جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia, Mungkin " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tahun 1879 di kota Rembang. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
TAQIYAH MUSLIM
RA Kartini Ingin Menegakkan Citra Islam ???
http://pusdai.com/?p=1263
atau Kartini Ingin Menjadi Muslimah Sejati
ra-kartini-islam-penting-t1230/
dll.
Milis2 Islam sering mengutip kalimat2 Kartini ini untuk membuktikan 'keMusliman' RA Kartini. Dari http://pusdai.com/?p=1263
Setelah Kartini mengenal Islam, sikapnya terhadap Barat berubah: “Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902).
Kalimat macam inikah membuktikan keMuslimannya?? Dalam kalimat ini, Kartini bertanya, Ny Abendanon menjawab. Sayangnya milis Muslim tidak akan pernah mengutip jawaban Ny Abendanon.
Kartini juga menentang praktek Kristenisasi: “Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? …. Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?” (Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903).
Pernyataan ini tidak menunjukkan dukungan Kartini bagi Islam. Ia hanya mengungkapkan keadaan keIslaman masyarakatnya.
Bahkan, Kartini bertekad untuk memenuhi panggilan surat Al-Baqarah:193, berupaya untuk menegakkan citra Islam. “Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902). Wallahu a’lam. (ASMR/Pusdai.com. Disarikan dari Swaramuslim.net, Media-Isnet.org, dan sumber-sumber lainya).*
Ini harapan Kartini. Tapi kita semua tahu bahwa harapan ini kandas. Poligami, penindasan berbicara dan tradisi kolot membuatnya lebih interes pada ajaran2 diluar Islam. Baca sendiri pernyataannya dalam bukunya yagn sebagian diterjemahkan di ra-kartini-islam-penting-t1230/
baca sendiri bukunya di google books. http://www.amazon.com/Letters-Javanese- ... 320&sr=1-1
Kalau di mata Muslim, Kartini nampak begitu kesengsem dengan ajaran Islam, ingatlah bahwa ia tidak bisa bersuara menantang keluarga dan masyarakat. Sbg wanita Jawa yang hidup dan bernafas dilingkungan Muslim, wanita cerdas ini tahu persis apa yang akan terjadi dengannya kalau ia terang2an
menentang Islam dan tradisi. Menantang poligami saja, ia tak mampu, apalagi untuk murtad. Berbeda dengan jaman sekarang. Sudah banyak Kartini2 yang lebih berani mengungkapkan pendapat mereka. Mimpi ibu Kartini memang tidak pupus.
Mari kita lihat apa yg dicatat sejarah yang tidak akan pernah diajarkan disekolah2.
Google Kartini dalam google books buku itu dan anda akan dapatkan teks dalam bahasa inggris yang ane terjemahin dibawah ini:
Halaman 296
... (sayang halaman 295 tidak diikutsertakan) ... Kaum reformasi Jawa ingin agar wanita2 tidak bertudung ikut aktif dalam kehidupan umum untuk menghidupkan kembali budaya Jawa yang menentang atau tidak mengacuhkan Islam. Tokoh feminis RA Kartini dan tokoh pendidikan, Ki Hajar Dewantoro, dianggap sebagai tokoh2 berfaham 'modern' yang menganggap Islam TIDAK relevan.
[...]
RA Kartini dan adik2nya, Rukmini dan Kardinah, adalah pelanggan dan penulis majalah2 mingguan Belanda dan mengadakan korespondensi dengan majalah Etis. Dari pengalaman mereka dengan wanita2 Belanda dan pendidikan SD Belanda yang mereka dapatkan, mereka menjunjung tinggi kebebasan pribadi dan percaya bahwa wanita berhak akan pendidikan, karir dan perkawinan MONOGAMI. Mereka juga merasa berkewajiban untuk mengangkat derajad wanita2 sebangsa mereka. Mereka menulis dengan nama samaran 'Anggrek,' tapi identitas mereka kemudian mudah ditebak dan mereka dituduh MENINGGALKAN ISLAM dan budaya Jawa. http://www.streventijdschrift.be/artike ... artini.htm
Halaman 297
KARTINI: pahlawan nasional atau ciptaan Belanda?
Teman2 Belanda Kartini menyimpan surat2nya, menerbitkannya dan dengan uang penghasilan tsb, mereka mendirikan sekolah2 perempuan di P Jawa.
[Ini tidak diajarkan disekolah. Orang2 BELANDA yg mewujudkan impian Kartini. Bukan Kartini sendiri atau pendukung2 Kartini di Indonesia. Apalagi pendukung2 Muslim Kartini. Justru ia dibenci Muslim kala itu! Ingat bahwa Kartini meninggal tahun 1904 pada usia 25 tahun. Dan Sekolah Wanita yang didirikan oleh Yayasan Kartini (yang dibentuk teman2 Belandanya) di Semarang didirikan pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Ingat tuH! Bukan seorang pendukung Islam yg mendirikan sekolah2 wanita di Jawa, tapi justru seorang pemberontak.]
Thn 1964, Presiden Sukarno mengangkatnya sbg pahlawan nasional. Kekaguman BELANDA (baca; bukan rakyat Muslim indonesia yang tadinya kagum dng dia, tapi justru teman2 LONDOnya menganggapnya sbg pahlawan!--ali5196) dan Jawa-sentrisnya menjadikannya pilihan yang kontroversial sbg pahlawan bangsa. Penentangnya (tidak disebutkan siapa) mengatakan bahwa ia seorang apologis bagi kolonialisme dan pemberontakannya melawan feodalisme Jawa tidak memiliki arti bagi suku2 di luar Jawa. Mereka malah mengajukan tokoh yang lebih pantas melambangkan kelakuan wanita, yaitu seorang tokoh pendidik dari Minangkabau yang berjilbab dan berjubah putih, Rahma El Yunusiah, yang juga pendiri Asosiasi Guru Wanita Islam di tahun 1933 yang benci kekuasaan kolonialisme dan menghindari kontak dengan orang2 Belanda. TAPI tidak ada tulisan atau visi Rahma yang tersisa atau tercatat. Akhirnya, jadilah Kartini---yang memimpikan kebebasan dan pendidikan ala Barat---sebagai pahlawan, yang di thn 1899 membuka suratnya kepada temannya di Belanda dengan kalimat ini: Saya lama mendambakan untuk berkenalan dengan seorang 'gadis modern,' gadis independen yang saya banggakan itu.
Kalau seandainya Muslimah Indonesia jaman sekarang tahu ini, mereka tidak lagi akan membela Kartini tapi buru2 mencari inpo ttg si bu Rahma, jihadi rasis yang sudah di-arabisasi itu!
Nih, ane bantu. Ini die si pejuang hak wanita Islam untuk dipoligami, hak utk berbusana spt pocong, dikurangi hak warisnya, bersaksi dipengadilan 1/2 nilainya dari lelaki, hak dikirim ke Arab utk jadi TKW dan hak dirajam dan dipancung kalo dianggap zinah. http://buyamasoedabidin.blogspot.com/20 ... niyah.html
Yang mana anda lebih suka sebagai pahlawan nasional Indonesia?
Yang seperti ini? Keluarga Kartini yang menolak poligami dan segala pemotongan hak perempuan ala Islam http://www.egoproject.nl/archief-debooi ... artini.htm
ATAU ...
... Yang begono noh! Members of the Klub Taat Suami abad 21! Poligamiiii ... here we come!
R.A KARTINI DAN PANDANGANNYA TERHADAP ISLAM
hal 44, Surat kpd Stella Zeehandelaar, Nov 1899:
Saya tidak dpt menjelaskan apapun kpdmu ttg Hukum Islam, Stella. Pengikut agama ini dilarang utk membicarakannya dgn mereka yg beragama lain. Dan, jujurnya, saya menjadi Muslim hanya karena nenek moyang saya. Bagaimana saya dpt mencintai sebuah doktrin yg saya tidak tahu - dan tidak pernah akan tahu ?
Quran terlalu suci utk diterjemahkan dlm bahasa lain manapun. Disini tidak ada yg bicara bhs Arab. Memang adat disini adalah membaca Quran; tetapi apa yg dibaca tidak ada yg mengerti ! Bagi saya aneh (silly) memang kalau kita diwajibkan membaca sesuatu tanpa bisa mengertinya. Ini spt saya dipaksa membaca buku dlm bhs Inggris, dan seluruhnya melewati otak saya tanpa saya bisa mengerti satu patah kata pun. Jika saya ingin mengetahui dan mengertinya, saya harus ke Arabia dulu utk belajar bahasa. Namun demikian, orang bisa saja baik tanpa menjadi religius. Betulkah itu, Stella ?
...
Ya Tuhan ! Kadang saya merasa lebih baik kalau tidak ada agama, karena apa yg seharusnya menyatukan umat manusia kedalam satu persaudaraan akhirnya dari jaman ke jamanm hanyalah menjadi sumber pertempuran, ketidakcocokan dan pertumpahan darah.
...Kadang saya tanya pd diri sendiri: apakah agama memang rahmat bagi umat manusia ?
hal 81, Surat kpd Stella ttg perkawinan, Agustus 1900
Dlm dunia Islam, persetujuan, ya, bahkan kehadiran wanita itu tidak perlu dlm perkawinan. Ayah bisa saja suatu waktu pulang dan mengatakan kpd saya, "Kau sdh dikawinkan dgn si ini atau si itu." Saya kemudian harus mengikuti suami saya. Benar, saya bisa menolak, tetapi itu memberikannya hak utk mengekang saya kpdnya seumur hidup saya tanpa perlu mendekati saya. Saya isternya dan walau saya tidak mematuhinya, dan jika ia tidak menceraikan saya, saya tetap terikat padanya selama2nya, sementara ia bebas melakukan apa saja. Ia bisa menikahi wanita sebanyak yg ia inginkan tanpa perlu mengkhawatirkan saya. Jika Ayah akan mengawinkan saya dgn cara ini, maka saya harus mencari jalan keluar. Namun Ayah tidak pernah akan melakukan ini.
... Memang untungnya tidak setiap Muslim memiliki 4 isteri atau lebih, tetapi setiap isteri tahu bahwa ia bukanlah satu2nya, dan setiap harinya suaminya bisa membawa pulang isteri baru, yg haknya sama dgn isteri pertama. Menurut Hukum Islam, wanita baru itu juga isterinya. Di wilayah2 yg diperintah langsung (oleh Belanda), nasib wanita2 tidak separah saudara2 mereka di daerah2 yg diperintah kesultanan, spt di Surakarta dan Jogjakarta. Disini wanita sudah untung kalau suaminya memiliki 1, 2 atau 3 atau 4 isteri. Didaerah2 kesultanan ini, wanita2 disitu akan menertawakannya. Sulit menemukan lelaki dgn 1 isteri. Diantara kaum aristokrat, khususnya dlm lingkungan sultan, para suami biiasanya memiliki 26 isteri.
Apakah kondisi ini akan berlanjut, Stella ?
Bangsa kami begitu terbiasa dgn adat ini dan menganggap cara dimadu lelaki ini sbg satu2nya cara bagi wanita utk memenuhi kebutuhannya. Tetapi saya tahu dr wanita2 yg saya kenal, dlm hati mereka, mereka mengutuk hak2 lelaki ini, Tetapi kutukan tidak ada gunanya; sesuatu harus dilakukan.
... Ya, Stella, saya juga tahu bahwa di Eropa keadaan moralitas lelaki juga tragis ... tetapi ibu2 muda disana bisa berbuat lebih banyak ...
Saya ingin sekali mendapatkan anak2, lelaki atau perempuan ... Tetapi yg paling penting saya tidak pernah akan melanjutakan adat menyedihkan dimana anak lelaki lebih diprioritaskan drpd anak perempuan... Bahkan sejak kecil, lelaki diajarkan utk merendahkan wanita. Sering saya mendengar ibu2 mengatakan kpd anak2 lelaki merkea kalau mereka jatuh dan menangis: "Jangan cengeng spt perempuan!"
... Dan lalu saya akan mencabut pagar pemisah antara kedua jenis kelamin ini... Saya tidak percaya bahwa lelaki2 terdidik dan beradab akan menghindari wanita yg sederajad pendidikannya, dan lebih menginginkan wanita tidak bersusila. Walaupun banyak lelaki mencari wanita2 terdidik, banyak juga lelaki yg tidak memiliki interes sedikitpun dlm perempuan selain alasan sex. Nah, segalanya ini akan hilang jika lelaki dan wanita dpt bercampur sejak anak2.
hal 138 Surat kpd Ny Abendanon-Mandiri, Nov 1901
Ide utk menerbitkan buku ttg segala pemikiran dan perasaan saya ttg kondisi wanita Muslim kami, sudah ada sejak lama. Saya ingin menuliskannya dlm buku, dlm bentuk 2 puteri regent-satu Sunda, satu Jawa. Saya sudah menulis sejumlah surat, tetapi saya akan menundanya dulu. ... Kesulitannya adalah bahwa Ayah tidak akan mengijinkan saya menerbitkan buku macam itu. "Bagus kalau kamu pandai menulis dlm bhs Belanda," kata Ayah, " tetapi itu bukan alasan utk membongkar pemikiranmu yg paling mendalam."
Jadi, kami perempuan tidak boleh memiliki pemikiran, kami harus berpikir bahwa semuanya baik, dan mengatakan "ya" dan "amin" kpd apapun.
... Kapan datang waktunya dimana wanita dan laki2 bisa memandang satu sama lain sbg manusia sederajad, sbg kameraad ? Sekarang ini-bah! betapa rendahnya derajat wanita !
hal 145, Surat kpd Ny Abendanon, Feb 1902
Saya punya permintaan kpd anda, permintaan sangat penting: jika anda melihat teman anda, Dr Snouck-Hurgronje, tanya dia apakah diantara Muslim, ada hukum mayoritas, spt yg berlaku diantara kalian (org Eropa) ? Saya ingin mengetahui ttg hak2 dan kewajiban isteri dan puteri Muslim. Memang aneh bagi saya utk bertanya ! Ini membuat saya MALU bahwa kami tidak mengetahuinya sendiri. Betapa pahitnya bahwa kami tidak mengetahui apa2.
hal 169, Surat kpd Stella, Mei 1902
Saya mendapat jawaban atas pertanyaan saya ttg kapan gadis Muslim dewasa/akil baliq. Jawabnya, "Gadis Muslim TIDAK PERNAH mencapai akil baliq. Jika ia ingin bebas, ia harus terlebih dahulu menikah dan setelah itu diceraikan." Nah, oleh karena itu kami harus menyatakan diri sendiri akil baliq, dan memaksa dunia utk mengakui kemerdekaan kita.
hal 199, Surat kpd Ny Abendanon, Oktober 12, 1906
Saya dikatakan harus secara sederhana (secara munafik) mengarahkan mata saya kebawah. Saya tidak akan melakukannya (!) Saya akan menatap lelaki, maupun perempuan, langsung kpd matanya, tidak menatap lantai.
hal 208, Surat kpd Nr Abendanon, Des 12, 1902
Bbrp waktu lalu, pekerja kami diselamatkan lewat mukjizat. 11 rumah sekelilingnya terbakar, tetapi rumahnya selamat. Seluruh desa mendatanginya utk melihat ilmu atau jimat apa yg digunakannya. Tidak, katanya, ia tidak memiliki Jimat atau ilmu apa2, hanya "Gusti Allah" yg menyelamatkannya utk tujuanNya. Sehari setelah itu, ia datang kpd kami dan, aneh!, ia mengucapkan terima kasih kpd kami karena rumahnya selamat. Ia bersikeras bahwa kekuatan sembahyang kami-laH yg menyelamatkan rumahnya dr malapetaka. Betapa mengharukan kepercayaan orang yg naif dan lugu itu.
Saya tanya pd diri sendiri, apa hak saya utk mencabut kepercayaannya yg sederhana ini yg membuatnya bahagia ?
... Kami sudah lama berpaling dari agama manapun karena kami melihat begitu banyak dosa yg dibuat atas nama agama...
R.A KARTINI SOSOK PEREMPUAN YANG DI HORMATI DI NEGERI ASING
Semua orang Indonesia pasti mengenal Raden Adjeng Kartini. Apalagi Pemerintah Indonesia melalui Kepres No.108 Tahun 1964, telah menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Nasional dan tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Tetapi bagaimana dengan orang Belanda? Belanda tidak memperingati hari Kartini, seperti di Indonesia. Namun demikian nama Kartini cukup dikenal di Belanda sebagai pejuang hak-hak perempuan. Sebagai bentuk penghargaan mereka kepada tokoh Perempuan asal Indonesia tersebut, beberapa kota di Belanda memiliki nama jalan R.A . Kartini, yaitu :
- · Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama, berbentuk ‘U’ yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
- · di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk ‘O’ di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
- · Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
- · Di Haarlem, jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, dan Sutan Sjahrir.
RA Kartini kini dikenal sebagai salah satu pejuang HAM perempuan. Ia mencoba mendobrak adat lama yang menyatakan perempuan tak bisa mandiri. Ia juga bertukar surat dengan sahabatnya di Belanda menyampaikan keluh kesahnya soal hak perempuan di Indonesia.
Begitu besarnya rasa hormat bangsa Asing kepada RA Kartini. Ini adalah sebuah pembelajaran bagi kita sebagai sebuah bangsa, untuk lebih menghormati tokoh-tokoh sejarah di negeri ini, dan lebih lagi adalah melanjutkan perjuangan mereka yang belum usai untuk membangun dan memajukan bangsa ini. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya.
Terima kasih telah membaca Artikel Tentang " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia sebagai sumbernya.
Judul: " R.A Kartini " sosok pejuang HAM perempuan, cerminan perempuan Indonesia
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2012-06-15T08:28:00-07:00
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2012-06-15T08:28:00-07:00