Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat | جمع من الإلهام والحافز الإسلامي: Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat
Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Minggu, 19 Januari 2014

Filled Under:

Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat, Mungkin Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

Di dalam sebah acara sekelompok muslim secara serempak mengucapkan secara berulang-ulang:

"La ilaha illallah. La ilaha illallah. La ilaha illallah. La ilaha illallah....."

Kalimat itu berasal dari kalimat syahadatnya:

"Asyhadu an-la ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasullullah".

(Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad rasul Allah).

Arti kalimat syahadat itu bukanlah : Aku percaya tiada Tuhan selain Allah dan aku percaya Muhammad itu rasul Allah. Bukan. Sebab "percaya" dalam Bahasa Arab adalah "tsiqoh". Sementara muslim menyebut "asyhadu" yang artinya "menyaksikan" atau "bersaksi".

Jika seorang saksi di pengadilan menyatakan tentang terdakwa: "Saya percaya dia melakukan kejahatan", tentu ia tidak boleh dikategorikan sebagai saksi. Tetapi jika ia mengatakan: "Saya bersaksi bahwa ia melakukan kejahatan", maka ia pantas dijadikan sebagai saksi. Jika kesaksiannya kemudian tidak benar, maka ia dapat diancam dengan KUHP Bab IX pasal 242 tentang Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu.

Setiap muslim yang mengatakan "asyhadu an-la ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasullah", maka ia telah bersaksi dusta. Sebab dipatikan bahwa tidak ada seorang pun muslim telah meyaksikan (asyhadu) tentang apa yang diucapkannya itu.

Seorang muslim telah kafir jika mengganti kata "asyhadu" menjadi "tsiqoh" dalam dua kalimat syahadatnya. Jika ada yang menggantinya maka ia akan disebut mengikuti aliran sesat, harus dihukum karena menyesatkan jemaah.

Menjadi seorang muslim haruslah mengucapkan saksi dusta melalui dua kalimat syahadat. Seorang muallaf, sah menjadi muslim setelah ia mengucapkan dua hal yang tidak pernah disaksikannya. Jika ia hanya mengatakan: "Aku percaya tiada Tuhan selain Allah dan aku percaya Muhammad utusan Allah" maka agama Islamnya tidaklah sah!

Yang berbicara di dalam Al-Quran itu adalah pendusta. Ia memaksa pendengar atau pembaca Al-Quran untuk menerima dusta. Buktinya adalah sebagai berikut:

QS Ar-Raĥmān (55):56-57
56. "Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.
57. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Al-Quran memaksa pembaca untuk mengakui tentang bidadari di dalam surga. Jika tidak mengakui, maka Al-Quran menuduh pembaca telah mendustakan nikmat Tuhan. Padahal pembaca tidak pernah melihat bidadari di dalam surga. Jadi Al-Quran adalah pendusta yang memaksa orang untuk berdusta dengan mengakui sesuatu yang tidak pernah dilihatnya.

Demikian juga kalimat syahadat Islam, memaksa orang mengucapkan sesuatu yang tidak pernah disaksikannya!

Hukum Taurat melarang seseorang bersaksi dusta tentang sesamanya.

"Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu." (Ulangan 20:16).

Mengucapkan saksi dusta tentang sesama saja sudah dosa besar di hadapan Allah, apalagi tentang Tuhan! Tak terbayangkan betapa mengerikan hukuman atas pengucap-pengucap dusta tentang Tuhan!

Hukuman kepada setiap pendusta ialah api neraka yang menyala-nyala:

"Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Wahyu 21:8).


Bagaimana orang yang berakal budi dapat masuk Islam dengan lebih dahulu mengatakan:

"Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi Muhammad utusan Allah?"

Kapan dia telah menyaksikan tiada Tuhan selain Allah, dan kapan ia menyaksikan Muhammad utusan Allah?

Yang muallaf itu semuanya berbohong....!


Terima kasih telah membaca Artikel Tentang Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat sebagai sumbernya.
thumbnail Judul: Ini Dia Kejelekan di Balik Kalimat syahadat
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2014-01-19T08:24:00-08:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher