جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS, Mungkin CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.
MAS .. CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS
Oleh: Andini Efendi (muslimah)
Dulu aku suka tertawa terbahak-bahak lho ketika melihat orang2 nazrani
telah terpesona, terjerat, terpenjara oleh mitos-mitosnya Hindu dan
Budha, apalagi Kong Hu Cu, juga sungguh konyol bagiku. Hihihihi…. Geliku
dalam hati.
Tapi belakangan, setelah banyak belajar dan membuka
wawasan, aku pun menjadi malu. Aku tertunduk. Ada sering senyum simpul
dalam hatiku.
Sebagai seorang muslimah aku sudah tahu dan kini
sadar betul bahwa dalam Islam juga ada mitos-mitos. Selain Islam banyak
meneruskan mitos-mitos Yahudi (yg terekam di kitab bibel perjanjian lama
yang isinya aneh dan bagiku sangat mengerikan itu), Islam dalam
sejarahnya juga menciptakan mitos baru. Salah satunya tentang perintah
Sholat.
Konon, rasulullah pernah terbang ke surga menemui Allah
swt. ketika menerima perintah bagi umatnya untuk melaksanakan (atau
menjalankan atau mendirikan) sholat. Kemudian dalam tradisi islam kisah
ini dikenal sebagai “isra mi’raj”.
Perintah sholat oleh Allah diwajibkan 50 kali dalam satu hari atau dalam 24 jam.
Hmmmm… could you imagine it?
Sang rasulullah (yang meskipun konon buta huruf tapi paham logika dan
hitungan karena belajar dari istri pertamanya yang sangat mahir dagang
hitung-menghitung) mungkin sontak merasa bingung dan stress, bagaimana
mungkin dalam sehari atau 24 jam umat manusia diwajibkan sholat 50 kali,
yang artinya setiap sekitar 30 menitan orang harus selalu dalam keadaan
sholat ???
Perintah dari Allah swt. itu pun diberi respon
ditawar-tawar oleh rasulullah. (Hmm… sulit dimengerti seorang yang
katanya sangat taat pada Allah tapi ternyata telah menawar-nawar suatu
perintah Allah). Tak tanggung-tanggung, perintah dari Allah swt. itu
ditawar berulangkali dan lagi dan lagi. (Aneh juga Allah kok mau-maunya
perintahnya ditawar-tawar terus ya…?). Hingga, singkat cerita, terjadi
kesepakatan antara rasulullah dengan Allah swt. Keduanya pun sepakat,
sholat diwajibkan 5 kali dalam 24 jam (satu hari).
Mas…, coba
pikir (pakai otak waras, don’t use your dogma please, hehehe..) Padahal,
konon, rasulullah, menurut hadits, juga pernah berkata: TIDAK ADA AGAMA
TANPA AKAL! TIDAK ADA AGAMA BAGI ORANG-ORANG YANG TIDAK MAU MENGGUNAKAN
AKALNYA.
Jika orang beragama diwajibkan pula untuk
memakai akalnya, bagaimanakah caranya akal manusia menjelaskan
kemasuk-akalan perintah Allah tentang ritual sholat 50 kali dalam 24 jam
itu?
Oh… ini sungguh tak masuk di akal! 50 kali dalam 24 jam
artinya tak lebih dari setiap 30 menitan orang harus beritual sholat,
padahal sebelum sholat perlu beberapa menit untuk persiapan ini itu.
Lantas bagaimana waktu untuk istirahat? Waktu untuk kerja? Waktu untuk
makan-minum? Waktu untuk mengurus keluarga? Waktu untuk mengurus diri
sendiri? Waktu untuk ….. waktu untuk ….., apalagi waktu untuk
bersenggama dan bercinta guna refreshing maupun meneruskan keturunan
(bikin anak) sebagai sunatullah??? Tentu tak ada waktu untuk itu semua!
Apa ini masuk akal?
Jelas sudah, Allah yang memberi perintah
sholat 50 kali dalam 24 jam adalah Allah yang sedang becanda, bukan
sebuah perintah yang serius. Betul-betul suatu candaan belaka. Kalau itu
adalah perintah yang serius maka Allah pemberi perintah tersebut adalah
Allah yang tak berakal. Tapi mana mungkin ada Allah yang tak berakal
yang bisa menciptakan mahluk-mahluk berakal (jika benar ia maha
pencipta)? Maka artinya, Allah yang seperti itu adalah Allah yang tak
pernah ada! Bisa saja dibilang ada, dan memang ada, ia memang pernah
ada, tetapi ada dalam bentuk mitos. Ya, mitos! Tak lebih.
Mas
Frans tahu Ahmad Musadeq khan? Ahmad Musadeq, yang oleh banyak orang
telah dihakimi sebagai nabi palsu itu, ternyata juga pernah berpikir
waras seperti aku. Dalam buku-bukunya yang pernah kubaca “sang nabi
palsu” itu juga menolak tradisi Islam tentang tawar-menawar perintah
ritual sholat. Dalam hal ini Ahmad Musadeq (dan ribuan pengikutnya
tentunya) lebih waras dari banyak orang yang mengaku muslim tapi tak
memakai akalnya dalam beragama. Ya. Aku harus berterus terang di sini,
mas!, meskipun mungkin ini agak menyakitkan, bahwa sang “nabi palsu” itu
sungguh lebih waras dari ulama-ulama dan ustadz-ustadz yang hingga kini
masih suka mengajarkan cerita dongeng tentang adanya perintah sholat 50
kali dalam sehari itu.
Ah….!
Bagaimana mungkin
seorang Muhammad saw. yang selama ini kita gembar-gemborkan sebagai
orang yang sangat taat (muslim), alias pasrah, alias berserah diri pada
setiap perintah Allah, e,e,eeealah…. tiba-tiba bisa begitu kurang ajar
(tidak taat, tidak pasrah, tidak berserah diri) ketika diberi perintah
tentang sholat 50 kali dalam 24 jam (setiap hari), dan dengan begitu
kurang ajarnya menawar perintah Allah swt. tersebut sampai lebih dari
dua kali!???
Intinya, perintah sholat 50 kali ini bermasalah dari tiga sisi penting:
Pertama, bermasalah dari sisi Allah, sebagai si pemberi perintah, sebab
faktanya itu perintah yang ngawur dan tak masuk akal (atau masuk akal
jika itu sekedar candaan?).
Kedua, bermasalah dari sisi
rasulullah yang katanya seorang muslim (taat, pasrah, berserah). Jelas
Muhammad jauh dari sikap taat jika benar ia pernah menawar perintah
Allah yang tak masuk akal tersebut. Terlepas dari apakah perintah itu
masuk akal atau tidak, sebagai seorang muslim (taat) Muhammad tak perlu
menawar satu kali pun, apalagi sampai berkali-kali! Jika perintah itu
benar, maka otomatis Muhammad akan dengan sendirinya menjadi nabi palsu,
muslim palsu, sebab ia telah bersikap tidak taat dan memberi tauladan
ketidak-taatan pula!
Ketiga, bermasalah dari sisi realistis ruang dan waktu!
Ah, … sudahlah…. ruwet memang! Namun kini aku sudah sadar. Aku orang
waras kok. Aku bukan orang gila. Bukan orang yang tergila-gila kemakan
(keracunan) dogma. Bukan anak kecil lagi yang masih suka dongeng nenek
tua. Bukan orang buta, apalagi yang suka membabi buta, jelas aku manusia
yang berakal, bukan babi.
Jika memang masih ada (bahkan banyak
orang!) yang lebih memilih menjadi orang gila dan tak mau pakai akal,
silakan saja. Tetapi bagiku,
Hanya satu kata aja, “M I T O S “…. No more…!
Terima kasih telah membaca Artikel Tentang CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS . Jika Anda ingin Copy Paste Artikel ini, Harap cantumkan Link CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS sebagai sumbernya.
Judul: CERITA TENTANG SHOLAT ITU MITOS
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2012-06-21T00:47:00-07:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews
Ditulis Oleh:جمع من الإلهام والحافز الإسلامي
Dtrebitkan Pada :2012-06-21T00:47:00-07:00
Rating: 4.9
Reviewer: 9999 Reviews