جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh, Mungkin Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.
=Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh=
Dalam perang uhud, Muhammad pernah berhasil menancapkan (atau menonjokkan?) tombaknya ke salah seorang musuhnya dari bani Quraish yang berakibat patah tulang di bagian tulang selangkahnya hingga menewaskannya sewaktu dilarikan ke Mekkah.
Muhammad yang mendengar musuhnya itu tewas, dia bangga dan lalu mengarang ayat baru:
QS 8:17
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Demi meyakinkan pengikutnya bahwa awloh itu ADA & punya KEKUATAN ILAHI, Muhammad membual kalau yang membunuh itu bukan dia, tapi awloh. Awloh-lah yang menggerakkan tangan Muhammad sehingga Muhammad dapat menonjok tepat sasaran hingga mengakibatkan korbannya tewas.
Hal ini diceritakan oleh sejarawan Imam Suyuthi dalam bukunya "Sebab Turunnya Alquran" halaman 234-235.
"Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (al-Anfaal: 17)
Sebab turunnya ayat
Mengenai firman Allah ta'ala, "...dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar,..," al-Hakim meriwayatkan dari Sa'id ibnul-Musayyab bahwa ayahnya menuturkan, "Pada Perang Uhud, Ubai bin Khalaf mendatangi Nabi saw.. Orang-orang memberikan jalan baginya, lalu Mush'ab bin 'Umair menghadapinya. Rasulullah melihat tulang selangka Ubai dari celah kecil antara baju besi dan helm besinya, kemudian Rasulullah menikamnya dengan tombak beliau hingga Ubai tersungkur dari kudanya. Tikaman itu tidak mengeluarkan darah, tapi mematahkan salah satu tulang rusuknya.
Dia dijemput kawan-kawannya, sementara dia menggereng seperti kerbau. Kawan-kawannya berkata, 'Mengapa kamu demikian ketakutan? Ini hanya luka kecil!' Maka dia menuturkan kepada mereka tentang perkataan Rasulullah,"Akulah yang akan membunuh Ubai!' Kemudian dia melanjutkan, 'Demi Tuhan, seandainya luka yang kualami ini menimpa penduduk Dzul Majazir, pasti mereka semua mati.' Akhirnya Ubai benar-benar mati sebelum dia sampai ke Mekah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, '... dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar .... "'
Mari kita telaah dengan LOGIKA ORANG DEWASA, bukan dengan nalar anak kecil.
Kenapa ayat itu turun setelah Muhammad membunuh Ubai, dan bukan sebelum Muhammad membunuh Ubai?
Kalau cuma mengklaim sebuah kebetulan, siapa pun juga bisa, dan orang dari agama lain pun juga bisa mengklaim hal yang seperti itu.
Barulah dapat diakui sebagai HASIL KARYA AWLOH, bila sebelum kejadian, Muhammad mengucapkan ayat itu lebih dulu, bahwa nanti bukan dia yang melempar, tapi awloh yang melempar. Maka, hasil yang dicapai oleh Muhammad itu dapat diakui sebagai hasil perbuatan awloh, dan bukan klaim atas sebuah kebetulan yang telah terjadi.
Sebagai perbandingan, bacalah kisah sejarah yang tercatat dalam Kitab Yahudi, buku Yosua bab 6. Sebelum TEMBOK KOTA YERIKHO RUNTUH, Tuhan sudah mengatakannya lebih dulu bahwa Dia akan membuat tembok kota itu runtuh. Hasil yang dicapai, dengan runtuhnya tembok Yerikho itu yang benar-benar terjadi, dapat diakui sebagai HASIL KARYA NYATA Tuhannya bani Israel.
Awloh tidak mampu menunjukkan hal-hal seperti itu. Kejadian-kejadian yang lebih layak dianggap sebagai KEBETULAN atau KEBERUNTUNGAN belaka, Muhammad mengklaimnya lewat ayat bahwa itu adalah HASIL KARYA AWLOH-nya. Siapa sih yang gak bisa, kalau cuma mengklaim sebuah kebetulan sebagai hasil karya tuhannya?
Banyak kasus dalam kehidupan kita yang bisa kita tafsirkan atau kita kayalkan sebagai "bentuk pertolongan" tuhan kita, padahal secara logika hal itu belum tentu hasil kejadian adikodrati, melainkan suatu kebetulan atau karena hal yang lain yang kita sangka sebagai "keajaiban". Misalnya, kita melewati sebuah pohon durian, tiba-tiba "brokk", sebuah buah durian baru saja jatuh tepat di belakang kita. Nyarissss! Mungkin kita akan berkata, "Wah, syukur alhamdulilah, awloh telah menolongku sehingga selamat dari kejatuhan buah durian." Atau seandainya kita orang Nasrani, kita akan berkata, "Haleluya, puji Tuhan, Yesus telah menolongku sehingga selamat dari kejatuhan buah durian." Dan kalau kita pengikut Buddha, mungkin ucapannya lain lagi. Intinya, setiap umat agama manapun akan mengklaim itu sebagai hasil karya tuhan yang disembah dalam agamanya, bukan karya tuhannya agama lain.
Nah, sekarang mari kita berandai-andai dengan si awloh.
Barulah benar-benar dapat diyakini sebagai HASIL PERBUATAN KEKUATAN ADIKODRATI, bila Muhammad mengatakan: "Wahai Jibril, runtuhkan bukit di depan sana, agar orang-orang kafir yang telah mengolok-olokku binasa semua." Segera setelah Muhammad mengatakan itu, bukit tiba-tiba runtuh menimpa orang-orang kafir sehingga semuanya tewas.
Lha................. apa pernah HAL SEMACAM ITU AWLOH TUNJUKKAN sebagai bukti AWLOH MAHA KUASA............????????????????
Sepanjang sejarahnya, awloh itu tidak pernah terindikasi ada, apalagi tercatat mampu menghukum kafir dengan KEKUATAN ILAHI.
Satu-satunya cara awloh menghukum kafir adalah melalui perantaraan tangan-tangan jihad.
Kalau awloh itu benar TUHAN YANG NYATA, bukan tuhan palsu ciptaan orang gila, maka harus ada PERNYATAAN DI MUKA, dan kemudian dibuktikan lewat kejadian nyata. Bukan terjadi dulu, barulah belakangan diklaim sebagai hasil karyanya. Ini benar-benar konyol.
Saya ada sebuah analogi lagi.
Semisal saya melempar panah ke sasaran, lalu tepat menancap di tengah-tengah. Kemudian saya berkata: "Itu bukan saya yang melempar, tapi tuhan Panjul yang melempar". Semudah itulah kalau kita membual. Padahal tuhan Panjul itu tidak ada. Itu hanyalah omong kosong dan angan-angan saya saja. Nanti kalau panah saya meleset, saya tidak mengatakan itu perbuatan Panjul, tapi karena kesalahan saya sendiri. Begitulah cara para pembual yang memuja tuhan palsu. Kalau berhasil akan diklaim sebagai hasil karya tuhannya, tapi kalau gagal akan dianggap sebagai kesalahannya sendiri.
Kalau berhasil, itu awloh, tapi kalau gagal, bukan awloh.
Seperti itulah Muhammad dengan tuhan palsunya. (baca QS 8:17 bandingkan dengan QS 3:165)
QS 8:17
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
QS 3:165
Dan mengapa ketika kamu (muslim) ditimpa musibah kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Itulah yang saya katakan: Kalau berhasil, dari awloh, tapi kalau gagal, bukan dari awloh.
Renungkanlah............ kita yang bukan nabi pun juga bisa kalau caranya seperti itu. Ya atau Tidak?
Kembali ke analogi tadi.
Akan berbeda cara pandang kita, seandainya tuhan Panjul sudah mengatakan di awal, bahwa nanti saya akan dapat melempar panah tepat di tengah-tengah sasaran 3 kali berturut-turut. Kemudian saya melakukannya, dan akhirnya benar seperti yang dikatakan, 3 kali berturut-turut panah saya selalu tepat menancap di tengah-tengah, nah, inilah yang baru bisa dipercaya bahwa itu benar-benar hasil karya tuhan Panjul. Tapi tuhan bernama Panjul itu tidak akan pernah mampu mengatakan itu di awal, karena tuhan bernama Panjul itu hanyalah fiktif ciptaan saya belaka. Sama keadaannya dengan awloh, yang adalah sosok fiktif ciptaan Muhammad. Awloh tak pernah sanggup mengatakan sesuatu sebelum kejadian itu berlangsung. Melainkan Muhammad mengklaimnya untuk awloh bila berhasil, dan bukan awloh bila gagal.
Betapa banyak kebohongan-kebohongan halus yang Muhammad lakukan. Intrik-intrik penipuannya hanyalah intrik penipuan kanak-kanak.
Dan ini adalah bentuk KIBULAN yang lain, di luar TRIBUL yang sudah pernah saya ajarkan. Ini adalah GAYA NGIBUL keempat.
admin
Tulisan: 69
Bergabung: 09.05.09, 19:55:47
Kembali ke atas
Re: Kibulan ke-4: Keberhasilan berkat jasa Awloh
Postoleh admin • 25.11.09, 00:13:03
Paijo: Mbah Dukun, saya ingin merampok tetanggaku yang kafir. Tapi saya tidak tahu, saya akan berhasil atau tidak.
Dukun: Sembahlah tuhan Panjul, mudah-mudahan dia membantumu. Lakukan saja niatmu itu.
Paijo: Bagaimana kalau gagal?
Dukun: Berarti teknik merampokmu kurang profesional.
Paijo: Dan kalau saya berhasil?
Dukun: Itulah bukti, tuhan Panjul telah menolongmu. Jangan lupa, kalau berhasil teriakkan kalimat 'PANJUL AKBAR' berulangkali. Tapi kalau gagal, diamlah.
Manakah yang lebih bisa dipercaya:
Pernyataan sebelum kejadian...atau... KLAIM SESUDAH KEJADIAN?
Terima kasih telah membaca Artikel Tentang Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh sebagai sumbernya.
Judul: Kibulan Keempat: Keberhasilan berkat jasa Awloh
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2013-12-22T05:38:00-08:00
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2013-12-22T05:38:00-08:00