Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Jumat, 22 November 2013

Ringkasan 22 Fakta Perbedaan Allah SWT dengan TUHAN PARA NABI:


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.



Ringkasan 22 Fakta Perbedaan Allah SWT dengan TUHAN PARA NABI:

1) Allah SWT gila disembah, minta disholati 50 kali sehari sebelum ditawar menjadi 5 kali, Tuhannya Para Nabi tidak gila disembah

2) Allah SWT memuji-muji diri sendiri, Tuhannya Para Nabi tidak memuji-muji diri sendiri

3) Allah SWT bodoh bersumpah demi benda ciptaan, Tuhannya Para Nabi bersumpah demi diriNya sendiri

4) Allah SWT memakai kata ganti "kami" sewaktu berbicara kepada manusia, Tuhannya Para Nabi selalu konsisten dengan kata "AKU" untuk menyebut DiriNya ketika berfirman kepada manusia

5) Allah SWT menjadi pembela kejahatan nabinya, Tuhannya Para Nabi bertindak adil dan bijaksana. Bila nabinya berbuat dosa, maka Tuhan tetap akan menghukumnya.

6) Allah SWT menempatkan dirinya sederajat dengan nabi, Tuhannya Para Nabi tidak pernah menempatkan DiriNya sederajat dengan utusanNya

7) Allah SWT bergantung pada Muhammad, Tuhannya Para Nabi keberadaanNya independent, tidak sangat bergantung pada keberadaan utusanNya.

8 ) Allah SWT bangga menyebut diri sebagai KHAIRU MAKERIIN (RAJA TIPU TERLIHAI) dan MENYESATKAN MANUSIA, Tuhannya Para Nabi sangat membenci sifat tipu-menipu.

9) Allah SWT tinggal di Kabah, Tuhannya Para Nabi menjadikan LANGIT sebagai simbol TAKHTA KEDIAMANNYA

10) Allah SWT tidak bisa menjelma menjadi manusia, Tuhannya Para Nabi bisa menjelma menjadi manusia

11) Allah SWT tidak serupa dan tidak segambar dengan manusia, Tuhannya Para Nabi secara hakikat serupa dengan manusia

12) Allah SWT benci Yahudi dan "memuliakan" bangsa Arab, Tuhannya Para Nabi menganggap Yahudi sebagai milik kesayanganNya

13) Allah SWT menempatkan Adam pertama kali di surga dan kemudian menurunkannya di Padang Arafah Semenanjung Arabia, Tuhannya Para Nabi menempatkan Adam pertama kali di Taman Eden yang berlokasi di bumi

14) Allah SWT menyebut Ismael sebagai nabinya, Tuhannya Para Nabi tiada satu kalipun menyebut Ismael sebagai nabiNya

15) Allah SWT tidak punya anak, Tuhannya Para Nabi punya anak

16) Allah SWT harus berhubungan seks lebih dulu kalau ingin punya anak (QS 6:101), Tuhannya Para Nabi bisa punya anak tanpa melalui hubungan seks

17) Allah SWT menurunkan kitab suci (Taurat, Zabur, Injil, Quran), Tuhannya Para Nabi tidak menurunkan kitab suci apapun.

18) Allah SWT harus ditolong oleh pemujanya lewat JIHAD, Tuhannya Para Nabi adalah PENOLONG Manusia

19) Allah SWT adalah tuhan bohongan (rekaan), Tuhannya Para Nabi adalah Tuhan yang nyata dan sanggup hadir dalam sejarah

20) Allah SWT berbahasa Arab, Tuhannya Para Nabi menguasai segala bahasa

21) Allah SWT mengijinkan umatnya bergaul dengan jin dan setan, Tuhannya Para Nabi melarang umatnya bergaul dengan jin dan setan.

22) Allah SWT tidak sudi mengakui manusia sebagai anaknya, Tuhannya Para Nabi dengan penuh kasih dan rendah hati sudi mengakui manusia sebagai anak-anakNya.


Senin, 04 November 2013

Allah Lain


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.



ALLAH LAIN.

Apakah yang dimaksud dgn sujud menyembah?
Dan Apa yang dimaksud dengan Allah Lain?

Bila kita berdoa dgn cara menundukkan kepala dgn takjim, membungkukkan badan dgn takjim, menunggingkan badan dgn takjim, itulah yg disebut Sujud menyembah.
Bicara tentang Allah atau Tuhan adalah bicara tentang kuasa. Bila anda percaya bhw sesuatu itu punya kekuatan atau kuasa tertentu, maka sesuatu itu telah menjadi Allah Lain. (Untuk memahami ini tentu anda perlu mengerti makna kata iman dan kata teologis)

Bila anda membaca ayat ayat ini, dikaitkan dengan keberadaan Hajar Aswad, maka secara teologis anda akan dapati bhw Islam menyembah berhala. (Maksud saya, tanpa sadar sebetulnya menyembah berhala. Tanpa sadar menyekutukan Allah. Tanpa sadar sedang menyembah Allah dengan cara yang salah)

Imamat 19:4
"Janganlah kamu berpaling kepada berhala-berhala dan janganlah kamu membuat bagimu dewa tuangan; Akulah TUHAN, Allahmu.

Imamat 26:1
"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; JUGA BATU berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN,

Yeremia 25:6
"Juga janganlah kamu mengikuti allah lain untuk beribadah dan sujud menyembah kepadanya; janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan BUATAN TANGANmu, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu.

Mazmur 81:9 (81-10)
"Janganlah ada di antaramu allah Lain"


Jumat, 01 November 2013

Referensi Situs Populer Saat Ini


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Sistema Enlaces Reciprocos



<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://religius-islam.blogspot.com/" rel="nofollow" target="_blank"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiivMjYEiSdhYEhrFGr2LXhr4NNTT5j_UEMkTIcB78pUh4si9rTLgxjop4RSOI2sjd4rzSjIXcF3zX0pvQGtHUaKi539qyYxRkYs7ljR2X8SOFT5EZEZDoXHg_KLcZZDm8BF2e85w8t6RQ/s1600/MURTAD.gif" /></a></div>
<br />





Rabu, 02 Oktober 2013

Rahasia Dusta Dibalik Al-Fatihah & Al-Quran


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Dibalik kemasyurannya yang hebat – karena dihebat-hebatkan manusia –  namun ternyata sehebat itu pulalah Surat Pembukaan Al-Fatihah ini menyandang sejumlah masalah intrinsic yang menggoyahkan iman Muslim sebagai  sebuah wahyu otentik dari Allah! Surat yang paling diagungkan Islam ini – yang digelari Ummul Kitab, al-Kafiyah, bahkan al-Asas — justru tidak punya silsilah kapan dan dimana ia diturun-kan Allah kepada Muhammad, atau diturunkan setelah surat yang mana juga tidak diketahui dengan pasti! Dinamai Surat Pertama tetapi bukan Surat yang diturunkan pertama! Itu sebabnya para pakar Islam hanya sanggup berspekulasi “sebaik-baiknya” bahwa surat ini termasuk surat Makkiyah, tetapi mau memahami bahwa ada pihak-pihak lain yang mengakuinya sebagai surat Madaniyah. (lihat pelbagai ensiklopedi Islam, atau Muqaddimah Terjemah Quran oleh Moh. Rifai). Ibn al-Hassar malahan telah memastikan bahwa komposisi surat-surat Quran adalah terdiri dari 20 surat Madaniyah dan 82 surat Makkiyah, dan menyisakan 12 surat yang dipertentangkan makki-madani-nya (!), dan salah satu diantara adalah surat al-Fatihah! (lihat al-Itqan I/ 44-45). Dalam mushaf versi Ibn Abbas (yang sebagian surat-suratnya tersusun secara kronologis) didapati Al-Fatihah ditempatkan dalam urutan  surat ke-6, diantara surat 74 dan surat 111.  Lebih kacau lagi karena ada pihak lain yang meyakini surat itu diturunkan dikedua tempat tersebut: Mekah maupun Medinah. Sedangkan sejumlah ulama kesohor termasuk Syeik Allamah Thabathaba’i malahan mengatakan surat istimewa itu telah diturunkan berulang-ulang, ya di Mekah, ya di Medinah ...

Orang-orang yang bernalar agaknya akan menafikannya dengan berkata:
“Kalau begitu, tentu kasus ini menjadikan Jibril hampir tak ada kerjaan lain kecuali mengurusi Surat ajaib ini bolak-balik berulang-ulang!”
Tetapi nanti dulu (!), jangan buru-buru menuduh, karena itulah sungguh kerjanya Jibril as. yang bolak-balik membisikkan kepada Muhammad satu unit-wahyu disatu waktu, tetapi diwaktu yang lain Jibril yang sama turun lagi untuk membisikkan bahwa wahyu tsb dibatalkan dan digantikan (nasikh- mansukh, Qs 2:106)! Dan diwaktu yang lain lagi ia juga membisikkan (atau membiarkan Muhammad?) agar ayat (ayat-ayat) itu dipindahkan letaknya, “tidak usah lagi” menurut kronologi asli ketika ayat tersebut pertama kali diturunkan!
Inilah yang menyebabkan berantakannya penempatan urutan asli surat dan ayatdiseluruh Quran yang semestinya mengikuti urutan tertib kronologi ketika Jibril menurunkan wahyu awalnya, yaitu berturut-turut untuk surat Al-Alaq (96), Al-Qalam (68), Al-Muzzammil (73), Al-Muddatstsir (74), dst. (menurut Allamah MH. Thabathaba’i, . Mengungkapkan Rahasia al-Quran, p 124). Namun kini urutan tersebut telah diduduki secara tidak jelas dan tanpa alasan dari Allah SWT, menjadi surat 1 (Al-Fatihah), surat 2 (Al-Baqarah), dst. seperti halnya yang Muslim adopsi sekarang ini. Adakah Muslim cukup bertanya, “kenapa sesudah jibril menurunkan Quran awal dengan tertib urut kronologi lalu harus mendadak mengubahnya dengan urutan acak? Apakah kerja demikian adalah ciri kerja Allah yang tertib seperti yang Dia klaim tentang diriNya, “…(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci” (Surat 11:1)?
Demikianlah polanya surat Al-Fatihah ditempatkan dan diadopsi oleh manusia, atas nama Allah! Lebih kritis lagi adalah “pengkacauan” urutan tertib ayat-ayat Allah oleh Muhammad sendiri: “Diriwayatkan oleh Ibn Abbas dari Utsman ibn Affan bahwa apabila diturunkan kepada Nabi suatu wahyu, ia memanggil sekretaris untuk menuliskannya, kemudian bersabda, “Letakkanlah ayat ini dalam surat yang menyebutkan begini atau begitu.” (Tirmidzi, Sunan, kitab al-tafsir, bab surah 9).
Pertanyaan dasar Muslim yaitu, kenapa harus dirombak ulang  sesuatu yang telah terturun Murni, langsung dan sempurna dari surga? Jadi mana wahyu yang sempurna, yang awal menurut urut di Lauh Mahfudzh ataukah yang sudah diacak baru sesaat setelah diwahyukan dan dicatat diotak Muhammad dan para penghafal ayat? Ataukah Allah lebih bodoh dari Muhammad yang merasa perlu merombak posisinya? Maka tidak heran kita menyaksikan banyaknya ayat-ayat Allah yang disisipkan oleh Muhammad dan para sahabatnya ditengah-tengah ayat lain yang tidak “seperwahyuan” turunnya. Lihat Muqaddimah Surat Yunus dalam Al-Quran terjemahan Depag yang mengakui adanya sisipan diatas apa yang sudah diturunkan secara asli, langsung dan sempurna:
“Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali surat ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad s.a.w. berada di Madinah”.
Muslim seharusnya kasihan menyaksikan betapa sia-sianya Jibril yang kerjaannya tidak pernah tuntas sekali pukul pertama, sehingga harus diulang-ulang!
Keabsahan Surat Pertama
Muslim awam umumnya merasa bahwa surat ini memang sudah selayaknya ditempatkan sebagai surat pertama sesuai dengan maknanya sebagai Surat Pembukaan (al-Fatihah), jadi, ya seharusnya ia merupakan surat awal Makkiyah! Ini adalah kekeliruan menyusuli kekeliruan! Muslim lupa bertanya, “Siapakah yang memberi nama al-Fatihah dan siapa yang menempatkan surat tersebut?” Hanya apabila Allah yang memberi nama dan penempatan lewat wahyuNya, maka ia mempunyai legitimasi ilahi sebagai Pembuka Al-Quran yang sesungguhnya, dan bukan sempalan manusia seperti yang diperlihatkan diatas. Tetapi dimanapun dalam Quran, Muhammad tidak pernah diberi wahyu tentang nama judul bagi surat-surat-Nya, melainkan hanya disebut nama generiknyasaja sebagai “sebuah surat“, atau “suatu surat”  (Qs.2:23, 9:86, 24:1 dst). Surat-surat ini dalam sejarah awal Islam, oleh pelbagai pihak dirujuk dengan pelbagai nama yang beragam dan sebagiannya telah dibuang, dan baru kemudian hari secara atsar (dampak dari sebutan-sebutan umum) muncul pembakuan judul surat-surat yang mana membuktikan bahwa itu semua adalah penjudulan manusia. ..
“Merupakan suatu hal yang pasti bahwa nama-nama yang diberikan kepada surat-surat itu bukanlah bagian dari Quran. Tidak jelas kapan munculnya nama-nama surat yang beragam itu…sekitar pertengahan abad ke-8 dapat dipastikan bahwa nama-nama surat yang beragam itu telah memasyarakat” (Taufik A. Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Quran, p.211-212).
Penggugatan akan pewahyuan Surat Al-Fatihah ini didukung oleh segudang fakta historis, antara lain menyangkut hal-hal gamang yang menyelimuti dirinya:
1). Surat al-Fatihah ini tidak mempunyai pijakan asal-usul dan sebab musabab pewahyuannya; ia yang sekalipun dianggap surat paling terhormat dan termulia, namun muncul begitu saja tanpa silsilah!
2). Kosong-kronologi, bahkan tidak diketahui kapan ia diturunkan dan dimana. Bahkan tak ada indikasi ia diturunkan setelah (atau sebelum) ayat atau surat apa. Semuanya hanyalah hasil penempatan secara acak yang kehilangan referensi.
3). Tidak memiliki legitimasi ilahi dalam tata-letaknya sebagai Ummul Kitab, al-Kafiyah, al-Asas dan sebagai Surat Pertama, sebab bukan Muhammad yang menetapkannya disana atas nama Allah! Hadis manakah yang ada mengatakan bahwa Nabi menetapkan urutan surat Al-Fatihah sebagai surat Pertama? Bahkan sahabat Nabi manakah yang sudah menuliskan atau membacakan Surat ini (sebagai wahyu) sebelum hijrah?
4). Ternyata surat-1 ini (dan juga bersama surat 113 dan 114),  tidak dimasukkan oleh Ibn Mas’ud dalam koleksi naskahnya (As Suyuti, al-Itqan, I:220-22). Padahal tidak ada keraguan bahwa Ibn Mas’ud adalah salah satu otoritas terbesar dalam al-Quran, dan tanpa tandingan untuk surat-surat Makkiyah! Ini akan kita kupas nanti.
5). Konten wahyunya al-Fatihah adalah sebuah musibah, karena memperlihatkan suatu rangkaian wahyu yang dipersekutukan dengan non-wahyu!
Menurut makna dan isi teksnya, al-Fatihah jelas bukan seruan doa dari Allah tetapi sebaliknya, seruan doa manusia kepada sosok Allah! Dan ini sudah menafikan dirinya sebagai kata-kata Allah yang termaktub dalam Lauhul Mahfudz. Namun menurut  formatnya yang masuk dalam bagian Al-Quran, ia pastilah wahyu langsung ucapan Allah sebagaimana seluruh kalimat Quran yang adalah seruan Allah semata. Jadi bagaimanakah Muslim dapat memahaminya?
Disini Allah tidak menyertakan kata tanda “Qul” [Katakan (hai Muhammad)….] kedalam surat ini, khususnya untuk ayat 5-7, yang memperlihatkan bahwa ia hanyalah sebentuk doa dari manusia, bukan tanda verbatim dari mulut Allah sendiri. Bukankah penandaan kata ini sudah dibakukan secara khusus dan sudah diserukan oleh Allah sendiri sebanyak 332 kali “Qul” diseluruh Quran? Maka mungkinkah Surat Terkemuka al-Fatimah ini justru akan dilalaikan Allah dari satu kata seruan “Qul”/ “Katakan”? Padahal kata-seruan itu mutlak diperlukan demi menjaga agar FirmanNya jangan sampai dipersekutukan kedalam “firman manusia”.
Mushaf koleksi Ibn Mas’ud yang otoritatif
Salah satu Muslim yang paling awal adalah Ibn Mas’ud, yang keilmuannya dalam Quran “terpaksa” diakui oleh mainstream Islam, karena fakta-fakta yang tidak tersembunyikan oleh mereka, mulai dari pujian Muhammad hingga ke Jibril!
*Muhammad sendiri memujikan dia dengan menyebut namanya pertama-tama sbb: “Belajarlah mengaji Quran dari 4 orang: dari Ibn Mas’ud, Salim sekutu dari Abu Hudhaifa, Ubayy b. Ka’b, dan Mu’adh b. Jabal” (Shahih Muslim, vol.4, p.1313, Shahih Bukhari vol.5, p.96-97).
*Khalifah Umar bin al-Khattab dalam suratnya kepada penduduk Kufa mengkonfirmasikan keteladanan dan ilmunya:
“Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku mengutamakan
Abdullah bin Mas’ud atas diriku. Maka tuntutlah ilmu darinya.”
*Khalayak & Muhammad. Ibn Mas’ud pada suatu event sempat mendemo-kan pengajian lebih dari 70 surat koleksinya dihadapan Muhammad dll. Ini adalah peragaan yang luar biasa! Baik Muhammad maupun hadirin lainnya tidak satupun yang menyalahkan pengajiannya ( Shahih Muslim vol.4, p.1312). Dan ini sekaligus menjelaskan betapa Ibn Mas’ud sesungguhnya telah mengantongi “the 70 proven canonical surahs” (surat-surat yang terbukti shahih) yang tidak bisa tidak harus turut dijadikan rujukan kebenaran untuk mushaf-mushaf manapun yang muncul kemudian, khususnya mushaf Utsman (yang sayang tidak dilakukan oleh Utsman).
*Sumpah Ibn Mas’ud sendiri. Ya dialah orangnya yang paling sempat dan mampu mencatat wahyu yang terturun karena kedekatannya dan seringnya ia berada bersama dengan Muhammad (bahkan sejak masih kanak-kanaknya Zayd bin Tsabit). Itu sebabnya beliau berani bersumpah: Demi Allah, tidak ada satu ayatpun dari Al-Quran tanpa kuketahui latar belakang diturunkannya ayat tersebut. Tidak ada seorang-pun yang lebih mengetahui tentang Kitabullah disbanding aku. Meskipun begitu, aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian”. (HR.Ahmad bin Hanbal).
*Jibril. Bahkan dikatakan Ibn Mas’ud ini mendapat kehormatan selalu hadir sewaktu Muhammad meneliti kembali Al-Our’an bersama Jibril setiap tahun (Ibn Sa’d, Kitab Al Tabaqat Al-Kabir, jilid 2,haI.441).
Keabsahan Surat-surat Al-Quran
Jikalau Ibn Mas’ud tahu setiap latar belakang turunnya setiap ayat, maka tak pelak lagi Muslim lainnya harus memiliki fakta-fakta yang super-shahih agar dapat menyalahkan ayat dan surat apa yang telah dikumpulkannya atau apa yang ditolaknya. Dan Ibn Mas’ud dengan tegas menolak surat-surat 1, 113, 114 sebagai wahyu! Penolakan mana bukannya dibantahi atau dipersalahkan Utsman dengan bukti-bukti dan persidangan, tetapi justru naskah ibn Mas’ud itulah yang diharus-kan untuk dimusnahkan atas perintah Utsman sebagai tindak penguasa yang sewenang-wenang:
“Utsman mengirim kepada setiap propinsi satu kitab yang telah mereka salin, dan memerintah-kan agar semua naskah-naskah Al-Our’an yang lain, apakah dalam bentuk yang terbagi-bagi, atau yang lengkap, harus dibakar.
(Sahih al- Bukhari, Jilid 6,hal.479).
Tetapi adakah Utsman mendapatkan mandat-ilahi untuk memusnahkan naskah-naskah dari ucapan-ucapan Muhammad yang paling primer? Tidakkah Nabi akan menangisi pembakaran Kalimat Allahnya? Ibn Masud yang tegar dan polos hati itu tidak menjilat penguasa. Ia justru membantahi perintah Utsman yang hendak menghilangkan kebenaran sejarah tanpa menunjukkan kesalahannya atau ketidak-layakannya:
“Saya mendapatkan langsung dari Rasulullah 70 surat ketika Zayd masih
remaja kanak-kanak. Apakah kini saya harus membuang apa yang saya
peroleh langsung dari Rasulullah?” (Ibn Abi Dawud, Kitab al-Masahif, p.15).
Dan dia pulalah yang memperingatkan tangan-tangan yang mengotori Quran:
“Jangan menulis ke dalam Quran apa yang bukan bagiannya!”
Pembakaran naskah-naskah Quran yang paling primer inilah (karena dianggap sebagai tandingan mushaf Utsman) yang menjadikan Quran tidak bisa lagi membuktikan keotentikan dirinya, apapun alasan-alasan lainnya! Itu sebabnya (Muslim sering tidak awas karena digelapkan) nama Ibn Mas’ud yang besar itu dikerdilkan dan dikritik karena para ulama tidak mau melihat Quran Islam (yang ada sekarang ini) dipermasalahkan lagi dengan mengungkit “fakta-fakta Ibn Mas’ud”.
Tetapi bukankah Muslim diseluruh dunia mengungkit dan mengutuk pembakaran Quran oleh Terry Jones di Florida? Padahal yang paling harus dikutuk sesungguh-nya adalah Utsman yang pertama-tama memberi contoh fatal tentang pembakaran Quran serta menghilangkan fakta sejarah atas namaMuhammad dan Allah (yang tidak menjadi saksi baginya, dan belum tentu mendukung pembakarannya)! Terry Jones hanya menghilangkan satu copy diantara miliaran copy kitab Quran yang tercetak, tanpa merugikan existensi atau otentifikasi apapun dari Quran yang ada. Dunia tidak kehilangan apa-apa dengan terbakarnya satu copy di Florida. Tetapi Utsman telah menghilangkan seluruh naskah-naskah asli yang paling tua yang tiada lagi bisa diproduksi-ulang selamanya, termasuk Mushaf ASLI Abu Bakr yang Utsman pinjam dan pakai sendiri sebagai sumber salinan bagi mushaf –nya! Integritas Islamik macam apakah yang diperlihatkannya? Maka sejarah hitam Islam terpaksa mencatat bahwa naskah paling tua Quran (yang dipercaya identik dengan wahyu langsung dari surga) kini telah tiada dan diganti oleh Quran ex-mushaf utsmani yang kita pakai sekarang ini…
DUA MITOS ISLAM YANG DINAFIKAN SEJARAH
1.Mitos adanya semacam “mushaf Muhammad”
Sebagian Muslim masih cenderung terlena dan menerima seolah-olah Muhammad menjelang kematiannya telah menghimpun Quran-nya secara utuh, tersusun tertib dan teratur surat dan ayat-ayatnya seperti yang kita kenal sekarang ini, tanpa berubah isi maupun bentuknya! Malah ada yang mengatakan bahwa lepasan naskah-naskah Quran yang diperintahkan Nabi untuk dituliskan baginya, memang disimpan oleh Muhammad dan sudah diikatkan menjadi shuhuf. Bagus! Kalau begitu tunjukkanlah koleksi Muhammad tersebut pernah ada dimana dalam rentang sejarah hidupnya!
Adakah dia pernah memakainya? Atau pernah mengamanatkan apa-apa tentang naskah koleksi Quran yang dipunyainya itu, karena koleksi tersebut pasti dianggap asset yang paling berharga dan pasti akan dirujukkannya – jikalau naskah itu benar ada.
Retorika Islam terlalu sering memainkan asumsi tanpa substansi,tetapi lalu menslogankannya secara heroik dan bertubi-tubi agar bisa dipercaya oleh oraang yang kurang awas. Dimanapun, tak ada Hadis dan Tradisi, Sirat dan sejarah Islam yang menggambarkan bahwa Muhammad atau sahabatnya pernah memegang dan menggunakan apa yang disebut  “mushaf Muhammad”. Jikalau ada, maka bertanyalah kenapa mushaf resmi pertama harus dihimpun dari nololeh Zayd bin Tsabit, yaitu seperti yang dikatakan Zayd sendiri: “… Jadi saya mulai mencari dan mengumpulkan Quran dari pelepah-pelepah palem, lempeng-lempengan batu putih, dan juga dari orang-orang yang mengetahuinya…” (Shahih Bukhari 6. 61. 510).
2.Mitos Mushaf Utsman Identik Dengan Al-Quran-nya Allah SWT
Mitos ini berdengung hingga sekarangpun! Padahal penjelasan sederhana diatas saja sudah menunjukkan secara gamblang betapa politik dan tangan-tangan kotor turut memainkan kehadiran mushaf-manusia yang mengatas namakan allah!  Perbedaan naskah yang satu dengan lainnya bertebaran dimana-mana dan itu diselesaikan dengan cara kekuasaan politik! Itu sebabnya sejarah mencatat perbantahan kekal tentang “Mushaf Allah” diantara sesama Muslim dan Mazhab. Cukuplah ditambahkan beberapa fakta pengakuan/ tuduhan yang sangat mendasar seperti dibawah ini:
“Banyak (porsi) dari Quran yang diturunkan (hanya) diketahui oleh mereka yang gugur pada Hari Yamamah…. tetapi yang tidak diketahui (oleh mereka) yang masih selamat; juga tidak ditulis, tidak dikumpulkan oleh Abu Bakar, Umar atau Utsman (pada waktu itu) akan Quran-nya, dan tidak ditemukan oleh satu orang lainnya.”
(Ibn Abi Dawud, Kitab al-Masahif, p.23).
Perhatikan 3 istilah khusus yang dipakai disini: lam ya’alam- “tidak diketahui”,lam yuktab”tidak ditulis”, lam yuwjad- “tidak ditemukan”, yang menegaskan betapa porsi dan ayat Quran tertentu telah terkubur selamanya bersama dengan para qurra yang gugur dalam perang Yamamah.
Tetapi sekalipun diketahui dengan pasti oleh Khalifah Umar, dan diperkuat dalam Hadis dan dalam praktek Islam, entah kenapa ayat tentang perajaman juga tersingkirkan dari mushaf Utsman. Umar berkata, “…kami membacanya, kami diajari, dan kami menegakkannya. Rasul merajam, dan kamipun merajam setelah beliau… Sungguh rajam dalam Kitabullah adalah hukuman bagi lelaki dan perempuan yang berzina” (Ibn Ishaq, Sirat Rasulullah, p.684). Jadi apakah Quran kini yang tanpa ayat tentang perajaman tersebut adalah Quran yang sejati?
Sebaliknya, setelah mushaf Utsman tersalin, Zayd baru sadar ia kelolosan memasuki satu ayat Quran (yaitu surat al-Ahzaab ayat 23), dan itu bisa-bisanya dia (dengan Utsman) yang mengesahkan ayat itu kedalam mushaf Utsman, padahal keabsahan ayat tersebut tidak didukung oleh dua orang penyaksi diluar Komite Pengumpul Quran! Ayat ajaib itu tidak dijumpai pada pengumpul Quran manapun kecuali hanya pada satu orang, yaitu Khuzaima bin Thabit Al-Ansari! (Shaih Bukhari, vol.6.61.510). Lebih daripada itu ayat tersebut pasti tidak terdapat dalam mushaf Abu Bakar yang dijadikan Zayd dan Komite-nya sebagai rujukan penyalinan sehingga ia sampai kecolongan ayat tsb! Jadi kenapa ayat yang tidak mutawatir dan bermasalah itu justru bisa dianggap sah, sementara ayat perajaman dari Umar itu tidak sah?
Pihak Shiah mau tidak mau (serba salah, karena kehilangan Mushaf Ali bin Abi Talib –bapak Shiah—yang  juga diharuskan untuk dibakar) terpaksa menuding ketidak murnian Quran yang diturunkan dari Mushaf-Utsmani:
Setidaknya tercatat ada 219 ayat-ayat spesifik Quran yang dinyatakan palsu oleh Syi’ah. Bahkan kaum Syi’ah percaya bahwa “Al-Quran yang dibawa oleh Jibril as. kepada Nabi Muhammad saw adalah 17.000 ayat”.
Ini hampir 3 x lebih tebal ketimbang Quran sekarang.
(re: Tinjauan Ahlus Sunnah Terhadap Faham Syi’ah Tentang Al-Quran dan Hadits, Nabhan Husein; dan hadis Hisyam bin Salim, diriwayatkan dari Abi Abdillah as.)
Akhirnya yang paling menarik adalah apa yang diakui oleh Utsman sendiri yang kini sering disembunyikan periwayatannya karena rawannya.  Taufik A.Amal dalam bukunya Rekonstruksi Sejarah al-Quran, p.204, menulis sbb:
“Salinan-salinan mushaf utsmani yang diedarkan di sejumlah kota, dalam
kenyataannya, tidak sempurna secara absolut. Kenyataan ini diakui sejumlah
otoritas Muslim yang awal. Sejumlah riwayat melaporkan tentang ditemukannya beberapa kekeliruan di dalam salinan-salinan mushaf tersebut. Yang paling populer darinya adalah riwayat yang mengungkapkan bahwa Utsman sendiri, ketika memeriksa salah satu eksemplar yang telah selesai ditulis, menemukan ungkapan-ungkapan keliru dan mengatakan bahwa kekeliruan itu tidak perlu diubah, karena orang-orang Arab – dengan lisan mereka – bisa membetulkannya. Riwayat populer lainnya mengemukakan bahwa Aisyah menemukan sejumlah kekeliruan penulisan di beberapa tempat: dalam 2:17…; dalam 4:162…; dalam 5:69…; dan dalam 20:63… serta menegaskannya sebagai kekeliruan yang dilakukan para penulis.
Riwayat-riwayat semacam ini secara jelas memberi kesan bahwa teks
utsmani tidak dapat diubah lagi, sekalipun terdapat kekeliruan di dalamnya.”
Jadi adakah Muslim pernah memiliki Al-Fatihah dan Mushaf Surgawi  seperti yang didengungkannya? Atau yang sedikitnya dishahihkan oleh Muhammad pribadi sebagai saksi final wahyu langsung Allah?  Dimana otoritas keterjagaan dan tertib rapi dari Allah Semesta Alam yang telah mengumandangkan janji-Nya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya[793]. [Catatan kaki utk 793: Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya].
“…(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci” (Surat 15:9 dan 11:1).
Tampaknya yang ada hanyalah sebuah versi dandanan belaka, dan dijual dengan segala cara. Ya, segala cara (!) karena semuanya sah dan halal, asal untuk Islam!



Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Dimanapun, agama yang benar seharusnya mendasarkan kebenarannya dengan dalil dalil yang ada dalam keseluruhan isi dan batang tubuh agamanya sendiri, yaitu Kitab Sucinya. Agama Hindu, Buda, Yahudi dan Kristen, semuanya merujukkan kebenaran dirinya dari Kitab-kitabnya masing-masing. Namun tidak demikian halnya dengan Islam. Islam DIHARUSKAN untuk merujuk sumber-sumber luar untuk “membenarkan”, menegaskan, dan melengkapkan “kebenaran” Quran-nya! Yaitu melalui Hadis, Alkitab Israel, dan para Ahli Kitab (10:94, 16:43).
Hal inilah yang menempatkan Islam dalam status yang sangat defensif, sedemikian sehingga ia kembali DIHARUSKAN –- langsung atau tidak langsung– untuk membuktikan bahwa ajarannya benar dengan cara menyalah-nyalahkan agama orang lain. Ya, kitab orang lain disalah-salahkan (2:79, 4:46 dll), ya penganut lain dikafir-kafiri (5:72) atau dibinatang-binatangkan (8:55), dan ya dilaknat dan dikutuk (9:30) bahkan ya hendak dilenyapkan samasekali (9:5, 8:12, 4:89, Bukhari 9/84/64 dll). Akibatnya terdapat antagonisme yang sulit terselesaikan dalam intern Islam sendiri. Disatu pihak ia harus merujuk sedikitnya kepada ahadis dan Alkitab. Dilain pihak ia juga harus menyalahkan banyak hadis Nabi yang tidak berserasi dengan Quran (dan sebaliknya), apalagi terhadap Alkitab yang dikatakannya korup dan palsu! Dalam keadaan demikianlah maka Muslim harus getol mencanangkan sederetan “kontradiksi” Alkitab sambil meneguhkan-diri bahwa Quran itu sempurna tanpa kesalahan tanpa kontradiksi. Dasarnya adalah karena Quran yang mengatakannya (Qs.4:82), dan Allah sendiri yang menjaminnya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (dengan catatan kaki: “Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya”).Tetapi orang-orang yang tidak usah pintar sekalipun (sepanjang tidak dibutakan batinnya) jelas mampu melihat betapa besar masalah Quran dan Muhammad (sebagai penerima wahyu) untuk mengklaim diri sebagai sempurna: Quran yang sempurna diturunkan untuk Muhammad yang sempurna (68:4, 33:21). Kenyataannya ada ribuan kontradiksi intern dalam Quran, dalam Hadis, dan kontradiksi diantara keduanya (misalnya, Muhammad tidak dinyatakan bermukjizat di Quran, tetapi sangat dahsyat bermukjizat di Hadis). Kontradiksi-kontradiksi kasat mata berjalan sejak dari kisah penciptaan alam semesta, Adam dan Hawa, dan tentu seterusnya… Disini, cukuplah kita petikkan beberapa contoh kisah Adam saja, yang semoga bisa membuka mata dan akal sehat teman-teman Muslim.
Bacalah dengan naluri hati yang bening.
KesatuAgaknya semua Muslim saat ini percaya bahwa manusia Adam diciptakan dari debu tanah, sebagaimana yang telah dikisahkan Alkitab ribuan tahun sebelum Muhammad. Tetapi terjadi gejala yang  aneh sekali bahwa Muslim hampir-hampir tidak pernah bertanya kenapa Jibril membohongi dan membodohi Muhammad dalam wahyunya yang pertama kali (digua Hira) bahwa manusia diciptakan Allah dari segumpal darah?
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Qs.96:2).
Dr Maurice Bucaille, pahlawan “pembela Islam” yang tidak pernah menjadi Islam, sampai harus mengakui: “Manusia tidak pernah melewati tahapan ‘gumpalan darah” (Bible, Quran dan Sains Modern, p.236). Tidak ada Muslim yang bereaksi, mempersoalkannya apalagi memprotes, kecuali berkata: “Allah-lah Yang Maha Tahu”. Miryam Ash yang murtad agaknya tepat berkomentar demikian:
“Kita menyaksikan adanya kuasa gelap yang membutakan aka-sehatl dan batin teman-teman Muslim kita. Mereka sepertinya tersihir”.
Kedua. Quran mencetuskan wahyu “sempurnanya” tentang Adam dan Hawa ketika mereka dicobai setan di surga Firdaus dan jatuh kedalam dosa:
“Lalu keduanya (Adam dan Hawa) digelincirkan oleh syaitan dari surga…” (Qs 2:36).
Tidakkah Muslim melihat ayat ini sebagai SALAH WAHYU yang telanjang? Hakekat surga itu kudus sempurna, mustahil Allah mengizinkan surge-Nya bermuatan setan dan antek-anteknya (yang telah terusir dahulu ketika menolak perintah Allah, Qs 7:13). Maka disinilah Muhammad membuat blunder yang konyol, sehingga terbukti beliau sebenarnya bukan mendengar wahyu Tuhan, melainkan salah dengar-dengaran (salah-wahyu) kisah dongeng mulut kemulut yang bersumber dari Alkitab. Sebab memang Alkitab-lah yang berkisah bahwa Adam dan Hawa telah ditempatkandalam sebuah Taman Eden, namun karena umminya (buta aksara) beliau tidak bisa mengecek lebih jauh bahwa taman tersebut adalah bagian dari bumi, bukan sorga!
Selanjutnya TUHAN Elohim membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu” (Kejadian 2:8).
Artinya Adam yang selesai dibentuk dari debu tanah bumi itu ditempatkan disuatu wilayah khusus bumi yang dinamai Taman Eden (bagian dari bumi ciptaan disebelah timur). Bahkan dirincikan dalam Alkitab bahwa dalam taman tersebut mengalir sungai dan anak-anak sungai termasuk Tigris dan Efrat ditanah Asyur. Tetapi oleh Muhammad (yang tidak bisa membaca dan memeriksa Alkitab) istilah “taman” itu telah diserapi sebagai taman Firdaus di Surga! WAH, Tuhan mengizinkan bagi Syaitan-syaitan untuk tinggal didalam surgaNya? Bahkan disana diberikan Tuhan kepada Syaitan  hak dan kuasa untuk mengusir Adam-Hawa dari tempat kemuliaan Tuhan di surga?! Ah, jangan kita-kita ini mau terkecoh oleh syaitan lagi. Hanya Tuhan-lah yang berdaulat di SORGA! Dan hanya para malaikat dan mahkluk-mahkluk kudus yang boleh BERADA disana. Muhammad kecolongan secara telanjang mempersamakan taman Eden dengan taman Firdaus Sorga!
Kalaupun Taman Eden ada di surga, dan kini Adam-Hawa mendadak diusir turun ke bumi, maka tubuh fisiologis Adam-Hawa tentu harus berubah dengan cara didandani lagi oleh Tuhan (baca: cipta-ulang). Adam-Hawa telah dicipta dengan DNA jasad utuh yang sempurna seperti kita, dari tanah yang ada dibumi (bukan “tanah” surga), agar kembali kelak ketanah setelah mati (Kejadian 3:19). Dengan jasad yang sama seperti kita begini tak ada yang bisa bertahan hidup dalam alam yang lain. Sebab hanya DNA ROH yang bisa bertahan di surga!
Ketiga. Allah bahkan terbukti tidak memberikan kemurnian Quran kepada Muhammad sehingga kembali “mewahyukan” bahwa syaitan-lah yang mengusir kedua moyang kita dari Surga, bahkan syaitan pula yang menanggalkan pakaian fisik Adam dan Hawa sehingga mereka kelihatan telanjang!
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya….” (7:27).
Kembali lagi orang-orang Muslim harus bertanya sejadi-jadinya: Pakaian macam apakah yang telah Adam dan Hawa pakai sebelum ditanggalkan oleh syaitan? Dari mana datangnya pakaian misterius itu? Bukankah yang ada pada waktu itu hanya-lah dua sosok manusia dan tanaman dan binatang yang semuanya “telanjang apa adanya”? Alkitab yang dicap “korup” itu justru berkisah tentang Adam dan Hawa yang telanjang tetapi tak ada rasa malu karena polos-polos saja mata, hati dan pikirannya (innocence), ketika dosa belum bercokol dalam diri mereka dikala itu:
“Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu” (Kejadian 2:25).
Baru pada saat mereka jatuh kedalam dosa (makan buah yang dilarang Tuhan), maka seketika itupun mereka kehilangan innocence-nya, dan mereka merasa diri malu karena tahu dirinya telanjang, sehingga keduanya membuat cawat dari daun pohon ara (Kej.3:7).
Para ulama Islam tak berdaya menjawab sederetan pertanyaan yang mendasar akibat dari wahyu yang salah kaprah itu:
1.Pakaian apa yang telah dipakai oleh Adam-Hawa sebelumnya? Kalau ada pakaian tersebut, tentulah itu berasal dari Allah SWT semata. Tapi dimana ayatnya?
2.Kenapa syaitan kok bisa lancang menanggalkan pakaian Adam-Hawa, pemberian Allah SWT?
3.Dimana Allah SWT berada, sehingga membiarkan pakaian Adam-Hawa dicopot sesukanya oleh syaitan, dan itu terjadinya di Surga, di wilayah kedaulatan Allah SWT yang kudus dan mulia?! Mungkinkah?
Itulah “wahyu korektif’ yang sempurna dari Quran yang menyalah-nyalahkan Alkitab, bahkan akhirnya berbalik menyalahi ayatnya sendiri Qs.7:22 yang selisih jaraknya hanya terletak 5 ayat saja sebelumnya,
maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga….”(7:22)
Disini, Adam-Hawa dikatakan “tampak telanjang” (sehingga harus ditutupi), bukan “menanggalkan apa yang keduanya telah diberi pakaian” seperti yang terwahyu pada ayat 7:27. Kontradiksi yang sungguh ironis, sekaligus menggugurkan kesempurnaan wahyu yang datang dari Kalimat Tuhan…
Tetapi yang paling ironis lagi adalah kenyataan bahwa justru Quran-lah yang mengkorupsi dengan menghilangkan ayat terpenting tentang cawat-kulit –- sebuah lambing kurban penebusan dosa — yang secara khusus disediakan oleh Tuhan sendiri sesaat sebelum Adam-Hawa diusir dari Eden:
“Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka”. (Kejadian 3:21).
Ini menunjukkan betapa Tuhan tetap mengasihi Adam dan Hawa sekalipun mereka telah mendurhaka kepada-Nya. Tuhan terang-terangan menyatakan diri-Nya tidak berkenan dengan cawat daun yang dibuat oleh Adam-Hawa, sehingga Ia segera menggantikan cawat-daun tersebut dengan cawat-kulit menurut design Tuhan sendiri. Dan itu kelak ternyata adalah sebuah konsep penebusan dosa dari Tuhan demi menyelamatkan seluruh umat-Nya!  Seterusnya untuk jelasnya, Anda perlu melihat artikel saya pada http://bacabacaquran.com/2011/10/syariat-qurban-di-hari-raya-haji-kini-patut-dipertanyakan-muslim-bagian-2/
Cawat kulit itu adalah lambing penyelamatan Tuhan lewat “kurban penebusan”. Jadi jelas bahwa cawat kulit ini amat jauh lebih penting dan strategis dimata Tuhan ketimbang cawat daun buatan Adam. Akan tetapi kembali kita temukan bahwa Quran justru sengaja mengkorupsi/ mengosongkan ayat yang berlambangkan kurban penebusan dosa! Dan siapakah diantara semua makhluk yang paling berkepentingan mengosongkan sosok Juru-Penebus? Anda dan saya sama mengetahuinya. Jadi bagaimana Muhammad dan Jibril-nya harus memper-tanggung-jawabkan pengosongan perlambangan yang sangat prinsip dan esensial ini? Semuanya terpulang kepada hati dan akal sehat orang-orang yang diberi hikmat oleh Tuhan.
Semoga saja artikel pendek ini menggugah paradigma Islamik (yang dulu pernah saya anut) namun yang tidak introspektif itu — cenderung menyalah-nyalahi, mengkafir-kafiri, dan mengutuk-ngutuki pihak lain — agar bisa digantikan dengan hati yang welas asih bagi semua.
“Sebab barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Tuhan Elohim, sebab Elohim adalah kasih” (1Yohanes 4:8).
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Lukas 6:27-28).
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? …” (Matius 5:43-46)



Jumat, 23 Agustus 2013

Qur’an Bukan Wahyu Tuhan


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Qur’an Bukan Wahyu Tuhan
quran3bakar
Para netters yang kami kasihi,
Orang-orang Muslim mengklaim dan sangat meyakini bahwa: Al Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril. Diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas, Al-Quran adalah kitab yang paling unik dalam arti kata tidak ada contoh serupa yang pernah ada di dunia. Ia dianggap mencakup segala kebaikan, dan memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus, serta mencakup semua hal yang akan membahagiakan dan menyelamatkan manusia dari kegelapan, menuju cahaya.

Allah berfirman: “(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Ibrahim: 1). Kitab ini akan terus menjadi “mukjizat” dari segi keindahan bahasa, syariat, ilmu pengetahuan, sejarah dan lain sebagainya. Sampai Allah mengambil kembali bumi dan yang ada di dalamnya, tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perobahan terhadapnya, sebagai bukti akan kebenaran firman Allah: 
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr: 9)
“(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu” (Huud: 1).

Dilain pihak, walau ditegaskan bahwa wahyu diturunkan dalam bahasa Arab yang jelas dan terang agar orang-orang dapat memahaminya (Qs.26:195, 16:103, 12:2 dll), namun ternyata Allah tidak persis menepati janjiNya seperti yang manusia pahami. Ada banyak kata-kata Al-Quran dimana Muhammad dan umat Islam tidak bisa mengklaim itu adalah berasal dari bahasa Arab, seperti Alif, Laam, Miim, Thaa, Sin, Kaaf, Haa, Yaa dst yang tak diketahui apa artinya dan untuk apa ia diturunkan! Juga kata Firdaus (Persia), Adam (Accadia), Tabut (Abessynia), zakat (Syria), Injil (berasal dari kata “euanggelion” Yunani) dll.
quran nasi bungkus
Lihat pula susunan Al-Qur’an, bab per bab (disebut Surat) yang terlihat sangat acak, tidak kronologis bahkan sepertinya anti-kronologi. Sulit ditemukan tema inti dari setiap suratnya karena terserak ayat-ayatnya sehingga harus dirangkai-rangkai secara tidak lurus oleh tiap-tiap ahli yang menghasilkan pelbagai versi tafsiran yang tidak sinkron.
Sebagai contoh, apa yang dapat Anda simpulkan tentang diri Muhammad, atau Jibril, atau Isa, atau Isra’-mi’raj, atau salat 3 atau 4 waktu sehari, (karena tak ada indikasi 5 waktu disitu)? Jikalau Anda hanya bersandarkan pada Al-Quran saja? Anda tidak akan menemukan kejelasan yang terang seperti yang Al-Quran janjikan. Malahan ada banyak pengertian dan ayat-ayat kabur yang diakui oleh para teolog Islam sendiri, dan ini disebut mereka sebagai ayat-ayat mutasyabih.
Banyak ayat tersusun secara melompat-lompat tanpa transisi, dan berulang dengan ayat yang sama atau mirip di surat lainnya. Dan amat banyak disharmoni dan inkonsistensi secara intrinsik sesama ayat sehingga sulit dicernakan.
Jika anda ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai topik ini, silahkah melihat disini.



Senin, 05 Agustus 2013

BUKTI ALQURAN STANDAR SAAT INI TERNYATA PALSU


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Alquran Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Alquran. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Alquran, Mungkin Alquran Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Alquran di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.



Mesjid agung di Sanaa, Yaman, ternyata menyimpan banyak naskah Alquran paling tua di dunia yang berasal dari abad pertama Hijriah yaitu abad ke 7 Masehi. Ternyata naskah-naskah Alquran Sanaa sangat berbeda dengan Alquran standar saat ini.
Read more, www.islamic-awareness.org/Quran/Text/Mss/soth.html

Makanya Muslim Sunni dan Muslim Shiah berbeda kitab Alquran walaupun sama-sama Islam. Alquran Sunni memiliki 114 surat, sedangkan Alquran Shiah memiliki 115 surat, dimana Surat Al-Wilaya (Pengganti) ditambahkan di dalam Alquran tersebut. *[Dikatakan dalam buku Nabhan Husein: Tinjauan Ahlus Sunnah terhadap paham Syi’ah tentang Alquran dan Hadits, dan juga Hadits Hisyam bin Salim yang diriwayatkan Abi Abdillah, bahwa “Kaum Syi’ah menyatakan bahwa setidak-tidaknya ada 219 ayat-ayat Quran yang palsu.

Mereka bahkan percaya bahwa jumlah ayat Alquran yang dibawa oleh Jibril kepada Muhammad adalah 17000 ayat”. Jadi yang terhilang hampir 2x yang tersisa! Inilah perselisihan yang tidak terselesaikan sebagai warisan dari Muhammad. Intinya terletak pada kenyataan bahwa Islam telah kehilangan sumber-sumber otentik lainnya yang harus dimusnahkan oleh perintah Utsman.

Mulai dari BUKTI berikut ini (bukti pertama)





di atas bukan analisa melainkan BUKTI adanya quran tua dan BERBEDA DENGAN YANG DI PEGANG MUSLIM sekarang.dimana perbedaannya"
1. Tulisannya beda, menggunakan arab gundul yg punya arti bisa 30 arti berbeda,2. Ada gambar juga, yg di pegang muslim sekarang tidak ada,apa tanggapan muslim?

The earliest copy of Quran -Yemeni koranIn 1972, a 7th century Koran was found in Yemen during a restoration work of a structure. After 3 decades of examining and investigations, it is found that the Koran is the earliest copy. It is also found out that there are many erasures and alterations to it.Quran yang di pegang muslim sekarang baru distandarisasi tahun 1924 di Mesir, sebelum itu Quran ada banyak versi, ya BANYAK VERSI itu karena quran tertua itu tersalin dari arab gundul, banyak makna yang bisa dikandung.

silahkan baca artikel yang ditulis oleh rekan muslim juga disini:http://islamlib.com/

ini kutipannya:Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.

Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 89 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.

Hadirnya mesin cetak dan teknik penandaan bukan saja membuat Alquran menjadi lebih mudah dibaca dan dipelajari, tapi juga telah membakukan beragam versi Alquran yang sebelumnya beredar menjadi satu standar bacaan resmi seperti yang kita kenal sekarang.

Pencetakan Edisi Mesir itu bukanlah yang pertamakali dalam upaya standarisasi versi-versi Alquran. Sebelumnya, para khalifah dan penguasa Muslim juga turun-tangan melakukan hal yang sama, kerap didorong oleh keinginan untuk menyelesaikan konflik-konflik bacaan yang muncul akibat beragamanya versi Alquran yang beredar.

Tapi pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar yang luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Alquran sepanjang masa. Terbukti kemudian, Alquran Edisi Mesir itu merupakan versi Alquran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim.1. Bahwa banyak revisi quran sebelum distandartkan di mesir tahun 1924, apakah muslim masih yakin kalau tidak ada yang berubah isinya?1 kata saja yg ditulis dalam arab gundul, maka artinya bisa lebih dari 20 arti ...jadi apa ini juga bisa dikatakan bahwa ISINYA tidak berubah?2. Kalau muslim masih yakin quran itu tidak berubah sejak 14 abad lalu, tolong carikan ayat quran yang dimakan kambing (sehingga quran itu TIDAK LENGKAP)spt yang tertulis disini:hadist Sunan Ibn Maja, Volume 2, Page 39Ayesha: "When the verses “Rajm” [Stoning] and ayah “Rezah Kabir” descended, they were written on a piece of paper and kept under my pillow. Following the demise of Prophet Muhammad (S) a goat ate the piece of paper while we were mourning." Terjemahan: Ayesha: "Ketika ayat Rajm dan ayat "rezah kabir" diturunkan, ayat-ayat itu dituliskan pada selembar kertas dan disimpan di bawah bantalku. Setelah kematian nabi muhammad, seekor kambing memakan lembaran kertas itu ketika kami sedang berkabung." jadi ...quran itu ternyata BERKURANG SEJAK ADA HALAMANNYA YG DIMAKAN KAMBING, tidak seorangpun pengikut muhammad yang menghapalnya.so? quran itu BERUBAH ATAU MASIH ASLI?



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher