Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim | جمع من الإلهام والحافز الإسلامي: Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim
Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Rabu, 02 Oktober 2013

Filled Under:

Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim, Mungkin Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Dimanapun, agama yang benar seharusnya mendasarkan kebenarannya dengan dalil dalil yang ada dalam keseluruhan isi dan batang tubuh agamanya sendiri, yaitu Kitab Sucinya. Agama Hindu, Buda, Yahudi dan Kristen, semuanya merujukkan kebenaran dirinya dari Kitab-kitabnya masing-masing. Namun tidak demikian halnya dengan Islam. Islam DIHARUSKAN untuk merujuk sumber-sumber luar untuk “membenarkan”, menegaskan, dan melengkapkan “kebenaran” Quran-nya! Yaitu melalui Hadis, Alkitab Israel, dan para Ahli Kitab (10:94, 16:43).
Hal inilah yang menempatkan Islam dalam status yang sangat defensif, sedemikian sehingga ia kembali DIHARUSKAN –- langsung atau tidak langsung– untuk membuktikan bahwa ajarannya benar dengan cara menyalah-nyalahkan agama orang lain. Ya, kitab orang lain disalah-salahkan (2:79, 4:46 dll), ya penganut lain dikafir-kafiri (5:72) atau dibinatang-binatangkan (8:55), dan ya dilaknat dan dikutuk (9:30) bahkan ya hendak dilenyapkan samasekali (9:5, 8:12, 4:89, Bukhari 9/84/64 dll). Akibatnya terdapat antagonisme yang sulit terselesaikan dalam intern Islam sendiri. Disatu pihak ia harus merujuk sedikitnya kepada ahadis dan Alkitab. Dilain pihak ia juga harus menyalahkan banyak hadis Nabi yang tidak berserasi dengan Quran (dan sebaliknya), apalagi terhadap Alkitab yang dikatakannya korup dan palsu! Dalam keadaan demikianlah maka Muslim harus getol mencanangkan sederetan “kontradiksi” Alkitab sambil meneguhkan-diri bahwa Quran itu sempurna tanpa kesalahan tanpa kontradiksi. Dasarnya adalah karena Quran yang mengatakannya (Qs.4:82), dan Allah sendiri yang menjaminnya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (dengan catatan kaki: “Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya”).Tetapi orang-orang yang tidak usah pintar sekalipun (sepanjang tidak dibutakan batinnya) jelas mampu melihat betapa besar masalah Quran dan Muhammad (sebagai penerima wahyu) untuk mengklaim diri sebagai sempurna: Quran yang sempurna diturunkan untuk Muhammad yang sempurna (68:4, 33:21). Kenyataannya ada ribuan kontradiksi intern dalam Quran, dalam Hadis, dan kontradiksi diantara keduanya (misalnya, Muhammad tidak dinyatakan bermukjizat di Quran, tetapi sangat dahsyat bermukjizat di Hadis). Kontradiksi-kontradiksi kasat mata berjalan sejak dari kisah penciptaan alam semesta, Adam dan Hawa, dan tentu seterusnya… Disini, cukuplah kita petikkan beberapa contoh kisah Adam saja, yang semoga bisa membuka mata dan akal sehat teman-teman Muslim.
Bacalah dengan naluri hati yang bening.
KesatuAgaknya semua Muslim saat ini percaya bahwa manusia Adam diciptakan dari debu tanah, sebagaimana yang telah dikisahkan Alkitab ribuan tahun sebelum Muhammad. Tetapi terjadi gejala yang  aneh sekali bahwa Muslim hampir-hampir tidak pernah bertanya kenapa Jibril membohongi dan membodohi Muhammad dalam wahyunya yang pertama kali (digua Hira) bahwa manusia diciptakan Allah dari segumpal darah?
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah” (Qs.96:2).
Dr Maurice Bucaille, pahlawan “pembela Islam” yang tidak pernah menjadi Islam, sampai harus mengakui: “Manusia tidak pernah melewati tahapan ‘gumpalan darah” (Bible, Quran dan Sains Modern, p.236). Tidak ada Muslim yang bereaksi, mempersoalkannya apalagi memprotes, kecuali berkata: “Allah-lah Yang Maha Tahu”. Miryam Ash yang murtad agaknya tepat berkomentar demikian:
“Kita menyaksikan adanya kuasa gelap yang membutakan aka-sehatl dan batin teman-teman Muslim kita. Mereka sepertinya tersihir”.
Kedua. Quran mencetuskan wahyu “sempurnanya” tentang Adam dan Hawa ketika mereka dicobai setan di surga Firdaus dan jatuh kedalam dosa:
“Lalu keduanya (Adam dan Hawa) digelincirkan oleh syaitan dari surga…” (Qs 2:36).
Tidakkah Muslim melihat ayat ini sebagai SALAH WAHYU yang telanjang? Hakekat surga itu kudus sempurna, mustahil Allah mengizinkan surge-Nya bermuatan setan dan antek-anteknya (yang telah terusir dahulu ketika menolak perintah Allah, Qs 7:13). Maka disinilah Muhammad membuat blunder yang konyol, sehingga terbukti beliau sebenarnya bukan mendengar wahyu Tuhan, melainkan salah dengar-dengaran (salah-wahyu) kisah dongeng mulut kemulut yang bersumber dari Alkitab. Sebab memang Alkitab-lah yang berkisah bahwa Adam dan Hawa telah ditempatkandalam sebuah Taman Eden, namun karena umminya (buta aksara) beliau tidak bisa mengecek lebih jauh bahwa taman tersebut adalah bagian dari bumi, bukan sorga!
Selanjutnya TUHAN Elohim membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu” (Kejadian 2:8).
Artinya Adam yang selesai dibentuk dari debu tanah bumi itu ditempatkan disuatu wilayah khusus bumi yang dinamai Taman Eden (bagian dari bumi ciptaan disebelah timur). Bahkan dirincikan dalam Alkitab bahwa dalam taman tersebut mengalir sungai dan anak-anak sungai termasuk Tigris dan Efrat ditanah Asyur. Tetapi oleh Muhammad (yang tidak bisa membaca dan memeriksa Alkitab) istilah “taman” itu telah diserapi sebagai taman Firdaus di Surga! WAH, Tuhan mengizinkan bagi Syaitan-syaitan untuk tinggal didalam surgaNya? Bahkan disana diberikan Tuhan kepada Syaitan  hak dan kuasa untuk mengusir Adam-Hawa dari tempat kemuliaan Tuhan di surga?! Ah, jangan kita-kita ini mau terkecoh oleh syaitan lagi. Hanya Tuhan-lah yang berdaulat di SORGA! Dan hanya para malaikat dan mahkluk-mahkluk kudus yang boleh BERADA disana. Muhammad kecolongan secara telanjang mempersamakan taman Eden dengan taman Firdaus Sorga!
Kalaupun Taman Eden ada di surga, dan kini Adam-Hawa mendadak diusir turun ke bumi, maka tubuh fisiologis Adam-Hawa tentu harus berubah dengan cara didandani lagi oleh Tuhan (baca: cipta-ulang). Adam-Hawa telah dicipta dengan DNA jasad utuh yang sempurna seperti kita, dari tanah yang ada dibumi (bukan “tanah” surga), agar kembali kelak ketanah setelah mati (Kejadian 3:19). Dengan jasad yang sama seperti kita begini tak ada yang bisa bertahan hidup dalam alam yang lain. Sebab hanya DNA ROH yang bisa bertahan di surga!
Ketiga. Allah bahkan terbukti tidak memberikan kemurnian Quran kepada Muhammad sehingga kembali “mewahyukan” bahwa syaitan-lah yang mengusir kedua moyang kita dari Surga, bahkan syaitan pula yang menanggalkan pakaian fisik Adam dan Hawa sehingga mereka kelihatan telanjang!
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya….” (7:27).
Kembali lagi orang-orang Muslim harus bertanya sejadi-jadinya: Pakaian macam apakah yang telah Adam dan Hawa pakai sebelum ditanggalkan oleh syaitan? Dari mana datangnya pakaian misterius itu? Bukankah yang ada pada waktu itu hanya-lah dua sosok manusia dan tanaman dan binatang yang semuanya “telanjang apa adanya”? Alkitab yang dicap “korup” itu justru berkisah tentang Adam dan Hawa yang telanjang tetapi tak ada rasa malu karena polos-polos saja mata, hati dan pikirannya (innocence), ketika dosa belum bercokol dalam diri mereka dikala itu:
“Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu” (Kejadian 2:25).
Baru pada saat mereka jatuh kedalam dosa (makan buah yang dilarang Tuhan), maka seketika itupun mereka kehilangan innocence-nya, dan mereka merasa diri malu karena tahu dirinya telanjang, sehingga keduanya membuat cawat dari daun pohon ara (Kej.3:7).
Para ulama Islam tak berdaya menjawab sederetan pertanyaan yang mendasar akibat dari wahyu yang salah kaprah itu:
1.Pakaian apa yang telah dipakai oleh Adam-Hawa sebelumnya? Kalau ada pakaian tersebut, tentulah itu berasal dari Allah SWT semata. Tapi dimana ayatnya?
2.Kenapa syaitan kok bisa lancang menanggalkan pakaian Adam-Hawa, pemberian Allah SWT?
3.Dimana Allah SWT berada, sehingga membiarkan pakaian Adam-Hawa dicopot sesukanya oleh syaitan, dan itu terjadinya di Surga, di wilayah kedaulatan Allah SWT yang kudus dan mulia?! Mungkinkah?
Itulah “wahyu korektif’ yang sempurna dari Quran yang menyalah-nyalahkan Alkitab, bahkan akhirnya berbalik menyalahi ayatnya sendiri Qs.7:22 yang selisih jaraknya hanya terletak 5 ayat saja sebelumnya,
maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga….”(7:22)
Disini, Adam-Hawa dikatakan “tampak telanjang” (sehingga harus ditutupi), bukan “menanggalkan apa yang keduanya telah diberi pakaian” seperti yang terwahyu pada ayat 7:27. Kontradiksi yang sungguh ironis, sekaligus menggugurkan kesempurnaan wahyu yang datang dari Kalimat Tuhan…
Tetapi yang paling ironis lagi adalah kenyataan bahwa justru Quran-lah yang mengkorupsi dengan menghilangkan ayat terpenting tentang cawat-kulit –- sebuah lambing kurban penebusan dosa — yang secara khusus disediakan oleh Tuhan sendiri sesaat sebelum Adam-Hawa diusir dari Eden:
“Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka”. (Kejadian 3:21).
Ini menunjukkan betapa Tuhan tetap mengasihi Adam dan Hawa sekalipun mereka telah mendurhaka kepada-Nya. Tuhan terang-terangan menyatakan diri-Nya tidak berkenan dengan cawat daun yang dibuat oleh Adam-Hawa, sehingga Ia segera menggantikan cawat-daun tersebut dengan cawat-kulit menurut design Tuhan sendiri. Dan itu kelak ternyata adalah sebuah konsep penebusan dosa dari Tuhan demi menyelamatkan seluruh umat-Nya!  Seterusnya untuk jelasnya, Anda perlu melihat artikel saya pada http://bacabacaquran.com/2011/10/syariat-qurban-di-hari-raya-haji-kini-patut-dipertanyakan-muslim-bagian-2/
Cawat kulit itu adalah lambing penyelamatan Tuhan lewat “kurban penebusan”. Jadi jelas bahwa cawat kulit ini amat jauh lebih penting dan strategis dimata Tuhan ketimbang cawat daun buatan Adam. Akan tetapi kembali kita temukan bahwa Quran justru sengaja mengkorupsi/ mengosongkan ayat yang berlambangkan kurban penebusan dosa! Dan siapakah diantara semua makhluk yang paling berkepentingan mengosongkan sosok Juru-Penebus? Anda dan saya sama mengetahuinya. Jadi bagaimana Muhammad dan Jibril-nya harus memper-tanggung-jawabkan pengosongan perlambangan yang sangat prinsip dan esensial ini? Semuanya terpulang kepada hati dan akal sehat orang-orang yang diberi hikmat oleh Tuhan.
Semoga saja artikel pendek ini menggugah paradigma Islamik (yang dulu pernah saya anut) namun yang tidak introspektif itu — cenderung menyalah-nyalahi, mengkafir-kafiri, dan mengutuk-ngutuki pihak lain — agar bisa digantikan dengan hati yang welas asih bagi semua.
“Sebab barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Tuhan Elohim, sebab Elohim adalah kasih” (1Yohanes 4:8).
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Lukas 6:27-28).
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? …” (Matius 5:43-46)



Terima kasih telah membaca Artikel Tentang Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim sebagai sumbernya.
thumbnail Judul: Nabi Adam Membuka Akal Sehat Muslim
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2013-10-02T21:31:00-07:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher