Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim | جمع من الإلهام والحافز الإسلامي: Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim
Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Jumat, 29 Agustus 2014

Filled Under:

Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim, Mungkin Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

=Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim=

Pada suatu ketika, saat santai, para pengikut Paijo menemui sang rasul dan bertanya tentang keberadaan tuhannya Paijo yg bernama Panjul.
Salah seorang dari mereka bertanya, “Wahai Baginda, anda adalah utusan Panjul. Anda pasti tahu dan saya ingin tahu, bagaimanakah rupa tuhan anda?”

Paijo menjawab, “Jangan sekali-kali kamu menanyakan rupa tuhanmu, dan jangan sekali-kali kamu menyamakan tuhanmu dengan apapun!”

Sang pengikut kembali bertanya, “Bisakah Baginda memohon kepada Panjul untuk mendemonstrasikan sesuatu di hadapan kami agar kami yakin bahwa tuhan anda yang bernama Panjul itu memang sungguh-sungguh ada dan bukan karangan anda?”

Paijo murka dan membentak, “Berani benar kamu meragukan aku?” Paijo menoleh ke para pengawalnya, “Penggal kepala orang ini. Sesungguhnya tuhan Panjul telah berfirman, barangsiapa menyakiti hati rasul, berarti ia juga menyakiti Panjul. Sesungguhnya Panjul maha pemurka.”

Kemudian orang itu pun dipenggal hidup-hidup di hadapan semua yang hadir.

Sesudah itu, Paijo berkata, “Yang kalian saksikan barusan, adalah sebagai peringatan bagi kalian bahwa hukuman Panjul sangatlah keras. Panjul tidak hanya menghukum kalian di dunia, tapi juga akan menyiksa kalian di neraka.

Barangsiapa dari kalian meragukan aku, berarti ia telah termakan oleh hasutan Taghut. Panjul tidak akan mengampuni dosa orang yang berani meragukan rasulnya. Janganlah pernah menentang Panjul dan rasulnya, bila kalian memang benar-benar orang yang beriman.”

Maka bubarlah mereka. Tetapi pada malam hari sesudah peristiwa tersebut, datanglah seorang pengikut Paijo yang lain menemui sang rasul dan oleh rasa penasarannya yang dalam dia bertanya, “Maaf Baginda, saya ingin bertanya empat mata kepada anda. Mudah-mudahan anda tidak tersinggung seperti tadi siang, karena saya hanya seorang diri dan saya berjanji tidak akan menceritakan kepada siapa-siapa perihal pembicaraan kita.”

Paijo bertanya, “Kamu mau tanya apa?”

“Saya mohon baginda mau mengajari saya, bagaimana caranya agar saya tahu bahwa tuhan anda yg bernama Panjul itu memang sungguh ada.”

Paijo lalu bangkit berdiri dan berkata, “Kemarilah dan mendekatlah kepadaku.”

Lalu orang itupun mendekat.

Paijo secara tiba-tiba menggerakkan tangannya, dan “PLOK-PLOK-PLOK!”
Ternyata sang rasul menampar pipi orang itu sampai tiga kali.

Lalu Paijo bertanya, “Apa yang dirasakan oleh pipimu?”

Orang itu menjawab, “Sakit, Baginda. Apa maksud baginda melakukan itu kepada saya?”

Paijo menjelaskan, “Kalau kamu bisa menjelaskan kepada saya bagaimana rupa rasa sakit di pipimu itu, maka saya pun akan menjelaskan kepadamu bagaimana rupa tuhan Panjul kepadamu.”

Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.”

Paijo tersenyum, “Nah, seperti itulah Panjul. Panjul ada, tapi dia tidak bisa dilihat. Janganlah kamu berpikir, bahwa sesuatu yang ada itu pasti bisa dilihat, karena rasa sakit pun tidak bisa dilihat dan tidak bisa diketahui bagaimana rupanya tapi rasa sakit itu nyata/ada.”

Tanpa sengaja, orang itu kentut. Terdengar bunyi, “Pret-prueet”.

Paijo tersenyum lagi dan berkata, “Nah, itu juga contoh lain untuk mengetahui keberadaan tuhanmu. Kentut itu ada, tapi kita tidak bisa melihat bagaimana rupa dari kentut.”

Orang itu berpikir sejenak, lalu bertanya, “Rasa sakit bisa dirasakan, kentut bisa dibaui. Tapi bagaimana tuhan anda yang bernama Panjul itu bisa saya rasa dan bisa saya baui?”

Paijo tertegun dengan pertanyaan itu. Lalu dia membalikkan badannya dan berpikir keras. Tidak lama sesudah itu, alisnya terangkat, dan ia segera bergerak ke arah dinding dan dia ambil pedang yg tergantung di sana. Dia hunus pedang itu dan menodongkannya ke arah orang tersebut.

“Kalau kamu memang benar-benar ingin melihat rupa tuhan Panjul, maka kamu harus mati dulu. Bagaimana? Siapkah kamu mati untuk menemui tuhanmu?”

Orang itu berubah pucat dan suaranya gemetar, “Baginda, saya belum siap mati.”

Paijo menarik pedangnya dan berkata lega, “Nah, kalau begitu, selesai sudah. Jangan tanya-tanya lagi tentang tuhan. Sesungguhnya Panjul telah berfirman, bahwa Panjul sangat benci kepada orang yang banyak tanya.”

Orang tersebut lalu mundur dan mengambil langkah seribu.

Namun tidak lama berselang, datang lagi seorang penanya, juga salah satu dari pengikut Paijo. Setelah dia sujud, dia bertanya kepada Paijo, “Saya mohon kepada baginda untuk menunjukkan suatu mujizat kepada hamba, agar hamba yakin bahwa tuhan baginda bernama Panjul itu benar-benar ada dan telah mengutus baginda sebagai rasulnya.”

Paijo berpikir sejenak, lalu berkata, “Mujizat itu urusan Panjul.”

Dengan agak terheran-heran, orang itu bertanya, “Kenapa kalau ngurusin syahwat dan ngeluarin ayat, Panjul bisa demikian sigap, tapi kalau menunjukkan mujizat demikian susah?”

Muka Paijo langsung berubah MERAH, dan Paijo berseru nyaring: “PENGAWAAAAAL, kemari kalian !!!!!”

Melihat gelagat tak baik dari Paijo, orang itu langsung lari terbirit-birit meninggalkan ruangan Paijo.

Paijo berteriak-teriak, “Panjul-akbar, Panjul-akbar, tangkap orang tadi dan penggal kepalanya. Panjul-akbar. Panjul benar-benar murka kepada orang tadi karena dia telah membuat rasulnya tersinggung. Tangkap & Penggal !!!!!”

Drama atau Dialog di atas saya buat untuk MENYINDIR MUHAMMAD bagaimana dia menipu/mengkadalin kita orang-orang muslim agar percaya bahwa dia rasul, dan tuhannya yang bernama Alloh itu benar-benar ADA.

Dari penelaahan sejarah yang akurat yang telah saya lakukan selama puluhan tahun ini, saya berkesimpulan bahwa tuhannya Muhammad yang bernama Alloh itu tidak lain hanyalah sosok rekaan/karangan Muhammad saja. Pribadi Alloh tidak lain adalah pribadi Muhammad sendiri, walau saya juga yakin bahwa RUH SETAN juga turut menginspirasi pribadi Muhammad.

Baca juga, Muhammad sewaktu ditantang oleh orang-orang Quraish untuk membuktikan "kenabian"-nya dan "ketuhanan" Alloh:


Terima kasih telah membaca Artikel Tentang Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim sebagai sumbernya.
thumbnail Judul: Sebuah Sindiran Bagaimana Muhammad Mengkadalin Muslim
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2014-08-29T11:08:00-07:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews

1 komentar:

  1. salam hangat dari kami ijin informasinya gan, dari kami pengrajin jaket kulit

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher