Rasul (Muhammad) dari antara kalian sendiri. Dia sedih melihat engkau harus menerima kecelakaan atau kesusahan … (sampai akhir Surat-Baraa’ (At-Tauba) (9.128-129). Lalu naskah2 (salinan) lengkap Quran disimpan Abu Bakr sampai dia mati, lalu disimpan ‘Umar sampai akhir hidupnya, dan kemudian disimpan Hafsa, anak perempuan Umar.

Sewaktu kami mempelajari Hadis Sahih di atas dan Hadis yang lain yang sama pesannya, kami mendapatkan hal2 yang penting. Pertama, Umar khawatir jika Quran tidak ditulis, dan jika qurra banyak yang mati, maka sebagian besar Quran akan hilang.

Kedua, ini adalah tugas yang monumental (besar sekali) yang diberikan pada Zaid karena Muhammad sendiri tidak pernah melakukan hal ini, dan Zaid menjelaskan kekhawatirannya.

Ketiga, perlu banyak usaha untuk mengumpulkan ayat2 Quran karena beberapa ayat hanya diingat oleh satu orang dan tidak ada orang lain yang menegaskan atau membenarkannya. Ada beberapa Hadis Sahih lain yang juga mengatakan hal itu.

Kejujuran Zaid membuat kami waswas. Apakah betul ini adalah tugas yang sangat berat? Apakah memang dia orang yang tepat melaksanakan tugas itu? Kami mulai mencari dan menemukan bahwa Muhammad telah menganjurkan orang2 lain dan bukan Zaid untuk mengajar Quran pada muslim lain.

Sahih Bukhari 61:521
Dikisahkan oleh Masriq: 'Abdullah bin 'Amr mengingatkan 'Abdullah bin Masud dan berkata, "Aku akan mencintai orang itu selamanya, karena aku mendengar sang Nabi berkata, ‘Belajarlah Qur’an dari empat orang ini: 'Abdullah bin Masud, Salim, Mu'adh dan Ubai bin Ka'b.’"

Kami sangat khawatir karena tidak seorangpun dari keempat orang yang direkomendasikan Muhammad untuk mengajar Quran diberi tugas untuk mengumpulkan atau menegaskan kebenaran Quran. Yang disuruh justru juru tulisnya Muhammad: Zaid bin Thabit. Dia juga khawatir bahwa tugas ini terlalu berat. Tapi baik Kalifah Abu Bakr maupun Umar pada saat itu tidak minta satu pun dari keempat orang di atas untuk memeriksa hasil penyusunan Quran buatan Zaid.

Kami lanjutkan penyelidikan dengan rasa agak bingung karena proses penyusunan ini ternyata melibatkan lebih banyak hal yang tidak pernah didengar sebelumnya. Sayangnya, kami mendapatkan bahwa sejarah penyusunan Quran tidak berhenti pada saat itu saja. Dengan makin bertambah dan menyebarnya masyarakat Muslim, jadi bertambah sukar pula untuk mempertahankan keutuhan isi Quran karena tidak ada satu patokan isi Quran yang sah, setiap guru agama punya salinan mereka sendiri. Ini mengakibatkan banyaknya ketidaksetujuan diantara masyarakat Muslim, dan karena itu, Kalifah Utsman diminta untuk berbuat sesuatu untuk menanggulangi hal ini.

Harap diingat bahwa pada saat itu, naskah Quran yang dikumpulkan Zaid tidak disebarkan ke mana2, dan masih disimpan oleh Hafsa. Juga perhatikan apa yang dilakukan Kalifah Utsman seperti yang diterangkan di Hadis Sahih Bukhari berikut.

Sahih Bukhari, 61:510:
Dikisahkan oleh Anas bin Malik: Hudhaifa bin Al-Yaman datang pada Utsman pada saat orang2 Sham dan Iraq sedang mengadakan perang untuk menaklukkan Arminya dan Adharbijan. Hudhaifa takut akan perbedaan pelafalan Qur’an yang dilakukan mereka (orang2 Sham dan Iraq), lalu dia berkata pada ‘Utsman, “O ketua orang yang beriman! Selamatkan negara ini sebelum mereka bertentangan tentang Buku ini (Qur’an) seperti yang dilakukan orang Yahudi dan Kristen sebelumnya.” Lalu ‘Utsman mengirim pesan pada Hafsa yang isinya, “Kirim pada kami naskah2 Qur’an sehingga kami bisa mengumpulkan bahan2 Qur’an dalam salinan yang sempuran dan mengembalikan naskah2 itu padamu.”

Hafsa lalu mengirimkannya pada ‘Utsman. ‘Utsman lalu memerintahkan Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham untuk menulis ulang naskah2 itu menjadi salinan yang sempurna. ‘Utsman berkata pda tiga orang Quraish, “Andaikata kau tidak setuju dengan Zaid bin Thabit tentang isi apapun dalam Qur’an, maka tulislah Qur’an dalam dialek Quraish, agar Qur’an dinyatakan dalam bahasa asli mereka.”

Mereka melakukan itu, dan ketika mereka telah menulis banyak salinan, ‘Utsman mengembalikan naskah2 yang asli pada Hafsa. ‘Utsman mengirim satu salinan Qur’an ke setiap propinsi Muslim, dan memerintahkan semua tulisan2 Qur’an lain, baik yang ditulis di beberapa naskah atau seluruh buku, dibakar.

Said bin Thabit menambahkan, “Satu ayat dari Surat Ahzab hilang dariku ketika kita menyalin Qur’an dan aku biasa mendengar Rasul Allah menceritakannya. Maka kami mencarinya dan menemukannya pada Khuzaima bin Thabit Al-Ansari. (Ayat ini berbunyi): ‘Diantara orang2 yang beriman ada orang2 yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah.’ (33.23)

Dari mempelajari kisah di atas dan juga Hadis Sahih lain yang pesannya serupa, kami perhatikan ada beberapa kumpulan Quran yang berbeda2 yang tersebar saat itu. Ini adalah bagian kumpulan Quran yang dibuat oleh keempat guru2 Quran yang direkomendasikan Muhammad seperti yang ditulis di Hadis terdahulu, yakni salah satunya Ubai bin Ka'b. Lagi2 kami merasa terganggu dengan hal2 berikut.

Pertama, ada banyak ketidaksetujuan diantara para Muslim tentang apa yang seharusnya ada dalam Quran. Karena itu, Kalifah Utsman memerintahkan naskah2 Quran yang disimpan Hafsa untuk disalin dan disebarkan dan ditunjuk sebagai salinan Quran yang sah.

Kedua, jika ada banyak ketidaksetujuan diantara ahli2 tulis yang menyalin Quran tentang bagaimana melafalkan suatu ayat, Utsman menyuruh mereka menulisnya dalam dialek Quraish. Kami kecewa ketika tahu bahwa Kalifah Utsman memerintahkan perubahan kata2 Quran ke dalam dialek Quraish. Apakah perubahan bagian dari tujuh versi Quran yang berbeda? Kami tidak menemukan penjelasan ini di Hadis Sahih. Yang terakhir, kami kaget sekali ketika Khalifa Utsman memerintahkan PEMBAKARAN Quran2 yang lain, tidak peduli apakah seluruhnya atau sebagian saja. Kami bertanya dalam hati: MENGAPA? Mestinya karena Quran2 lain yang beredar saat itu begitu berbeda dengan yang dimiliki Khalifa Utsman sehingga dia sampai2 mengeluarkan perintah yang begitu keras. Ingat saat Al-Yaman bertemu Utsman untuk memintanya menyelamatkan negara karena mereka berbeda pendapat tentang Quran. Sekarang Kalifah Utsman memerintahkan disebarkannya salinan yang dimiliki Hafsa, padahal versi ini belum pula disahkan oleh guru2 Quran terbaik untuk jadi patokan Quran yang sah.

Sewaktu kami menyelidiki apa kemungkinan perbedaannya yang ada, kami menemukan contoh kata Bismillah yang hilang pada awal Surah 9, ayat perajaman yang hilang dimakan KAMBING, dan lalu ayat ini dihapus, ditarik kembali, dibatalkan atau dilupakan. Kami telah membicarakan hal ini dalam penelitian kami tentang ayat2 yang dibatalkan (Ayat2 setan). Kami menjumpai bahwa meskipun perintah penghancuran diberikan, beberapa bagian dari versi Quran lain ternyata selamat, mungkin karena orang2 Muslim hafal akan variasi lain dari Quran.

Contohnya, dari terjemahan Quran oleh Abdullah Yusuf Ali, kami menemukan Qiraat (bacaan Quran) lain yang berbeda dengan Quran milik Ka’b yang direkomendasikan Muhammad sebagai satu dari empat guru terbaik untuk mengajar Quran. Dia menulis ada kata2 tambahan bagi Surah 33:6. Kami dulu diajari bahwa tidak ada satu titik pun yang diubah, dan inilah seluruh kalimat yang hilang yang ditandai dengan ** di bawah di catatan kaki 3674 dari Abdullah Yusuf Ali.

Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri, ** dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah). (QS 33:6)

** Catatan kaki 3674 : … Di beberapa Qiraats, seperti yang dimiliki Ubai ibn Ka’b, muncul pula kata2 ini “dan dia adalah ayah bagi mereka”, yang mengartikan bahwa hubungan spiritualnya dan hubungannya denga kata2 “dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka”. …

As-Suyuti (wafat 1505), salah seorang pakar Quran yang paling dihormati mengutip Ibn ‘Umar al Khattab : "Janganlah ada diantara kalian yang mengatakan bahwa ia mendapatkan seluruh Quran, karena bagamana ia tahu bahwa itu memang keseluruhannya? Banyak dari Quran telah hilang. Oleh karena itu, kalian harus mengatakan Saya mendapatkan sebagian Quran yang ada’" (As-Suyuti, Itqan, part 3, page 72).

Aisha, isteri tersayang nabi mengatakan, juga menurut sebuah tradisi yang diceritakan as-Suyuti, "Selama masa Nabi, saat dibacakan, Surah al-Ahzab berisi 200 ayat. Ketika Utsman mengedit Quran, hanya ayat2 sekarang ini (73) yang tertinggal."

As-Suyuti juga menceritakan ini tentang Uba ibn Ka’b, salah seorang sahabat Muhammad: Sahabat terkenal ini meminta salah seorang Muslim, "Berapa ayat yang ada dalam Surah al-Ahzab?" Katanya, "73 ayat." Ia (Uba) mengatakan padanya, "Dulunya jumlah ayatnya hampir sama dengan Surah ‘Al Baqarah’ (sekitar 286 ayat) dan termasuk ayat perajaman". Lelaki itu bertanya, "Apa ayat perajaman itu ?" Ia (Uba) mengatakan, "Jika lelaki tua atau wanita melakukan zinah, rajam mereka sampai mati."

Ibn Mas’ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Quran yang tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w. 380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas’ud tidak menyertakan surah 113 dan 114. Susunan surahnyapun berbeda dari Quran yang ada sekarang. Misalnya, surah keenam bukanlah surah al-An’am, tapi surah Yunus.

Ibn Mas’ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari Quran. Sahabat lain yang menganggap surah “penting” itu bukan bagian dari Quran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah al-Fatihah merupakan bagian dari Quran atau ia hanya merupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.

Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari Quran adalah Abu Bakr al-Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang mendukung pandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah “ungkapan liturgis” untuk memulai bacaan Quran. Ini merupakan tradisi populer masyarakat Mediterania pada masa awal Islam. Sebuah hadis Nabi mendukung fakta ini: “siapa saja yang tidak memulai sesuatu dengan bacaan alhamdulillah [dalam hadis lain bismillah] maka pekerjaannya menjadi sia-sia.”

Seperti yang kita lihat sebelumnya, Utsman mencoba mengatasi situasi kacau ini dengan kanonisasi codex / mushaf Medinah, yang salinannya dikirim kesemua pusat2 metropolitan diiringi perintah untuk menghancurkan kesemua mushaf lain.

Mushaf Utsman ini dianggap sebagai standar teks konsonan, tapi yang kita temukan justru terdapat berbagai variasi teks konsonan yang masih hidup juga sampai abad Islam ke 4. Dari sinilah kemudian muncul beragam bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva). Misalnya bentuk present (mudhari’) dari kata a-l-m bisa dibaca yu’allimu, tu’allimu, atau nu’allimu atau juga menjadi na’lamu, ta’lamu atau bi’ilmi.

Masalah diperuncing dengan adanya perbedaan kosakata akibat pemahaman makna, dan bukan hanya persoalan absennya titik dan harakat. Misalnya, mushaf Ibn Mas’ud berulangkali menggunakan kata “arsyidna” ketimbang “ihdina” (keduanya berarti “tunjuki kami”) yang biasa didapati dalam mushaf Utsmani. Begitu juga, “man” sebagai ganti “alladhi” (keduanya berarti “siapa”). Daftar ini bisa diperpanjang dengan kata dan arti yang berbeda, seperti “al-talaq” menjadi “al-sarah” (Ibn Abbas), “fas’au” menjadi “famdhu” (Ibn Mas’ud), “linuhyiya” menjadi “linunsyira” (Talhah), dan sebagainya.

Untuk mengatasi versi2 bacaan yang semakin liar, pada tahun 322 H, Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. Setelah membanding2kan semua mushaf yang ada di tangannya, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para qurra ternama. Bahkan ketujuh mushaf versi Ibn Mujahid memberikan 14 kemungkinan karena masing2 dari ketujuh mushaf itu bisa dilacak kepada dua transmitter berbeda. yakni;

1. Nafi dari Medinah menurut Warsh dan Qalun
2. Ibn Kathir dari Mekah menurut al-Bazzi dan Qunbul
3. Ibn Amir dari Damascus menurut Hisham dan Ibn Dakwan
4. Abu Amr dari Basra menurut al-Duri dan al-Susi
5. Asim dari Kufa menurut Hafs dan Abu Bakr
6. Hamza dari Kufa menurut Khalaf dan Khallad
7. Al-Kisai dari Kufa menurut al Duri dan Abul Harith

Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Quran diturunkan dalam tujuh huruf.” Tapi, sebagian ulama menolak pilihan Ibn Mujahid dan menganggapnya telah semena-mena mengesampingkan versi2 lain yang dianggap lebih sahih. Nuansa politik dan persaingan antara ulama pada saat itu memang sangat kental. Ini tercermin seperti dalam kasus Ibn Miqsam dan Ibn Shanabudh yang pandangan2nya dikesampingkan Ibn Mujahid karena adanya rivalitas di antara mereka, khususnya antara Ibn Mujahid dan Ibn Shanabudh.

Bagaimanapun, reaksi para ulama tersebut tidak banyak berpengaruh. Sejarah membuktikan pandangan Ibn Mujahid yang didukung penguasa itulah yang kini diterima oleh banyak orang. Pada akhirnya 3 versi bertahan, versinya Warsh (812) milik Nafi dari Medina, Hafs (805) milik Asim dari Kufa, dan al-Duri (860) milik Abu Amr dari Basra. Jaman sekarang, hanya 2 versi yang terus digunakan. Yaitu versi Asim dari Kufa lewat Hafs, yang diberikan ijin resmi dengan diadopsi sebagai Quran edisi Mesir tahun 1924; dan milik Nafi lewat Warsh, yang digunakan di bagian2 Afrika selain Mesir.

Pencetakan Quran di Mesir tahun 1924 adalah rekayasa yang luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Quran sepanjang masa. Terbukti kemudian, Quran Edisi Mesir itu merupakan versi Quran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim. Keberhasilan penyebarluasan Quran Edisi Mesir tak terlepas dari unsur kekuasaan. Seperti juga pada masa2 sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi Quran adalah karya institusi yang didukung oleh penguasa politik.

Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Saudi Arabia mencetak ratusan ribu kopi Quran sejak tahun 1970-an merupakan bagian dari proyek standarisasi kitab suci, yang bertujuan memusnahkan versi2 Quran yang lain. Kendati tidak seperti Utsman bin Affan yang secara terang2an memerintahkan membakar seluruh versi (mushaf) Quran yang bukan miliknya, tindakan penguasa Saudi membanjiri pasar Quran hanya dengan satu edisi, menutupi dan perlahan2 menyisihkan edisi lain yang diam2 masih beredar (khususnya di wilayah Maroko dan sekitarnya).

Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa Quran versi yang ada sekarang ini jauh dari kata suci dan murni. Bahkan jika dibandingkan dengan kitab samawi lain seperti Taurat dan Injil, kemurnian atau validitas Quran jauh dibawah kedua kitab tersebut.

Aisha pernah melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaran yang berisi 2 ayat, termasuk ayat2 rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman Rasulullah, seekor binatang memakannya hingga musnah. Disebutkan dalam bahasa Arab bahwa binatang tersebut adalah “dajin”, yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas.

Sumber :
• Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang berarti domba
• Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote
• Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
• Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211
• Abd al Jalil al Qazwini, p 133

Peristiwa hilangnya ayat2 Quran akibat dimakan binatang sungguh menggelikan, menyedihkan dan memalukan, karena ucapan ALLAH DIKALAHKAN OLEH SEEKOR KAMBING.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS 15:9)

MASIHKAH UMAT MUSLIM MENGATAKAN BAHWA KEMURNIAN QURAN SENANTIASA TERPELIHARA OLEH ALLAH?



TURUNNYA YESUS KEDUA KALI BERDASAR QURAN DAN HADIS


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

TURUNNYA YESUS KEDUA KALI BERDASAR QURAN DAN HADIS

Dalam Quran dan Hadis, kita banyak menemukan kisah mengenai Yesus. Hal ini wajar terjadi karena semasa hidupnya, Muhammad berada diantara orang2 yang paham atau setidaknya pernah mendengar tentang Yesus. Para penulis Sirat mencatat bahwa Muhammad hidup diantara para penganut 5 agama utama, yaitu Sabean, Yahudi, Nosrania (Nasrani), Hanifiyah (Hanif), dan Pagan (Hindu Arab), kaum mayoritas yang dianggap kafir oleh Muhammad.

Artikel terkait, klik link dibawah ini;
Yesus dan Trinitas dimata murtadin.

Para penulis Sirat tidak memberikan informasi yang jelas mengenai perbedaan mendasar kepercayaan Hanifiyah dengan kepercayaan Nosrania, yang pasti keduanya mengajarkan monotheisme (tauhid), dan menentang penyembahan patung2 yang ada di Kuil Kabah saat itu. Hanifiyah disebutkan sebagai sebuah kepercayaan yang mengikuti ajaran Ibrahim, sedangkan Nosrania adalah sebuah sekte Kristen yang dikutuk karena dianggap sesat oleh Kekristenan Ortodox saat itu.

Kita tahu bahwa Muhammad begitu menghormati Yesus. Saat penyerbuan ke Mekah dan penghancuran patung2 di Kuil Kabah, Muhammad memerintahkan seluruh gambar nabi2 dan para malaikat yang terdapat didinding Kabah dihapuskan. Namun Muhammad menaruh tangannya pada gambar2 Yesus dan mengatakan “Hapuskan semuanya kecuali gambar2 dibawah tangan saya.’’ (Al-Azraqi, Akhbar Makkah, Vol 1, hl 165).

Meskipun begitu menghormati Yesus, Muhammad rupanya tidak mengetahui sejarah Yesus dengan baik. Hal ini nampak dalam kesalahan2 sejarah yang terdapat dalam Quran. Kesalahan tersebut menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Quran bukanlah berasal dari Pencipta Alam Semesta, melainkan hanya kebohongan seorang Muhammad. Ayat2 yang menyatakan bahwa Yesus adalah sepupu Musa (QS 19:27-28), Yesus menulis Injil (QS 5:46), adanya penyaliban dijaman Firaun (QS 7:123-124), Trinitas adalah Allah, Yesus, dan Maryam, bukan Rohul Kudus (QS 5:116 & QS 5:73-75), serta banyaknya ayat yang berhubungan dengan kebutuhan seks Muhammad (QS 33:51,37,53 & QS 66:1-5) memperkuat fakta ini. Karena tidak mungkin Tuhan Pencipta Alam Semesta melakukan banyak kesalahan dan sibuk menurunkan ayat yang mengatur urusan birahi rasul utusannya.

Meski kita tidak dapat mempercayai 100% kebenaran kisah2 Yesus dalam Quran, namun setidaknya kita dapat mengetahui seperti apakah pendangan Muhammad terhadap Yesus. Berikut kami paparkan kisah2 mengenai Yesus yang terdapat dalam Quran dan hadis, mulai dari kelahiran hingga ramalan mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali.

DIPILIHNYA PERAWAN MARIA UNTUK MELAHIRKAN YESUS.

Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang ada di masa kamu)." (QS 3: 43)

Dan (ingatlah) Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari (roh) ciptaan Kami; dan Dia membenarkan kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (QS 66: 12)

Maryam berkata, "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, 'Jadilah' lalu jadilah dia. (QS 3: 47)

YESUS ADALAH KALIMAT ALLAH

Sesungguhnya, Al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya (QS 4: 171)

(Ingatlah) ketika Malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)." (QS 3: 45)

KELAHIRAN YESUS

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pohon kurma, dia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenanghatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini." (QS 19: 23-26)

YESUS SUDAH BERBICARA MESKIPUN MASIH BAYI

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih berada dalam ayunan?" Berkata Isa, "Sesungguhnya, aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku masih hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS 19: 29-33)

YESUS MANUSIA SUCI / TANPA DOSA

Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". (QS 19:19)

Kata Arab untuk “suci” diatas adalah “zakiyya”, yang artinya terbebas dari dosa. Pendapat Muhammad bahwa Yesus adalah manusia tanpa dosa tersirat pula dalam sebuah hadis;

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Setan telah menyentuh tubuh semua manusia dengan kedua jarinya saat manusia tersebut dilahirkan, kecuali Isa putra Maryam, karena setan gagal ketika mencoba menyentuh tubuh Isa. Setan hanya berhasil menyentuh plasentanya. (Hadis Bukhari 54:506)

MUJIZAT YANG DILAKUKAN YESUS

Dan (sebagai) rasul kepada Bani Israel (yang berkata kepada mereka), "Sesungguhnya, aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhan-mu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sebagai bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka dia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (QS 3: 49)

AJARAN YESUS UNTUK MENYEMBAH ALLAH DAN TAAT PADANYA

Dan tatkala Isa membawa keterangan dia berkata, “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”. Sesungguhnya Allah Dia-lah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (QS 43: 63-64)

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (QS 43: 61)

SANGKAAN KAUM YAHUDI BAHWA MEREKA TELAH MEMBUNUH YESUS

Dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana".(QS 4: 157-158)

YESUS TIDAK MENINGGAL TETAPI DIANGKAT KE HARIBAAN ALLAH

Dari kalangan ulama Islam sendiri terdapat perbedaan penafsiran mengenai kematian Yesus ini. Ada ulama yang menyatakan Yesus memang disalib, namun tidak sampai meninggal. Yang lain menyebutkan bahwa Yesus sama sekali tidak disalib, namun wafat sebagaimana manusia biasa. Beberapa ulama lain berpendapat bahwa Yesus tidak wafat, melainkan diangkat tubuh dan rohnya ke haribaan Allah.

Ketidakjelasan mengenai kenaikan Yesus diakibatkan tidak adanya kisah tersebut dalam Injil Ibrani milik kaum Nosrania yang menjadi acuan Muhammad. Akibat ketidaktahuannya, Muhammad juga tidak memberikan informasi yang jelas dalam Quran mengenai kenaikan Yesus. Dalam beberapa terjemahan bahasa Indonesia, kita mengetahui bahwa beberapa ayat lain yang diterjemahkan memberikan kesan bahwa Yesus wafat sebelum dia diangkat ke haribaan Allah. Ayat2 tersebut antara lain;

(Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku... (QS 3: 55)

"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu, 'Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu', dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS 5: 117)

Namun makna bahasa Arab dari ayat2 di atas menunjukkan bahwa Yesus tidak meninggal dalam arti yang kita pahami. Dalam bahasa Arab, kata yang diterjemahkan dalam ayat2 tersebut menjadi “meninggal” adalah kata “tawaffa” dan berasal dari kata “wafa” yang artinya memenuhi / mengabulkan. Tawaffa tidak berarti “kematian” tetapi merupakan aksi “penarikan jiwa kembali”.Dalam ayat lain, terdapat kata “tawaffa” yang tidak berarti kematian;

Dan Dialah yang menidurkan kamu (yatawaffakum) di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (QS 6: 60)

Kata yang digunakan untuk “yatawaffakum” dalam ayat ini adalah sama dengan kata yang digunakan dalam surat Ali Imran QS 3 ayat 55. Dengan kata lain, dalam kedua ayat tersebut, kata “tawaffa” digunakan dan maknanya jelas bahwa seseorang tidak mati dalam kondisi tidurnya. Karena itu, apa yang dimaksudkan di sini adalah “menarik jiwa kembali”. Makna yang sama juga berlaku pada ayat berikut:

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS 39: 42)

Menurut Muhammad, saat manusia sedang tidur, Allah menarik jiwa orang tersebut kesuatu tempat, kemudian mengirim kembali jiwa ketubuhnya ketika orang tersebut akan bangun, karena waktu kematiannya belum digariskan oleh Allah. Dalam konteks ini, dalam tidurnya, seseorang tidaklah wafat dalam arti kematian. Hanya untuk periode yang temporal, jiwa meninggalkan tubuh dan tetap pada dimensi yang lain. Ketika kita terbangun, jiwa pun kembali ke dalam tubuh.

Jadi dalam Quran terdapat tiga makna dalam istilah “wafat”: wafat kematian, wafat tidur, dan yang terakhir adalah wafat diangkat kepada Allah, sebagaimana yang terjadi pada Yesus. Kesimpulannya, kita dapat mengatakan bahwa menurut Muhammad, Yesus kemungkinan berada pada suatu tempat yang khusus, diangkat keharibaan Allah.

YESUS AKAN DATANG KEMBALI KE BUMI

Tidak ada satupun ayat dalam Quran yang secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus akan datang kembali ke dunia, meski demikian banyak ayat yang jika ditelaah lebih lanjut menyiratkan perihal kedatangan Yesus yang kedua kali. Salah satu ayat yang mengindikasikan hal tersebut adalah Surat Ali Imran ayat 55;

(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang kamu selalu berselisih padanya”. (QS 3: 55)

Pernyataan Muhammad dalam ayat, “...dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat...” sangat penting untuk dianalisis. Kalimat ini merujuk kepada sekelompok orang yang secara teguh mengikuti ajaran Yesus dan kelompok tersebut akan berada di atas / menjadi penguasa atas orang2 kafir sampai hari kiamat. Pertanyaannya, siapakah dan dimasa apakah orang2 yang taat ini ada?

Dimasa kehidupan Yesus, jumlah manusia yang taat atau menjadi pengikut Yesus sangatlah sedikit, mereka adalah kelompok minoritas diantara bangsa Yahudi dan bangsa Romawi. Setelah kenaikan Yesus, para pengikut taatnya mengalami penindasan luar biasa dari Pemerintahan Romawi. Dalam hal ini, tidaklah mungkin bila dikatakan bahwa umat Nasrani terdahulu atau para pengikutnya selama periode tersebut secara fisik merupakan penguasa bagi orang-orang kafir di dunia. Jadi secara logis ayat ini tidak dimaksudkan kepada mereka.

Bagaimana dengan umat Nasrani masa kini? Benarkah mereka adalah umat yang taat kepada Yesus dan menjadi penguasa atas orang2 kafir? Jika kita melihat maksud Muhammad dalam Surat al-Maaidah ayat 73 tentulah bagi Muhammad umat Nasrani masa kini bukanlah orang2 yang taat kepada Yesus. Mayoritas umat Nasrani masa kini masih meyakini doktrin Trinitas, hanya sekelompok kecil umat Nasrani yang menentang doktrin Trinitas. Dimata penganut absolut monotheisme seperti Yahudi dan Hanifiyah, menyetarakan Allah dengan Zat lainnya adalah kafir. Hal itu pulalah yang diyakini Muhammad, hal ini nampak dalam ayat berikut;

Sesungguhnya, kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasannya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.... (Surat al-Maaidah: 73)

Berdasar ayat diatas, jelaslah bahwa yang dimaksud sebagai para pengikut taat Yesus yang menjadi penguasa atas orang2 kafir bukanlah umat Nasrani masa kini. Dan bukan pula umat Islam masa kini, karena umat Islam hanyalah minoritas diantara umat Nasrani dan orang2 kafir didunia ini. Lalu kapankah para pengikut Yesus yang sejati akan menjadi mayoritas dan menjadi pemimpin atas orang2 kafir?

Satu satunya jawaban adalah bila Yesus turun ke dunia untuk kedua kalinya. Menurut Muhammad, Yesus akan turun kembali kedunia untuk mempersatukan umat manusia kepada Islam. Seluruh umat Islam didunia akan taat kepada Yesus, dibawah hukum Islam yang dibawa Muhammad. Para ahli hadis mengatakan bahwa ada beberapa hadis yang membahas masalah ini, dimana Muhammad mengatakan bahwa Yesus akan turun sebagai pemimpin di antara umat manusia sebelum hari kiamat. Hadis ini sampai pada derajat mutawatir. Hal ini berarti bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh banyak orang dari setiap generasi para sahabat yang tidak mungkin diragukan lagi otentisitasnya.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak ada seorang nabi pun antara saya dan Isa. Sesungguhnya, dia akan turun ke bumi. Maka jika kalian melihatnya, kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki dengan ukuran sedang, berkulit putih kemerah-merahan. Dia memakai dua baju kuning terang. Kepalanya seakan-akan ada air yang mengalir walaupun sebenarnya ia tidak basah. Dia akan berperang melawan manusia untuk membela Islam. Dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah. Allah akan menghapuskan semua agama di zamannya kecuali Islam. Isa akan menghancurkan Dajjal dan dia akan hidup di bumi selama empat puluh tahun dan kemudian dia meninggal. Kaum muslimin akan menyembahyangkan jenazahnya". (Hadis Abu Dawud 4310)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Demi Zat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, putra Maryam benar-benar akan segera turun ke tengah-ketengah kamu sebagai hakim yang adil. Dia akan menghancurkan salib, akan membunuh babi, dan akan menghapuskan jizyah. Harta saat itu akan melimpah sehingga tidak ada seorang pun yang akan menerimanya. Sehingga sujud satu kali saja kala itu jauh lebih baik dari dunia dan isinya". (Hadis Bukhari 34:425)

Jabir bin Abdullah berkata, "Saya mendengarkan Rasulullah bersabda, 'Umatku tidak akan berhenti berperang untuk membela yang benar hingga datang hari kiamat'. Rasulullah lalu bersabda, 'Kemudian, turunlah Isa bin Maryam dan pemimpin mereka berkata, 'Ke sinilah dan pimpinlah kami dalam sembahyang', namun dia akan berkata, 'Tidak! Sebab sebagian kalian adalah pemimpin untuk sebagian yang lain, sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini'" (Hadis Muslim 293)

Itulah kedatangan Yesus kedua kalinya menurut anggapan seorang narsisis dan psikopat seperti Muhammad, dimana Yesus akan menegakkan kembali hukum2 Islam yang telah dibawa Muhammad. Selain Surat Ali Imran ayat 55, masih terdapat beberapa ayat lain yang menyiratkan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, salah satunya adalah Surat az-Zukhruf ayat 61 yang menyatakan bahwa Yesus adalah salah satu tanda akan datangnya hari kiamat.

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Surat az-Zukhruf: 61)

Tafsiran dari ayat ini menjelaskan bahwa Yesus adalah salah satu tanda atau prasyarat akan datangnya hari kiamat. Menurut Muhammad, pada akhir zaman nanti Yesus akan datang kembali ke bumi. Secara logika Yesus telah hidup enam abad sebelum hadirnya Muhammad, jadi kita tidak dapat mengartikan kedatangan Yesus yang pertama kali sebagai tanda kiamat. Sehingga hal yang paling memungkinkan sebagai tanda datangnya hari kiamat adalah kedatangan Yesus yang kedua kali. (lihat Tafsir Ath Thabari 6:21, Tafsir Ibnu Katsir 2:415 dan Adhwaul Bayan 7:129-130).

Dalam Sahih Muslim terdapat hadis yang menyatakan bahwa Yesus akan turun ke tengah2 umat manusia pada akhir zaman, sebagai pertanda datangnya hari kiamat. Hadis tersebut telah sampai pada derajat mutawir, jadi tidak diragukan lagi keotentikannya.

Hudzaifah bin Usaid al-Ghiffari mengatakan, "Rasulullah tiba-tiba menghampiri kami ketika kami sedang sibuk membahas beberapa masalah. Rasulullah lalu bersabda, 'Sedang mendiskusikan apa kalian?' Kami berkata, 'Kami sedang membicarakan hari akhir (kiamat).' Rasulullah lalu bersabda, 'Hari kiamat tidak akan tiba sebelum kalian semua melihat tanda-tandanya sebelum itu.' Rasulullah lalu menyebutkan tanda-tanda kiamat itu berupa asap, Dajjal, binatang melata (daabbah), terbitnya matahari dari sebelah barat, turunnya Isa bin Maryam ke bumi, Ya'juj dan Ma'juj, dan terjadinya gerhana di tiga tempat (satu gerhana di sebelah timur, satu lagi di barat, dan satu lagi tanah Arab), dan akhirnya adalah keluarnya api dari Yaman dan menggiring manusia pada tempat berkumpul mereka .'" (Hadis Muslim 6931)

Dari keseluruhan pemaparan diatas, tak diragukan lagi bahwa Muhammad menyaring informasi tentang Yesus, kemudian memasukkannya ke dalam Quran sesuai dengan versinya sendiri.

YESUS DIUTUS BAGI BANGSA ISRAEL

Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel. (QS 43:59)

Dengan mengutip ayat diatas, sebagian muslim beranggapan bahwa Yesus hanyalah nabi yang diutus untuk bani Israel. Argumen ini diperkuat dengan petikan dari Injil bagi orang Yahudi, Injil Matius, tanpa melihat informasi dari kitab Injil lainnya. Benarkah itu yang dimaksudkan Muhammad dalam Qurannya? Dijaman Muhammad Kekristenan telah merambah keseluruh daratan Eropa dan Asia, termasuk tanah Arabia, tempat Muhammad berada. Muhammad tahu bahwa ajaran Yesus bersifat universal, meskipun Yesus lahir diantara bangsa Israel. Coba kita bandingkan pola pikir tersebut dengan ayat mengenai Muhammad dan Quran dibawah ini;

Dan ini (Al Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Umulkura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur'an), dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. (QS 6:92)

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (QS 42:7)

Kedua ayat diatas menyatakan bahwa tujuan Muhammad adalah memperingatkan penduduk kota Mekah dan sekitarnya. Mengapa orang Mekah dan sekitarnya? Karena diayat lain Muhammad menyatakan;

Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya". Sebenarnya Al Qur'an itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk. (QS 32.3)

agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. (QS 36.6)

Sebab Muhammad berdakwah bagi orang Mekah dan sekitarnya adalah karena orang tersebut belum pernah diberi peringatan. Para ahli kitab, yakni Yahudi dan Nasrani telah memiliki nabi pemberi peringatan dan kitab mereka sendiri. Satu-satunya orang yang belum menerima kitab adalah orang Arab, khususnya orang Arab di Mekah dan sekitarnya. Itulah maksud dan tujuan Muhammad dengan Qurannya, namun seperti biasa, setelah perampokannya sukses dan menjadi penguasa, ambisi Muhammad pun membengkak;

(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS 14.52)

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS 21:107)

Bahasa Arab ayat 14:52 berkata “Hatha balaghun lilnnasi”. Kata “nas” berarti sekelompok orang, berapa saja jumlahnya. Bisa orang yang berkumpul dalam satu ruangan. Bisa mengacu pada penduduk satu kampung, satu kota, ataupun satu negara tapi tidak berarti umat manusia secara keseluruhan. Kata “nas” yang sama banyak ditemukan di Quran, contohnya dalam ayat 7:116, Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dapatkah dikatakan yang terkena sihir adalah seluruh umat manusia? Bukan, hanya sekelompok orang saja! Jika kita beranggapan kata “nas” pada ayat 2:185, 3:94 dan 21:107 diartikan seluruh umat manusia, bukan dalam arti hanya sekelompok orang, maka dengan demikian kita mengakui bahwa terjadi pertentangan dalam Quran, karena ayat 6:92, 42:7, 32:3 dan 36:6 menegaskan bahwa tujuan Muhammad adalah memberi peringatan kepada orang Mekah dan sekitarnya!

YESUS MEMBAWA PESAN AKAN DATANGNYA MUHAMMAD

Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". (QS 61:6)

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (QS 7:157)

Benarkah Yesus meramalkan datangnya Muhammad? Tak ada satupun ayat dalam Injil yang menyinggung mengenai nabi dari tanah Arab bernama Ahmad. Lihatlah tanggapan versi Kristen mengenai topik ini di link berikut (klik disini).

Jika ditelaah secara seksama, perkataan Yesus dalam Injil yang sangat mungkin berhubungan dengan Muhammad dan ajarannya ada dalam ayat berikut;

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15)
“..., bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah”. (Yohanes 16:2)

Namun bisakah kita mempercayai kedua ayat diatas? Kita selalu diajarkan bahwa Injil yang ada sekarang telah mengalami banyak perubahan, bukan Injil yang sama seperti saat pertama kali ditulis. Baik Bible ataupun Quran memang telah mengalami perubahan. Namun dengan penelitian sejarah secara mendalam, kita dapat membuktikan bahwa kedua kitab tersebut tetap dapat dipertanggung jawabkan keotentikannya. Perlu diketahui bahwa naskah asli dari kedua kitab ini telah musnah, yang ada kini hanyalah salinan / copyannya saja!

Saat masa awal kekristenan, para pengikut Yesus mengalami penindasan luar biasa dari pemerintah Romawi, mereka disiksa dan dibunuh karena kepercayaannya pada Yesus. Karenanya pengikut Yesus secara tersembunyi menulis Injil, menyalinnya dan menyebarkannya. Meski pemerintah Romawi memerintahkan untuk membakar tulisan2 yang terkait dengan Yesus, namun tetap saja terdapat ribuan naskah yang terselamatkan dengan cara disembunyikan. Ribuan naskah dan manuskrip inilah yang nantinya disusun kembali menjadi sebuah kitab. Perbedaan antar Bible biasanya terjadi karena masalah penerjemahan. Silahkan klik artikel terkait di Kesahihan Bible.
Hal yang berbeda terjadi pada penyusunan Quran. Ayat2 Quran disusun justru saat Islam sedang dalam masa jayanya. Dimana Arab sedang melakukan agresi militer untuk menjajah dan memaksakan ideologi Islam kepada bangsa2 yang berhasil ditaklukkannnya. Saat itu Kalifah Abu Bakar merasa khawatir dengan banyaknya penghafal Quran yang tewas dalam upaya agresi tersebut, karenanya ia memerintahkan Zaid bin Thabit untuk mengumpulkan potongan ayat2 Quran dari berbagai sumber agar disusun menjadi sebuah buku (Hadis Bukhari 61:509). Kumpulan ayat2 ini tidak disebarkan namun disimpan oleh Kalifah Abu Bakar, dan setelah dia mati, lalu disimpan oleh Kalifah Umar dan diserahkan pada anak perempuan Umar yang bernama Hafsa, yang juga adalah janda Muhammad.
Dikarenakan banyak beredarnya versi Quran yang berbeda satu sama lain, maka kalifah selanjutnya, yaitu Utsman bin Affan meminjam kumpulan ayat Quran yang dipegang oleh Hafsa untuk disalin ulang dan diperbanyak, tak lupa ia memerintahkan untuk membakar seluruh naskah Quran yang berbeda dengan Quran versinya tersebut (Hadis Bukhari 61:510). Kita tak tahu mengapa Utsman memerintahkan untuk membakar Quran2 lain yang berbeda dengan versinya, padahal Quran versinya tersebut belum mendapatkan pengesahan dari ahli2 Quran yang direkomendasikan oleh Muhammad (Hadis Bukhari 61:521). Silahkan klik artikel lengkapnya di Sejarah Penyusunan Quran Di artikel berikut.

Selain dikatakan bahwa Alkitab telah diubah dan berubah, beberapa muslim seringkali mengkritik Alkitab, dengan menyatakan bahwa Alkitab mengandung hal2 yang tidak masuk akal, cabul, dan juga mengandung kesalahan2 sains. Kami katakan benar, kedua kitab ini, baik Bible maupun Quran berisi hal2 yang absurd, cabul dan mengandung kesalahan2 sains. Namun orang Yahudi dan Kristen tidak pernah mengklaim bahwa kitab mereka adalah perkataan Tuhan langsung, kata demi kata. Bible ditulis oleh puluhan manusia, dalam rentang waktu ribuan tahun. Di beberapa kitab anda dapat mengetahui nama penulisnya dari nama kitab itu sendiri. Ketika anda membaca Injil, anda tidak dibuat percaya bahwa Allah lah yang sedang berbicara. Selalu manusia, yang memberitakan pesan Tuhan dalam perkataan manusia itu sendiri.

Jika anda mendengarkan sebuah pembicaraan atau melihat sebuah kejadian, anda mungkin menceritakannya pada teman apa yang anda ketahui. Tapi karena anda menggunakan perkataan, ungkapan dan gaya bahasa anda sendiri akan sangat mungkin anda membuat beberapa kesalahan. Para pendengar anda tahu itu. Karenanya mereka dapat mentoleransi kesalahan2 anda dan menggunakan kecerdasan mereka sendiri untuk mengenggam inti pesannya. Anda tidak secara otomatis menjadi seorang pembohong jika anda salah. Itu sebabnya bahkan jika ada ratusan kesalahanpun dalam Bible; semakin sulit bagi orang Kristen dan Yahudi untuk sakit hati. Mereka melihat pesannya, bukan pada pengirim pesannya. Mereka melihat isinya, bukan pada tempatnya. Dan inti pesan dari Bible adalah kasih sayang Sang Maha Pencipta kepada manusia.

Jika satu pesan didengar oleh 20 orang, tiap orang menyampaikannya dengan cara berbeda2. Tidaklah mungkin semuanya menceritakan kisah yang persis sama dengan perkataan yang persis sama pula. Rinciannya mungkin bervariasi tapi sepanjang anda melihat kekonsistenan dalam semua cerita itu, anda akan tahu bahwa yang mereka sampaikan adalah kebenaran. Itulah seharusnya yang menjadi cara kita untuk menafsirkan kontradiksi dalam Bible.

Quran adalah fakta yang berbeda sama sekali. Quran hanya bersumber dari satu orang saja yaitu Muhammad. Quran mengaku isinya adalah 100% perkataan Tuhan langsung, kata demi kata, sehingga saat kita membaca Quran, kita harus percaya bahwa Tuhanlah yang sedang berbicara pada kita, bukan penulis kitab tersebut. Disinilah perbedaannya, jika ini perkataan Tuhan langsung, tidak bisa, tidak boleh, dan tidak mungkin terdapat satupun kesalahan. Jika terdapat satu saja kesalahan, tidak mungkin itu perkataan Tuhan, dan jika bukan perkataan Tuhan maka Quran adalah sebuah kebohongan.
Mungkinkah Tuhan sebodoh yang digambarkan dalam Quran? Ia berbicara tentang Musa dan Yesus, namun tak tahu silsilah keduanya, Ia berbicara tentang Trinitas, tapi tidak paham apa itu Trinitas. Dua kesalahan ini saja sudah menggugurkan klaim bahwa Quran berasal dari Tuhan. Jelas sudah bahwa Quran hanyalah kebohongan, kesalahan demi kesalahan dalam Quran bukanlah karena ketidaktahuan Tuhan, melainkan kebodohan dari si pencipta Quran, Muhammad.
Kita bisa saja memaklumi kebodohan orang2 Arab diabad ke 7 yang menjadi korban kebohongan psikopat ini, tapi dapatkah kita memaklumi orang2 terpelajar saat ini, yang masih tetap ingin dibodohi? Jika para muslim mampu berpikir rasional, dua kesalahan ini sudah cukup untuk membuat mereka melihat bahwa Muhammad adalah narsisis yang memalsukan Tuhan dan bukan seorang nabi. Tuhan khayalan Muhammad adalah personifikasi dari egonya sendiri, seorang sadis, seorang psikopat, yang haus akan pemujaan. Betapa menyedihkan, karena hingga saat ini jutaan muslim masih percaya pada kebohongan Muhammad. Ini adalah tragedi, yang harus kita atasi bersama!



YESUS DAN TRINITAS / TRITUNGGAL


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Isa Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Isa. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Isa, Mungkin Isa Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Isa di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

YESUS DAN TRINITAS / TRITUNGGAL

Kami telah menerima ribuan email yang sebagian besar berisi hinaan, cacimaki, kutukan dan sangkaan mengenai identitas kami, namun hanya beberapa email yang berisi sanggahan terhadap pendapat kami mengenai Muhammad dan Islam. Disamping itu kami juga menerima banyak email yang memperbandingkan antara Muhammad dan Yesus, dan khususnya mempertanyakan pendapat kami mengenai Yesus dan Trinitas.

Berdasarkan analisis rasional dan membuang segala asumsi dasar mengenai Muhammad, kami telah membuktikan bahwa Muhammad adalah seorang narsisis, psikopat kejam, dan pembohong besar yang mengaku2 seorang nabi. Sangatlah sulit untuk menerima kenyataan bahwa Muhammad bukanlah rasul Allah, karena ketika kita mulai meragukan kenabian Muhammad, hal pertama yang terpikirkan oleh kita adalah api neraka, hukuman, kutukan dan azab dari Allah. Ketakutan seperti inilah yang membelenggu orang beragama untuk tidak mempertanyakan kembali kebenaran agamanya.

Artikel ini bertujuan menjawab pertanyaan dari para muslim mengenai pendapat kami terhadap Yesus dan Trinitas. Artikel ini merupakan pendapat pribadi kami dan beberapa murtadin diblog ini, sehingga tidak mewakili argumen exmuslim secara keseluruhan.

Di beberapa artikel terdahulu kami telah menunjukkan bahwa Muhammad banyak belajar agama dari Waraqah, saudara sepupu Khadijah, istri pertamanya. Waraqah adalah seorang Pendeta Nosrania / Nestorian (Ibn Hisham, Sirah, Vol 1, hlm 203), sebuah sekte dari Kristen Ortodox yang menolak Trinitas (bahwa Yesus adalah Allah). Kami tidak memperoleh informasi apakah Pendeta Waraqah ini mengikuti ajaran Nosrania sepenuhnya, ataukah ia juga memiliki pemahaman yang berbeda dengan akidah baku Nosrania.

Perlu diingat, bahwa sebelum Waraqah menjadi seorang Pendeta Nasrani, ia adalah seorang pemeluk agama Musa (Yahudi), dimana menurut kepercayaan Yahudi, Allah adalah Esa (tauhid) dan tidak dapat disejajarkan dengan apapun (monotheisme absolut), bahkan penggunaan istilah2 seperti; anak Allah, Bapa, adalah syirik dan dianggap sebagai sebuah hujatan, karena menciderai keagungan Allah. Jadi sangatlah mungkin jika seorang Waraqah mengkritik ajaran2 kekristenan Ortodox yang dia anggap bertentangan dengan pemahaman awalnya sebagai seorang Yahudi. Kritikan yang ia ajarkan pula kepada sang murid, Muhammad.

Selain kritikan terhadap Kekristenan Ortodox, didalam Quran kita juga menemukan banyak hal mengenai Yesus, yang pada dasarnya diambil Muhammad dari injil Matius terjemahan Waraqah, bukti tersebut adalah;

Yesus lahir bukan dari hubungan suami istri biasa, melainkan dari seorang perawan Maryam atas kehendak Allah. (QS 19:18-22). Bahwa Yesus terkemuka didunia dan akhirat (QS 3:45), bahwa Yesus melakukan mujizat (QS 2:253), dan masih banyak ayat lainnya. Silahkan lihat artikel lengkapnya di link dibawah ini:


Namun Muhammad (atau mungkin Waraqah) juga mengalami tiga kesalahan utama dalam memahami Yesus. Kesalahan tersebut adalah;

INJIL DIBERIKAN / DITURUNKAN DARI ALLAH KEPADA YESUS
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi (QS 19:30). Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) (QS 5:46).

Menurut pendapat Muhammad dan sebagian besar dari kita, Yesus diberi sebuah kitab oleh Allah, yang bernama Kitab Injil. Padahal jika diselidiki dengan benar, Injil pada dasarnya adalah kumpulan biografi Yesus yang ditulis oleh para sejarawan Kristen, bukan hasil karya atau tulisan seorang Yesus. Kedudukan Injil hampir sama dengan 3 biografi utama Muhammad, yaitu Sirat Rasulnya Ibn Ishaq, Tabaqatnya Ibn Saad, dan Tarikhnya Tabari.

Injil sendiri terdiri dari 4 kitab, yaitu Kitab Matius, yang ditulis oleh murid Yesus bernama Matius. Kitab Matius ini utamanya ditujukan kepada orang2 Yahudi. Kedua adalah Kitab Markus, sesuai namanya kitab ini ditulis oleh Markus, kitab ini utamanya ditujukan kepada orang2 Romawi yang polytheis. Kitab ketiga adalah Lukas, ditulis oleh seorang yang bernama Lukas, yaitu tabib Yunani yang awalnya adalah seorang polytheis, dan kemudian percaya kepada Yesus. Kitab keempat adalah Kitab Yohanes, ditulis oleh sahabat dan murid Yesus bernama Yohanes bin Zebedeus.

Perbedaan mendasar keempat Injil dengan biografi Muhammad adalah rentang waktu antara penulisan biografi tersebut dengan masa kehidupan tokohnya. Injil ditulis oleh orang yang hidup pada masa Yesus, sebagian dari mereka melihat dan mengenal Yesus secara pribadi. Keempat injil ditulis antara tahun 55 sampai 90 Masehi, kurang lebih 20 sampai 50 tahun setelah kenaikan Yesus. Sedangkan rata2 biografi Muhammad ditulis antara 750 sampai 900 Masehi, yaitu 200 tahun setelah kematian Muhammad.

Hal ini membuktikan bahwa Muhammad salah mengerti mengenai Injil. Muhammad mengira bahwa Yesus diberikan sebuah kitab bernama Injil. Dengan pemahaman seperti ini, Muhammad akhirnya membual bahwa ia juga diberi / diturunkan sebuah kitab oleh Allah, sebuah bualan yang akhirnya terbukti kebohongannya.

YESUS ADALAH SEPUPU MUSA
Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina" (QS 19:27-28).

Salah satu kesalahan sejarah terbesar Muhammad yang ia tuangkan dalam Quran adalah sangkaan bahwa Yesus adalah sepupu Musa dan Harun. Muhammad mengira bahwa Maryam (Ibu Yesus) adalah saudara dari Musa dan Harun. Padahal Musa hidup sekitar 800 tahun sebelum lahirnya Yesus. Berdasarkan Taurat, Musa mempunyai dua saudara, yaitu Harun dan Miryam (Bilangan 26:59), karena nama Maryam mirip dengan Miryam ( i dan a), Muhammad mengira bahwa kedua orang tersebut adalah sama. Salah satu kesalahan Quran karangan Muhammad terbukti disini.

TRINITAS MENURUT QURAN ADALAH ALLAH, YESUS DAN MARIA
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib". (QS 5:116)

Ayat lain yang menyiratkan ketidaktahuan Muhammad tentang Trinitas ada dalam Surat Al Maaidah berikut ini;

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS 5:73-74)

Sekali lagi ketidaktahuan Muhammad mengenai Kekristenan nampak dalam ayat ini. Kita mengetahui bahwa Trinitas terdiri dari Allah, Yesus, dan Roh Kudus, bukan Allah, Yesus, dan Maryam seperti yang dikira oleh Muhammad. Kesalahan demi kesalahan dalam Quran tersebut menjadi bukti tak terbantahkan bahwa Quran bukanlah berasal dari Pencipta Alam Semesta, melainkan hanya hasil pemikiran seorang Muhammad.


TRINITY, TRINITAS, TRITUNGGAL

Sebelum kita menganalisis mengenai Trinitas, sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu 2 perbedaan pola pikir antara kita dengan umat Kristen, antara Quran dan Alkitab, yaitu penggunaan kata Tuhan dan Allah menurut pemahaman Alkitab, dan juga penggunaan istilah “Anak Allah” dalam Injil..

KATA TUHAN DAN ALLAH MENURUT PEMAHAMAN ALKITAB.
Secara etimologis kata Allah dan Tuhan memiliki makna arti yang berbeda. Allah dalam bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan sebagai “sesembahan”, atau “yang layak disembah”. Dalam bahasa Arab disebut Allah (berasal dari bahasa sansekerta, lihat di Kitab Hindu India Rigveda Book 3 Hymn 30 V. 10 dan Rigveda Book 9 Hymn 67 V. 30.), dalam bahasa Inggris disebut God, dalam bahasa Ibrani disebut Elohim, dan dalam bahasa Yunani disebut Theos.

Sedangkan Tuhan, berasal dari kata Tuan, yang diperhalus menjadi Tu(h)an, yang artinya adalah “pimpinan”, atau “yang dihormati”. Tuhan dalam bahasa Arab disebut; Robb, dalam bahasa Jawa disebut GUSTI, dalam bahasa Inggris disebut Lord, dalam bahasa Ibrani disebut Adonay dan dalam bahasa Yunani disebut Kurios.

Jadi jika ditelusur secara etimologis, dalam pemahaman Alkitab, Allah pastilah Tuhan, tapi Tuhan belum tentu Allah. Misalnya ketika Ibrahim disebut lord oleh istrinya; “...as Sarah obeyed Abraham, calling him lord” (1 Petrus 3:6). Sarah memanggil Ibrahim Tu(h)an, tapi jelas Abraham bukanlah Allah (God). Dalam bahasa Inggris, Yesus dipanggil dengan Lord Jesus, atau dalam bahasa Jawa; Gusti Yesus dan dalam bahasa Indonesia Tu(h)an Yesus. “Allah telah membuat Yesus ... menjadi Tu(h)an dan Kristus / God has made Jesus ... both Lord and Christ” (Kis 2:36). Jadi kita tidak perlu berkeberatan jika Yesus oleh umat Kristen dipanggil Tuhan, karena kata Lord, Gusti ataupun Tu(h)an dipakai juga untuk menghormati seorang pemimpin, contohnya Lord Buckingham, Gusti Prabu Brawijaya, Tu(h)anku Imam Bonjol, dan sebagainya.

ISTILAH ANAK ALLAH DALAM INJIL
Selain tiga kesalahan utama yang kami sebutkan didepan, Muhammad rupanya juga mengalami kerancuan dalam memahami istilah “anak Allah” yang disebut dalam Injil. Hal ini wajar terjadi, karena sesembahan awal Muhammad, Dewa tertinggi Kabah, Allah, memang memiliki 3 anak (dalam artian keturunan), yaitu Al-Lat, Al-Uzza, dan Manat.

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? (QS 53: 19-20)

Sedangkan pengertian “anak Allah” dalam Taurat dan Injil bukanlah anak secara jasmani seperti pemahaman Muhammad diatas. Istilah anak Allah dapat dipelajari dari beberapa ayat berikut;

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (Yohanes 1:12-13)

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)

Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. (Lukas 6:35)

Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. (Galatia 3:26)

Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. (I Yohanes 3:2)

Dari 5 ayat diatas dengan jelas ditegaskan bahwa makna “anak Allah” bukanlah dalam pengertian jasmani / biologis, melainkan dalam pengertian rohani, yang pada umumnya berarti kedekatan Pencipta dengan makluk ciptaannya, seperti halnya hubungan seorang Bapak dengan Anak! Andi adalah “anak emas” di sekolahnya! Hal ini bukan berarti ayah Andi adalah logam mulia bernama EMAS, namun ini bermakna bahwa Andi dianggap berharga, terpilih, istimewa dibanding anak lainnya, layaknya emas dibanding logam lainnya!

Yesus juga disebut sebagai “Anak Allah”, dengan huruf awal, huruf kapital, karena merujuk kepada seorang individu. Sebutan “Anak Allah” yang melekat pada Yesus, pada dasarnya memiliki arti yang sama dengan “anak-anak Allah” pada ayat2 sebelumnya, yang menunjukkan kedekatan Allah dengan Yesus. “Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (QS 3:45). Dengan pemahaman yang benar, bukanlah syirik jika Yesus disebut dengan istilah “Anak Allah”.

Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54)

Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah." (Markus 3:11)

Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. (I Yohanes 3:8)

Alkitab juga menceritakan hubungan yang unik antara Yesus dengan Allah. Yesus bukan hanya sekedar Anak Allah dalam pengertian kedekatan, tapi juga disebutkan bahwa Yesus adalah “Anak Sulung Allah”.

Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. (Kolose 1:15)

Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah. (Wahyu 3:14)

Sebutan Yesus sebagai “Anak Sulung Allah” memiliki makna bahwa Yesus adalah permulaan dari ciptaan Allah, atau ciptaan Allah yang pertama kali! Dua ayat diatas dengan tegas menyebutkan bahwa Yesus adalah Ciptaan. Jadi siapakah sebenarnya Yesus itu menurut penelusuran Alkitab secara benar?

Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. ( I Korintus 1:24 )

Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. (Amsal 8:12)

TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada, ..... aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; (Amsal 8:22-30)

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." (Yohanes 8:58)

Ayat2 diatas menegaskan kembali bahwa Yesus sudah ada sebelum dunia ini diciptakan, Yesus diciptakan oleh Allah sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai anak kesayanganNya. Jika Yesus adalah ciptaan, Malaikatkah Dia? Mungkinkah Yesus adalah “Malaikat Perjanjian” yang disebutkan dalam Maleakhi 3:1 ? Kitab Ibrani menyebutkan bahwa kedudukan Yesus jauh lebih tinggi daripada para Malaikat!

Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." (Ibrani 1:1-6)

Selain disebut sebagai “Anak Sulung Allah”, seorang penulis Injil, yang juga murid Yesus, Yohanes, berulangkali juga menyebut Yesus sebagai “Anak Tunggal Allah”;

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)

Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18)

Pengakuan Yohanes tersebut jelas berasal dari perkataan Yesus sendiri;

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Mengapa Yesus disebut atau memiliki gelar Anak Tunggal Allah? Simaklah ayat2 berikut ini!

Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. (Yohanes 5:22-23)

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Matius28:18)

Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku (Yohanes 12:44-45)

Sekilas gelar anak sulung dan anak tunggal nampak bertentangan, namun seperti halnya anak emas dan anak2 Allah, kedua gelar diatas merupakan istilah. Istilah Anak Sulung menekankan Yesus sebagai yang sulung dari segala ciptaan, sedangkan istilah Anak Tunggal menekankan Yesus sebagai SATU2NYA (tunggal) yang diberikan kuasa oleh Allah atas bumi dan surga. Dan SATU2NYA yang diberi kuasa untuk menghakimi seluruh umat manusia saat kiamat nanti. Namun demikian tetap Yesus bukanlah Allah, Yesus adalah utusan Allah, yang mengambil wujud sebagai manusia. Karenanya Yesus menyebut diri sebagai “Anak Manusia”.

Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. (Yohanes 3:13)

Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28)

Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan (menyalibkan) Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku”. (Yohanes 8:28)

Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (Matius 24:30)

Apapun sebutannya, entah itu “Anak Allah” ataupun “Anak Manusia”, tak ada satupun ayat yang secara tegas mengatakan bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri, atau Yesus = Allah. Bahkan jika kita menyelidiki dengan benar, baik perkataan Yesus sendiri ataupun kisah dari para pengikut Yesus, seperti Yohanes, Petrus ataupun Paulus Tarsus, tak ada satu pun tulisan mereka yang menyatakan bahwa Yesus setara dengan Allah.

Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. (Yohanes 12:49)

Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. (Yohanes 14:28)

Tetapi tentang hari dan saat itu (kedatangan Yesus kedua kali) tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. (Yohanes 24:36)

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (Kisah Para Rasul 7:55)

Jika Injil tidak menyebut sama sekali tentang Tritunggal, lalu darimanakah ajaran ini berasal? Istilah “Trinity / Trinitas / Tritunggal” diperkenalkan dan diformulasikan pertama kali oleh Tertulianus . Bertahun2 setelahnya, banyak pertentangan terhadap ajaran / dokrin mengenai kesetaraan Yesus dengan Allah ini, salah satu tokoh penentangnya adalah Arius (256-336M) / Arianisme (klik disini).

Karena khawatir pertentangan agama ini akan menyebabkan terjadinya perpecahan negara, penguasa Romawi saat itu, Kaisar Konstantin, menyelenggarakan sebuah pertemuan besar antar para uskup di kota Nicea (kini Iznik, Turki), pertemuan yang kemudian di kenal dengan nama Konsili Nicea Pertama ( tahun 325 M ). Kaisar Konstantin sendiri bukanlah seorang kristen, ia adalah seorang polytheis / kafir, yang mempercayai banyak Tuhan. Meskipun bukan seorang kristen, dan tak tahu banyak mengenai ajaran Injil, namun sejarah membuktikan bahwa Konstantin lah yang menjadi ketua konsili tersebut. Dengan aktif ia memimpin pertemuan, bahkan secara pribadi mengusulkan suatu rumusan penting yang menyatakan hubungan Yesus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’.

Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan sangat berat hati. Karena itu, peran Konstantin sangatlah penting. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini mengambil keputusan demi keuntungannya sendiri dengan mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa2 tentang pertanyaan2 yang diajukan dalam teologi Yunani. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.

Lihat topik Trinitas versi Nicea beserta gereja2 Kristen yang anti Trinitas ini di Wikipedia, TRITUNGGAL (klik disini).

Kredo awal ini dibahas kembali pada Konsili Konstantinopel (381 M), dengan menekankan keilahian roh kudus. Konsili tersebut menyetujui untuk menaruh roh kudus pada tingkat yang sama dengan Allah dan Kristus. Untuk pertama kali, Tritunggal susunan Kristen mulai terbentuk dengan jelas. Tetapi, bahkan setelah Konsili Konstantinopel, Tritunggal tidak menjadi kredo yang diterima secara luas. Banyak orang yang menentang Tritunggal ini dan karenanya mengalami penindasan yang kejam.

Lalu dasar2 apakah yang dipergunakan para teolog, untuk membenarkan ajaran Trinitas ini? Berikut beberapa ayat yang biasanya dikutip oleh para pendeta / pastur penganut Trinitas; beserta bantahan / argumen berlawanan dari kelompok Anti Trinitas;

Pada mulanya adalah Firman (Yesus); Firman (Yesus) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Yesus) itu adalah Allah. (Yohanes 1:1)

Dikatakan bahwa Yesus adalah Allah, padahal berdasarkan terjemahan yang benar, maksud dari ayat tersebut adalah;

Pada mulanya adalah Firman (Yesus); Firman (Yesus) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Yesus) itu bersifat ilahi. (Yohanes 1:1)

Di ayat lain Yesus berkata; “Aku dan Bapa adalah satu”:

Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30)

Ayat diatas kurang tepat jika dijadikan dasar bahwa Yesus = Allah, karena diayat selanjutnya Yesus berkata;

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (Yohanes 17:20-21)

Sesuai dengan konteksnya, kata satu dalam Yohanes 10, ataupun dalam Yohanes 17 bukanlah satu pribadi, melainkan satu hati, satu pikir, satu semangat, satu misi; bukan satu sosok atau oknum. Seperti halnya sepasang suami istri adalah satu tapi tetap dua sosok yang berbeda.

Ayat selanjutnya adalah cuplikan dari surat Paulus Tarsus;

(Kristus Yesus) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. (Filipi 2:6)

Benarkah Paulus menganggap Yesus setara dengan Allah? Tidak! Coba bandingkan dengan tulisan Paulus berikut ini;

Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tu(h)an saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)

Cermatlah dalam menafsirkan tulisan2 Paulus, karena tata bahasa yang dipergunakan Paulus sangat tinggi, karena ia dahulu adalah anggota Sanhedrin (MUI nya Yahudi), ia sangat terpelajar dan juga sangat cerdas. Lihatlah pendapat Petrus mengenai Paulus;

Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. (2 Petrus 3:16)

Lalu dimanakah letak persoalannya? Jika diperbandingkan dengan bahasa asli dan versi Inggrisnya ayat 2:6 tersebut seharusnya berbunyi;

(Kristus Yesus) yang walaupun dalam rupa illahi, tidak memikirkan perampasan untuk menjadi setara dengan Allah”. (Filipi 2:6)

Ayat lain yang sering dipergunakan adalah ayat dalam Injil Matius berikut;

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Matius 28:19)

Ayat ini sebetulnya ayat biasa saja, tidak ada sangkut pautnya dengan Trinitas, andai tidak ditafsirkan menjadi; “Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus”. Ayat lain yang sering dijadikan dasar Tritunggal namun dapat dengan mudah dibantah jika dibandingkan dengan bahasa aslinya adalah Ibrani 1:8, 1 Yohanes 5:7, Yohanes 20:28, Yesaya 63:8-9, dan masih banyak ayat lainnya.

Jelas sudah bahwa Trinitas bukanlah ajaran yang murni berasal dari Injil. Sebab jauh sebelum Waraqah (guru Muhammad) menentang Trinitas, beberapa orang penganut Arianisme telah melawan konsep ini. Trinitas juga bukan buah pemikiran dari para rasul seperti Petrus, Yohanes ataupun Paulus Tarsus, karena ketiga orang ini tidak pernah menyebutkan bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri. Hal ini jelas tersirat dalam tulisan mereka pada beberapa ayat dibawah ini;

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia. (1 Timotius 2:5-6)

Terpujilah Allah dan Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. (1 Petrus 1:3)

Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. (I Yohanes 4:10)

Jadi siapapun Yesus, dan bagaimanapun anggapan orang Kristen dan Islam mengenai Yesus, bagi kami Yesus adalah simbol dan wujud perdamaian. Seperti halnya Budha, Yesus adalah sosok manusia termulia yang pernah hadir di dunia ini. Jauh lebih layak dipercaya perkataannya daripada perkataan seorang narsisis dan pembunuh kejam yang mengaku sebagai nabi terakhir seperti Muhammad.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher