Custom Search
"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6)
Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan Yang Lurus ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Minggu, 21 September 2014

Bukti Bahwa Nabi Muhammad Adalah Alloh SWT Sendiri


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Muhammad SAW Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Muhammad SAW. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Muhammad SAW, Mungkin Muhammad SAW Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Muhammad SAW di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

=Apa buktinya bahwa Muhammad itu adalah ALLAH SWT ?= 

Allah SWT berasal dari mulut Muhammad. Dia ada karena Muhammad yang mengatakannya. Kemana pun Muhammad pergi, ke situlah Allah SWT nongol. Tidak pernah Allah berfirman di Mekkah, ketika Muhammad di Medinah. Begitu pula ketika Muhammad di Medinah, Allah tidak pernah berfirman di Mekkah. Sebelum Muhammad mengaku dicekik "Jibril" di gua Hira, Allah hanyalah mitos sembahan bangsa Arab yang patungnya disimpan di dalam Kaabah dan wujudnya di langit sebagai bulan sabit. Allah tidak pernah satu kali pun berfirman kepada orang-orang Arab. Allah yang mitos itu dibuat seolah-olah ada setelah mulut Muhammad mengatakannya. Setelah Muhammad mati, Allah ikut lenyap. Jadi, inilah bukti bahwa Muhammad itulah Allah.

Segala ayat-ayat yang dikarangnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya pribadi, sama sekali jauh dari kepentingan TUHAN yg Mahabenar dan Mahaadil. Muhammad telah menjadi Allah bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Muslim ketika membela nabinya, berkata: "Allah SWT sudah sejak lama dikenal, sebelum Muhammad jadi Rasul, Allah SWT sudah dikenal oleh masyarakat Mekkah sebagai Tuhan Pencipta."

Benarkah begitu? Allah SWT sebelum Muhammad adalah Allah yang memiliki 3 putri: Latta, Uzza dan Manat. Wujudnya disimpan di dalam kuil Kaabah berupa Patung Hubal, dan di langit ia berupa bulan sabit.

Setelah mengaku jadi Rasul, Allah SWT tidak memiliki anak. Jadi, jelas sekali bahwa Allah SWT yang disembah masyarakat Mekkah tidak sama dengan Allah SWT yang dikarang Muhammad.

Begitu pula Allah yang disembah oleh orang-orang Nasrani Mekkah dan orang-orang Yahudi Medinah, bukanlah Allah SWT simbolnya bulan sabit. Tapi kata "Allah" sebenarnya terjemahan atas kata ELOHIM dari bahasa Ibrani. Ibaratnya kata GOD yang diterjemahkan menjadi "TUHAN" dalam bahasa kita. Tuhan umat Yahudi dan Nasrani adalah YAHWEH. Jadi, jelas sudah bahwa Allah SWT yang dikarang Muhammad tidak sama dengan Allah yang disembah orang Yahudi dan Nasrani di Arab ketika itu.

Sebelum Muhammad mengaku Rasul, tidak pernah walau satu kali saja Allah SWT muncul secara riil, baik dalam bentuk SUARA, PENGLIHATAN maupun MUJIZAT. Siti Khadijah tidak pernah mendengar suara Allah SWT. Waraqah tidak pernah mendengar suara Allah SWT. Nah, sejak mulai kapankah Allah SWT-nya Muhammad ada? Sejak Muhammad mengeluarkan ALLAH dari mulutnya. Sebelum itu, Allah SWT cuma mitos. Dan sesudah itu, yaitu setelah Muhammad mati, Allah SWT kembali lagi lenyap seperti sedia kala. Dari mitos balik lagi ke mitos.

Nah, mau ngomong apa lagi? Bukankah ini secara logika menunjukkan bahwa memang Muhammad itulah Allah SWT? Muhammad telah menjadi Allah untuk dirinya sendiri dan untuk para pengikutnya.

Ini sama seperti Lia Eden yang mengarang TUHAN sendiri untuk dirinya dan para pengikutnya, atau sama seperti tokoh Paijo yang mengorbitkan Tuhan Panjul sebagai Tuhan yang sama dengan Tuhannya nabi Musa dan nabi-nabi lain. Tuhan-tuhan itu adalah palsu, karena terbukti tidak ada kecuali lewat mulut si pembuat klaim tersebut saja.

Kalau Muslim membantah logika ini dan mengatakan Allah SWT itu harus diimani ada walau secara logis hal itu sangat konyol, karena Allah adalah berasal dari bibir Muhammad saja. Maka, patutkah kita mengimani sosok Tuhan yang tabiatnya sama dengan tabiat SETAN?

Apakah dapat dipandang sebagai orang yang berakal, bila kita mengimani sosok Tuhan yang bodoh dan (* edit moderator *), yang gila disembah-sembah, senang memuji-muji dirinya sendiri, mengekor terus pada keinginan rasulnya, tidak independent dan sangat bergantung pada mulut rasulnya, menyumpah-nyumpah demi benda, menempatkan namanya sejajar dengan nabinya, dan menggunakan kata ganti KAMI ketika berfirman kepada manusia? Kenapa kita mempercayai sosok tuhan yang begitu bodoh dan (* edit moderator *)?

Dari keberadaannya saja sudah meragukan, sehingga harus diimani secara bodoh dan menghilangkan akal sehat. Apalagi bila ditinjau dari tabiatnya, sama sekali tidak cocok dengan tabiat Tuhan. Kenapa kita masih terus mengimani sosok tuhan yang begini?

Apa sih yang sudah Muhammad berikan pada kita? Kecuali semuanya itu untuk mengistimewakan dan memuliakan bangsa Arab semata.

Sejak kapan owo mulai berfirman?

Sejak Muhammad mengaku dicekik oleh "malaikat" di gua Hira.
Setelah itu, Allah SWT alias Allah terus memuntahkan kata-kata ajimat-nya lewat perantaraan mulut Muhammad.

Tanpa mulut dowernya Muhammad, Allah tidak akan bisa menyampaikan firman kepada orang-orang Arab.

Padahal sebelum itu, Allah tidak pernah mengeluarkan firman atau petunjuk apapun yang nyata kepada orang-orang Arab, selain patung hubal dan bulan sabit di langit. Sebuah mitos yang tiba-tiba berubah jadi riil berkat mulut dowernya Muhammad.

Seandainya saat ini ada orang mengaku mendapat wahyu dari Dewa Zeus, maka dewa Zeusnya orang Yunani itu pun akan berubah status dari mitos menjadi seolah riil.

Nah, apakah benar Allah itu benar-benar menjadi riil, sehingga pada akhirnya dia bisa diyakini sebagai Tuhan beneran dan bukan mitos lagi?

Kita amati dari sejarahnya. Setelah Muhammad mati, adakah Allah berfirman kepada para sahabat Muhammad?

TIDAK. NOL BESAR. NIHIL.

Padahal, para sahabat itu menggantikan posisi Muhammad sebagai amirul mukminin kerajaan "Tuhan" versi Arab.

Kenapa Allah cuma nongol kepada Muhammad saja? Ada Muslim yang beralasan, karena Muhammad itu nabi terakhir. Kalau Allah masih berfirman kepada para sahabat, maka nanti dikhawatirkan para sahabat itu akan jadi nabi pengganti Muhammad. Nah, ini konyol.

Setelah kita melihat dari fakta sejarah ini, maka dapat disimpulkan, bahwa Allah yang semula mitos itu, dijadikan seolah-olah riil oleh Muhammad pada abad 7, kemudian setelah Muhammad mati, tuhan yang sudah tampak riil itu balik lagi jadi mitos kembali.

Kematian Muhammad, menghantarkan Allah pada kematian pula.
Dengan tiadanya Muhammad, berarti itu menjadi momen bagi ketiadaan Allah pula.

Dengan perkataan lain, Allah ADA karena Muhammad yang mengatakannya.

Setelah Muhammad tidak mampu mengarang ayat-ayat lagi karena mulut dowernya sudah membusuk dimakan cacing tanah, maka Allah dari tiada kembali menjadi tiada. Dengan demikian, Allah bukanlah ALFA & OMEGA, yang awal dan yang akhir (walau di Alquran, Muhammad mengklaim demikian).

Jadi kesimpulan atas poin ini:

Allah bukanlah Tuhan, apalagi sampai diklaim sebagai Tuhan yang sama dengan Tuhannya para nabi seperti yang tertulis dalam Bibel. Keberadaan Allah sangat ditentukan oleh keberadaan Muhammad, itu pun setelah Muhammad berusia sekitar 40-an. Pada waktu Muhammad berusia 0 hingga 39 tahun, di manakah Allah?

Begitu juga setelah Muhammad mati pada usia 63 tahun, di manakah Allah? Setelah lewat tahun ke-63 usia Muhammad itu, Allah sirna kembali seperti sedia kala. Jadi, keberadaan Allah ditentukan oleh keberadaan Muhammad.

Allah dibuat seolah-olah tetap ada, karena Muslim yang mengatakannya. Membunuh, teriak Allahuakbar. Ngebom, teriak Allahuakbar. Tapi secara akal, ini gobloknya setengah mati. Yang membunuh dan ngebom itu bukan Allah, tapi Muslim-muslim tengik yang jiwanya telah dikuasai Iblis. Tapi, mereka mengimani, katanya yang melakukan kekejian itu adalah Allah. Nah, disinilah letak kesintingannya. Di sinilah letak sintingnya Islam.

Allah itu tidak ada, tapi dibikin seolah-olah ada oleh Muslim.

Selama di bumi ini masih ada yang memuja Allah dan Rasulnya, maka tuhan mitos itu pun akan tetap diyakini ADA, walau secara akal sehat mereka tidak tahu menyembah siapa.

Bagi yang mau berpikir, seharusnya bisa mengambil kesimpulan sendiri, kalau Muhammad itulah yang menjelma jadi Allah SWT.

Sampai kapan kita mau dibodohi terus-menerus oleh bangsa buta rohani itu?

Akhirul kalam
wabillahi taufiq wal hidayah
wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh


Senin, 15 September 2014

Muhammad SAW Adalah Nabi Palsu


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Muhammad SAW Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Muhammad SAW. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Muhammad SAW, Mungkin Muhammad SAW Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Muhammad SAW di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

=Muhammad Nabi Palsu=

Wawancara antara Bung Duladi dengan Para Muslim

Muslim A : Pak Duladi, saya sudah siap berdiskusi dengan Anda.
Muslim B : Silakan dimulai, Pak.

Duladi : Pertama-tama saya tegaskan bahwa Muhammad adalah nabi palsu. Maaf, to the point.

Muslim A : Jangan bicara sembarangan, Pak. Anda tahu, khan, Muslim itu mudah marah. Apakah tidak takut leher Bapak lepas dari badan ?

Duladi : Silakan saja, bukankah Muhammad pun dahulu juga melakukan hal serupa? Itulah buktinya Muhammad jahat dan nabi palsu. Saya tidak asal bicara, semua ada buktinya.

Muslim B : Bapak tadi bilang, Muhammad adalah nabi palsu. Apa dasarnya Bapak mengatakan itu ?

Duladi : Seorang nabi asli, harus bisa membuktikan kenabiannya dengan pernyataan Allah.

Muslim A : Jangan ngawur! Nabi Muhammad SAW sudah membuktikan kebenaran kenabiannya lewat Alquran. Agama Islam kini dianut lebih dari 1/5 penduduk dunia, ini bukti Muhammad adalah nabi utusan Allah.

Duladi : Yang kamu katakan itu bukan bukti. Seperti yang saya katakan tadi, untuk membuktikan keaslian seorang nabi ia harus bisa menunjukkannya dengan pernyataan Allah. Karena jika tidak demikian, maka semua orang akan dengan mudahnya melakukan hal serupa, mengaku-ngaku nabi atas klaimnya sendiri.

Muslim B : Jadi, maksud Bapak, Nabi Muhammad harus meminta Allah menyampaikan sendiri di hadapan orang banyak ?

Duladi : Benar.

Muslim A : Gila kau! Allah tidak bisa menyampaikan sendiri secara langsung kepada manusia, karena Allah itu tidak bisa dilihat.

Duladi : Allah yang ada dalam pikiranmu itu bukan Allah, tapi tuhan ciptaanmu sendiri, ibarat seorang programmer menciptakan PROGRAM KOMPUTER. Program akan berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan sang programmer.

Muslim B : Bapak belum menjelaskan, bagaimana konkritnya pernyataan Allah itu ?

Duladi : Pada masa nabi Musa, Allah memberikan bukti kenabian berupa mujizat tangan yang kena kusta dan tongkat yang berubah jadi ular. Dengan begitu, Allah menghargai sikap kritis dan nalar manusia yang sesuai kodrat dan akal budinya, tidak mudah percaya. Memang untuk itulah Allah memberi otak kepada manusia, untuk digunakan berpikir agar tidak mudah ditipu atau dibohongi oleh orang yang mengaku-ngaku nabi. Pada masa nabi Isa, Allah pun juga membekali utusan-Nya itu dengan rupa-rupa mujizat penyembuhan sebagai bukti nabi Isa memang benar-benar utusan-Nya.

Muslim B : Menurut catatan hadist, Muhammad sanggup melakukan beberapa mujizat, bahkan yang mirip dengan mujizat nabi Isa, misalnya memberi makan 5000 orang.

Duladi : Bisakah Anda sebutkan nama hadist-nya dan di mana saya bisa mengaksesnya ?

Muslim B : Saya lupa.

Duladi : Saya yakin, hadist itu tidak sahih karena tidak didukung oleh beberapa saksi.

Muslim B : Kayaknya begitu.

Duladi : Saudara, Muhammad sendiri mengaku kalau dia tidak bisa mengadakan mujizat.

Muslim A : Jangan ngawur kamu ! Buktikan kata-katamu itu !

Duladi : Di dalam hadist Sahih Bukhari Volume 9 Buku 92 Nomor 379: Diriwayatkan Abu Huraira: Rasulullah mengatakan, “Para nabi melakukan mukjizat agar orang percaya, tetapi apa yang diberikan kepada saya adalah apa yang diungkapkan Allah kepada saya. Saya harap pada Hari Akhir nanti pengikut saya akan menjadi lebih daripada pengikut para nabi lainnya.”

Di dalam Alquran, Muhammad mengaku dia tidak bisa bikin mujizat, karena dia hanyalah seorang pembawa kabar:

QS 17:93 Jawablah “Kemuliaan kepada Allah! Bukankah saya hanyalah manusia, pembawa kabar?”

Muslim B : Apakah menurut Bapak, satu-satunya pernyataan Allah hanya melalui mujizat? Apakah tidak ada pernyataan Allah lewat cara lain?

Duladi : Tidak ada. Memang hanya miracle (mujizat) satu-satunya yang bisa dipakai Allah untuk menyatakan orang itu adalah benar-benar utusanNya.

Muslim B : Bagaimana bila seorang penyihir juga melakukan sihir dan mengatakan dirinya diutus Allah ?

Duladi : Tidak ada seorang penyihir yang sanggup melakukan mujizat atas nama Allah. Allah mahatahu. Dia akan mencegah kuasa setan bekerja atas nama-Nya untuk melakukan tanda-tanda keajaiban, kecuali setan itu melakukan keajaiban atas nama setan sendiri.

Muslim B : Apakah pendapat Bapak ini bisa dipercaya ?

Duladi : Coba saja, seorang dukun menyantet orang dengan mengatasnamakan TUHAN YAHWEH atau membuat jampi-jampi dalam nama YESUS. Ilmu santetnya tidak akan bekerja alias hilang. Tapi kalau menyantet atas nama Allah SWT atau dengan menyebut Muhammad Rasulullah, berbagai ilmu tenung, guna-guna, santet dan ilmu hitam segala macam akan bekerja dengan baik.

Muslim A : Hei, Pak. Bapak sudah keterlaluan. Bapak menyamakan Allah SWT dan Nabi kami Muhammad SAW dengan SETAN ?

Duladi : Jangan emosi dulu. Memang begitulah realitanya. Jin dan setan-setan sangat senang bergaul dengan yang namanya Allah SWT atau Muhammad SAW.

Muslim B : Apa yang Bapak katakan ada benarnya. Saya tidak pernah mendengar ada seorang Kristen yang jadi dukun.
Kebanyakan, dukun-dukun santet itu agamanya Islam.

Duladi : Benar, perkataan Anda sangat jujur.

Muslim B : Kembali ke masalah kenabian Muhammad. Apakah menurut Bapak, Alquran bukanlah sebuah miracle? Bapak harus fair. Alquran sampai kini tidak pernah diubah-ubah, bahasanya tetap sama dan di seluruh dunia orang mengucapkannya secara seragam. Bukankah ini bukti kalau Alquran adalah sebuah keajaiban ?

Duladi : Kalau Alquran dikatakan tidak berubah, Anda salah. Alquran yang ada sekarang sudah tidak lengkap lagi, karena ada ratusan ayat yang hilang sejak meninggalnya Muhammad. Menurut laporan Siti Aisyah, istri Muhammad, surat Al-Ahzab mestinya berjumlah 200 ayat, tapi yang tersisa sekarang tinggal 73 ayat. Di antara ayat-ayat yang hilang itu adalah mengenai hukum rajam bagi seorang pezinah.

Tentang keotentikan Alquran yang ada pada masa sekarang dengan yang ada pada masa Muhammad juga meragukan, karena kalifah Usman membakar seluruh mushaf yang ada dan hanya menyisakan satu mushaf saja, yaitu miliknya sendiri hasil perekaan ulang oleh Zaid bin Tabit.

Ini tindakan yang salah menurut keilmuan, seharusnya Usman tidak boleh berbuat begitu. Ini sama dengan pembodohan atau penghilangan jejak. Darimana kita bisa yakin kalau Alquran yang dipegang Usman adalah sama persis dengan Alquran yang didikte Muhammad? Kita cuma mengandalkan iman buta.

Tentang seragamnya bahasa Alquran, hal itu bukanlah miracle, sebab ketentuan itu adalah manusia yang bikin. Kita tidak bisa menetapkan Declaration of Human Right PBB sebagai miracle, hanya karena naskah itu di seluruh dunia ditulis dalam bahasa Inggris yang sama.

Penggunaan bahasa Arab sebagai ketetapan dalam beribadah dan sebagai bahasa Alquran hanyalah sebagai suatu cara bangsa Arab untuk mengagungkan dan melestarikan bahasa mereka kepada bangsa-bangsa lain.

Muslim A : Pak Dul, Anda ngoceh sembarangan. Sebenarnya siapa sih Anda, kok berani-beraninya menghina Islam? Saya yakin, Duladi adalah nama samaran. Tidak usah pengecut berlindung dibalik telepon. Kalau Bapak berani, silakan datang ke tempat saya, kita berduel satu lawan satu.

Duladi : Kelakuan Anda ini mirip dengan Muhammad. Ajaran Muhammad memang sudah merasuk dalam jiwamu. Kalau Anda ingin tahu seperti apa Muhammad dulu, ya seperti kamu ini.

Muslim B : Bapak sepertinya benar, Muhammad tidak bisa membuktikan kenabiannya lewat pernyataan Tuhan. Tapi, seharusnya Bapak berpikir, kalau Muhammad bukan nabi, lalu kenapa Islam bisa berkembang sedemikian pesat dan bertahan hingga sekarang?

Duladi : Itu berkat fallacy, menutupi sejarah dengan kebohongan.

Muhammad tidak pernah bisa membuktikan kenabiannya dengan mujizat.

Untuk menyebarkan agamanya, dia butuh bantuan orang-orang berandalan, budak, orang-orang Arab miskin, para perampok dan pencuri. Muhammad merekrut mereka menjadi pengikutnya, dan mengadakan pemaksaan agama di kota-kota Arab dan sekitarnya. Dia kumandangkan pesan seperti seorang diktator:

Masuklah Islam atau Mati.

Setelah belasan abad, yaitu sampai detik ini, banyak umat Muslim yang tidak tahu sejarah perkembangan agamanya sendiri, karena mereka telah dijejali dengan sejarah Islam yang telah disensor. Banyak muslim yang didoktrin: Islam itu agama damai, Islam itu rahmatan lil alamin, tanpa tahu seperti apa Islam yang orisinil.

Begitu juga tentang Muhammad, Muslim didoktrin: Muhammad itu manusia paling terpuji di antara semua manusia, moralnya sangat mulia dan fisiknya juga tidak ada cacat sama sekali, paling ganteng sedunia. Tapi, semua itu tidak sesuai dengan kenyataannya.

Selain fisiknya yang jelek, Muhammad secara moril tidak pantas dijuluki manusia terpuji apalagi sampai dipuja sebagai NABI.

Muslim A : Kurang ajar kamu, ayo kemari kau. Tunjukkan alamat rumahmu, nanti aku akan berdebat denganmu empat mata, satu lawan satu. Jangan kuatir, aku tidak akan membawa teman atau senjata, cukup dengan tinjuku ini saja bisa membuat wajahmu penyok.

Duladi : Kenapa harus marah menghadapi kebenaran ? Menyakitkan ya? Sudahlah, tingkah lakumu ini memang sudah sama dengan nabimu.

Tidak usah banyak tingkah, kalau kamu ingin meninju, tinjulah wajahmu sendiri, kenapa dirimu begitu bodoh mau dikadalin oleh orang Arab.

Kalau kamu ingin memancung kepalaku, pancunglah kepalamu sendiri, kenapa dirimu begitu dogol mau jadi kacung Arab.

Muslim B : Pak Duladi, semua penjelasan dari Anda akan saya renungkan. Terima kasih atas pencerahannya. Saya juga sudah lihat situs anti-Islam yang Bapak buat.

Kapan-kapan saya akan mampir di situs Bapak. Terima kasih untuk diskusinya. Mohon maaf atas kekasaran teman saya. Semoga diskusi lewat telepon ini bisa membawa manfaat bagi kita berdua. Selamat Malam Pak.

Duladi : Selamat Malam juga.

Akhirul kalam
wabillahi taufiq wal hidayah
wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh


Kamis, 24 Juli 2014

MASA KECIL NABI MUHAMMAD


جمع من الإلهام والحافز الإسلامي - Muhammad SAW Update Lagi Nih sodara Muslimin Dan Muslimat, Tentang Muhammad SAW. Untuk Sahabat Sekeyakinan Yang sedang Mencari Muhammad SAW, Mungkin Muhammad SAW Ini bermanfaat Buat Anda. Monggo Dilihat Muhammad SAW di bawah Ini Agar Lebih Jelas Tau Tentang Agama kita Yang sangat Kita Cinta Dan Kita Puji-puji ini.

MASA KECIL MUHAMMAD

Ditengah semenanjung Arab, terdapat sebuah daerah kecil, yang menjadi titik pusat hijrah kaum penyembah berhala dari gurun pasir. Disana berdiri kuil Tuhan yang juga dikenal sebagai Kabah, beserta sebuah sumur, yang oleh kaum berhala disebut dengan nama ZamZam, yang membantu mereka untuk menghilangkan haus. Kaum berhala ini sangat religius. Mereka berpegangan erat pada pandangan bahwa ada Tuhan yang melindungi setiap aspek dari kehidupan mereka.

Menurut dongeng Islam, Kabah dibangun oleh nabi Ibrahim. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Katsir dengan landasan riwayat dari Ibnu Abbas, "Seandainya manusia tidak berhaji ke rumah ini (kabah), maka Allah tumbukkan langit dengan bumi."

Dongeng tersebut diperkuat oleh beberapa ayat dalam Quran;

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 127)

Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatu pun dengan Aku." (QS. Al-Hajj: 26)

Namun bukti sejarah menunjukkan fakta yang berbeda, Jazirah Arab, jauh sebelum masa Islam, adalah jajahan dari Kerajaan India Kuno. Menurut sejarah, para Maharaja Candragupta (58 S.M. - 415 M.) memperluas Kerajaan Hindu yang mencakup India, hingga jauh sampai keseluruh Teluk Arabia. Para Maharaja ini adalah pengikut setia dewa-dewi Hindu khususnya Dewa Shiva (dewa bulan-Allat) dan istrinya Dewi Dhurga (dewi bulan-Allah). Nama Arab (Arv) sendiri diyakini berasal dari bahasa Sanskerta “Arvashtan”, yang berarti tanah kuda.

Para Maharaja mempersembahkan kepada dewa-dewa mereka bangunan-bangunan kuil di seluruh wilayah kerajaan mereka (di Saudi Arabia saja sedikitnya ada 7 kuil peninggalan mereka, termasuk Kabah yang dibangun dimasa Raja Vikramaditya masih berdiri sampai saat ini). Bahkan setelah kerajaan Hindu ini runtuh, penduduk Arab masih percaya dan menyembah dewa-dewa itu dan mengagungkan kuil-kuil yang ada sampai datangnya masa nabi Muhammad. (Untuk lebih detailnya lihat artikel “Kabah, sebuah kuil Hindu”http://www.hinduism.co.za/ ).

Naskah Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah merupakan bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia merupakan bagian dari Kekaisaran India di masa lalu, dan dia yang sangat menjunjung tinggi Deva Siva lalu membangun kuil Siva yang bernama Kabah. Naskah penting Vikramaditya ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Kabah di Mekah, dan tulisan ini dicantumkan di halaman 315 dari buku yang berjudul `Sayar-ul-Okul' yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki. Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:

"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title `Saya-ul-okul' signifies memorable words.]

Terjemahan bahasa Indonesianya adalah:
"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana2. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang2 asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli2 yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Merkea menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar."

Banyak batu2 bagian dari Kabah yang menunjukkan kata2 Sanskrit yang ditulis di jaman kaum pagan, akan tetapi gorden yang diletakkan di sekeliling Kabah menutupi tulisan2 ini. Sedangkan makam Ibrahim di Mekah adalah jejak kaki Brahma (jejak kaki Brahma dan Wishnu sering dijumpai di sekitar kuil Hindu). Muhammad kerena ketidak tahuannya menganggap Brahma itu Ibrahim, kerena mirip bunyinya. Hingga saat ini, penelitian sejarah dan arkeologis tidak boleh dilakukan di Arab, khususnya Mekah dan Kabah, karena ini akan membongkar sejarah yang nantinya dapat mempermalukan bangsa Arab dan Islam khususnya.

Lihat topik selengkapnya di link Sejarah Kabah

Kabah pada masa pra islam dijaga oleh sebuah suku yang disebut Quraish (KUNCEN KABAH), dengan mengambil keuntungan dari ketaatan suku2 nomaden religius lainnya yang tidak suka menetap, anggota dari suku Quraish ini menetap disekitar Kabah dan sumur Zamzam, dengan tujuan untuk melayani keperluan ziarah haji dari saudara2 mereka baik yang nomad maupun yang menetap ditempat lain. Diluar dan didalam kabah terdapat 360 patung, yang semuanya dipuja dan dimuliakan oleh kaum berhala. Para peziarah haji ini melakukan ritual dengan memutari Kabah sebanyak tujuh kali, lari diantara dua bukit yang disebut Safa dan Marwa dimana ditiap bukit dipasang patung laki2 dan perempuan, dan untuk mengorbankan binatang dalam nama dewa masing2 serta kemudian mencukur rambut bagi semua peziarah laki2. Peziarah wanita cukup dengan memotong sedikit rambutnya.

Lama kelamaan, titik pusat ini dikenal sebagai Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekah. Suku (klan) Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yang memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari kuil Tuhan tersebut.

Kaum Quraysh/Quraish/Qurasya mendapatkan status terhormat karena Qussayy, ‘great grandfather’ (nenek moyang) mereka, telah menghancurkan patung2 berhala di sekitar Kabah yang didirikan Amr ibn Luhayy, pemimpin Banu-Khuzah yang akhirnya diusir Qussayy. Qussayy juga memulai kembali program pembangunan Kabah. Ia menyelesaikan konstruksi yang dimulai musuhnya, yang pemuja berhala itu. Ia menambahkan atap kayu, menggali batu hitam (Hadjar Aswad) yang dikubur suku Ayyad di perbukitan Mekah. Ia juga mengosongkan daerah2 tenda dan membangun rumah2 permanen yang menyumbang bagi terciptanya pusat hijrah dan perkotaan.

Hadjar aswad sendiri merupakan simbol lingga / alat kelamin Shiva. Dalam bahasa sansekerta lingga ini disebut Sanghey Ashweta. Hadjar Aswad berbentuk oval, dengan diameter 7 inci, tinggi 2 kaki 6 inci Mencium dan berdoa pada batu tersebut mewakili doa bagi syahwat dan kesuburan. Ini merupakan tata cara ibadah Arab Hindu yang juga dilakukan Muhammad dengan mencium Hajar Aswad, dan berdoa pada shakti (kata hindi untuk kekuatan) agar pria punya kekuatan dan kesuburan seksual. Namun dongeng islam menyebut batu ini adalah batu surgawi yang jatuh dari surga.

Di salah satu hadis Muhammad mengatakan;
”Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam."

Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok. Satu adalah kelompok pendeta, yang mengontrol Kuil Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah haji. Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yang melakukan perdagangan. Kelompok ketiga adalah yang paling besar, dan terdiri dari mereka yang menopang hidupnya dengan menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi mereka yang berhaji. Jenis2 pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yang tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah haji dalam jumlah yang banyak, mereka mendapat pemasukan yang besar, tapi ketika jumlah yang berhaji kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini seperti pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Dari kelompok ketiga inilah orang tua Muhammad berasal.

Muhammad diperkirakan lahir pada hari Senin, tanggal 29 Agustus, 570 (Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40), atau 20 April 570 (Wikipedia), dari seorang janda muda bernamaAminah, ayahnya Abdullah, wafat enam bulan sebelum kelahiran Muhammad tersebut. Saat mati, Abdullah diketahui mempunyai lima ekor onta, beberapa ekor kambing dan seorang budak wanita asal Ethiopia bernama Barakat. Jadi sewaktu dilahirkan Muhammad adalah seorang yatim. Aminah memberi nama anaknya tersebut KOTHAN, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (R.V.C. Bodley “The Messenger”, hal 6).

Beberapa wanita kaya Arab kadangkala menyewa wanita2 lain untuk menyusui bayi2 mereka. Hal ini memungkinkan wanita kaya itu untuk tidak menyusui dan bisa punya anak lagi dengan cepat. Lebih banyak anak berarti lebih tinggi status sosialnya. Tapi bukan ini yang terjadi pada Aminah janda miskin yang hanya punya satu anak untuk diurus. Juga kebiasaan ini tidak terlalu sering dilakukan. Lihat misalnya Khadijah, istri pertama Muhammad, yang merupakan wanita terkaya di Mekah. Dia punya tiga anak dari perkawinan sebelumnya dan tujuh anak dari perkawinannya dengan Muhammad, dan dia merawat mereka semua seorang diri.

Mengapa Aminah menyerahkan anak satu2nya untuk dibesarkan orang lain? Hanya ada sedikit keterangan bagi kita untuk mengerti tentang ibu Muhammad dan keputusan yang diambilnya. Keterangan menarik yang menunjukkan keadaan psikologi Aminah dan hubungannya dengan bayinya adalah Aminah tidak menyusui Muhammad. Sehingga melihat penderitaan anak tersebut, Thuwaibah, budak wanita dari anak pamannya Abu Lahab(orang yang sama yang dikutukinya di Sura 111 di Quran, sekalian juga dengan istrinya), mengambil tanggung jawab untuk menyusuinya selama beberapa hari (Adil Salahi “Muhammad: Man and Prophet”, hal 23) sampai akhirnya ia dipelihara oleh ibu asuh bernamaHalimah. Tidak ada keterangan mengapa Aminah tidak menyusui anaknya. Yang bisa kita lakukan adalah menduga. Apakah dia mengalami tekanan bathin karena menjanda di usia mudanya? Apakah dia pikir anaknya merupakan halangan baginya untuk menikah lagi?

Kematian anggota keluarga dapat mengakibatkan perubahan kimia dalam otak yang mengakibatkan tekanan jiwa (depresi). Sebab lain yang mengakibatkan dapat wanita mengalami tekanan jiwa adalah: hidup sendirian, gelisah tentang keadaan janinnya, masalah perkawinan atau keuangan dan usia muda ibu. Aminah baru saja kehilangan suaminya, dia hidup sendiri, miskin, dan muda. Berdasarkan keterangan yang ada, dia tampaknya mengalami tekanan jiwa. Hal ini dapat menganggu kemampuan ibu untuk menumbuhkan ikatan bathin dengan bayinya. Juga, tekanan jiwa selama mengandung dapat pula mengakibatkan ibu mengalami tekanan jiwa berikutnya setelah melahirkan bayi (postpartum depression).

Beberapa penyelidikan ilmiah menunjukkan bahwa tekanan jiwa yang dialami ibu mengandung dapat berakibat langsung pada janin. Bayi2 yang lahir biasanya menjadi cepat marah dan lamban. Bayi2 ini dapat tumbuh menjadi anak2 balita yang lamban belajar dan tidak bereaksi secara emosional, ditambah masalah kelakuan, misalnya suka melakukan kekerasan.

Muhammad tumbuh diantara orang2 asing. Sewaktu dia besar, dia sadar bahwa dirinya bukanlah anggota keluarga yang mengurusnya. Dia semestinya heran mengapa ibunya, yang hanya mengunjunginya dua kali setahun, tidak menginginkannya.

Halimah adalah wanita yang menyusui Muhammad. Enam puluh tahun berikutnya terungkap bahwa awalnya Halimah tidak mau mengurus Muhammad karena dia anak yatim dari janda miskin. Tapi akhirnya Halimah mau mengurus Muhammad karena dia tidak mendapatkan anak dari keluarga kaya, dan keluarganya sendiri sangat butuh uang meskipun sedikit sekalipun. Apakah ini berdampak pada cara Halimah mengurus bayi itu? Apakah Muhammad merasa tidak dikasihi di keluarga angkatnya selama tahun2 awal penting yang menentukan sifat seseorang?

Halimah melaporkan bahwa Muhammad adalah anak yang penyendiri. Dia suka hidup dalam dunia khayalannya sendiri dan bercakap-cakap dengan teman2 khayalannya yang tidak bisa dilihat orang lain. Apakah ini reaski dari anak yang tidak dikasihi di dunia nyata sehingga dia menciptakan khayalannya sendiri untuk menghibur dirinya dan merasa dikasihi?

Kesehatan mental Muhammad mengkhawatirkan ibu asuhnya sehingga dia mengembalikan Muhammad kepada ibunya ketika anak tersebut berusia lima tahun. Karena masih belum punya suami baru, Aminah ragu2 untuk menerima kembali anaknya sampai Halimah menceritakan padanya kelakuan dan khayalan Muhammad yang aneh. Ibn Ishaq mencatat kata2 Halimah:

Ayahnya (ayah dari anak laki Halimah satu2nya) berkata kepadaku, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung, maka bawalah dia kembali ke keluarganya sebelum terjadi akibat buruk”… Dia (ibu Muhammad) menanyakan padaku apa yang terjadi dan terus menggangguku sampai aku menceritakan padanya. Ketika dia bertanya apakah aku takut anaknya (Muhammad) kerasukan setan, maka kujawab iya, (Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah, p 72)

Adalah normal bagi anak2 untuk melihat monster di bawah tempat tidur mereka dan bicara dengan orang2 khayalannya. Tapi kasus Muhammad tentunya langka dan mengkhawatirkan. Suami Halimah berkata, “Aku takut anak ini mengalami serangan jantung.” Keterangan ini penting. Bertahun-tahun kemudian, Muhammad bicara tentang pengalaman masa kecilnya yang aneh:

Dua orang berpakaian putih datang padaku dengan baskom emas penuh salju. Mereka memegangku dan membelah tubuhku dan mengambil dari dalam tubuhku gumpalan hitam yang lalu mereka buang. Lalu mereka mencuci jantung dan tubuhku dengan salju sampai murni. (W. Montgomery Watt, Terjemahan Sirat Ibn Ishaq, p 36)

Sudah jelas bahwa kekotoran pikiran tidak tampak sebagai gumpalan dalam jantung. Meskipun nyatanya anak2 tidak berdosa, dosa sendiri tidak dapat dihilangkan lewat operasi bedah dan salju bukanlah bahan pembersih yang baik. Cerita ini hanyalah khayalan dan halusinasi dari seorang anak2.

Muhammad sekarang hidup lagi bersama ibunya, tapi ini tidak berlangsung lama. Setahun kemudian Aminah meninggal. Muhammad tidak banyak bicara tentang ibunya. Ketika Muhammad menaklukkan Mekah, lima puluh tahun setelah kematian ibunya, dia mengunjungi kuburan ibunya di Abwa yang terletak diantara Mekah dan Medinah.

Ini adalah kuburan ibuku; Tuhan mengijinkanku untuk melawatnya. Aku ingin berdoa baginya, tapi tidak dikabulkan. Maka aku memanggil ibu untuk mengenangnya dan ingatan lembut tentang dirinya menyelubungiku, dan aku menangis. (Ibn Sa'd, Tabaqat, p. 21)

Mengapa Tuhan tidak mengabulkan Muhammad berdoa bagi ibunya? Apa yang dilakukan Aminah sehingga dia tidak layak untuk dimaafkan? Ini sungguh tidak masuk akal. Sudah jelas Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal ini. Muhammad sendirilah yang tidak bisa memaafkan ibunya, bahkan separuh abad setelah dia mati. Dia mungkin mengingatnya sebagai wanita yang dingin dan tidak sayang anak, sehingga Muhammad tidak menyukainya dan mengalami luka bathin yang tidak pernah sembuh.

Muhammad kemudian hidup bersama kakeknya Abdul Muttalib, selama dua tahun. Abdul Muttalib adalah seorang kuncen, penjaga Kabah. Dari kakeknya Muhammad kecil belajar tradisi dan ritual penyembahan di Kabah. Sang kakek yang telah ditinggal mati putranya, sangat memanjakan Muhammad. Ibn Sa’d menulis bahwa Abdul Muttalib sangat memperhatikan Muhammad lebih dari putra2nya sendiri.

Muir dalam Biography of Muhammad menulis: “Anak itu dirawat dengan penuh kasih sayang olehnya. Sebuah karpet biasa dibentang di bawah bayang2 Kabah, dan di situ orang tua (kakek Muhammad) itu berbaring terlindung dari terik matahari. Di sekitar karpet, dengan jarak yang tidak jauh, duduklah putra2nya. Muhammad kecil berlari mendekat pada kakeknya dan mengambil karpet tersebut. Putra2nya hendak mengusirnya pergi, tapi Abdul Muttalib mencegahnya dan berkata: “Jangan larang putra kecilku.” Dia lalu mengelus punggungnya karena merasa girang melihat tingkah lakunya yang kekanakan. Anak laki ini masih diurus ibu asuhnya yang bernama Barakat, tapi Muhammad selalu lari darinya dan pergi ke tempat tinggal kakeknya, bahkan jika dia sedang sendirian dan tidur.

Muhammad ingat perlakuan penuh kasih sayang yang diterimanya dari Abdul Muttalib. Sambil tak lupa membumbui dengan khayalannya sendiri, dia di kemudian hari berkisah bahwa kakeknya biasa berkata, “Biarkan dia karena dia punya nasib yang hebat, dan akan menjadi pewaris kerajaan;” dan berkata pada Barakat, “Awas, jangan sampai dia jatuh ke tangan orang2 Yahudi dan Kristen, karena mereka mencarinya dan akan melukainya!”

Nasib sekali lagi tidak berpihak pada Muhammad. Hanya dua tahun setelah dia hidup bersama kakeknya, sang kakek meninggal dunia di usia delapan puluh dua tahun dan Muhammad lalu diasuh oleh pamannya Abu Talib. Muhammad merasa sedih karena kehilangan kakek yang mengasihinya. Ketika dia berada di penguburan jenazah di Hajun, dia menangis. Bertahun-tahun kemudian dia masih mengenang kakeknya.

Abu Talib mengasuh Muhammad dengan penuh kasih pula. “Kasih sayangnya pada Muhammad sama besarnya seperti kasih sayang Abdul Muttalib padanya,” tulis Muir. “Dia mengijinkannya tidur di atas ranjangnya, makan di sisinya, dan pergi bersamanya ke luar negeri. Dia terus memperlakukan Muhammad dengan lembut sampai Muhammad dewasa.” Ibn Sa’d mengutip Waqidi yang mengisahkan bahwa Abu Talib, meskipun tidak kaya, mengasuh Muhammad dan mencintainya lebih dari anak sendiri.

Karena kehilangan orang2 yang dikasihinya secara berturut-turut di masa kecilnya, Muhammad takut ditinggalkan dan kejadian ini tentunya berdampak emosi kuat. Hal ini tampak jelas dalam kejadian di waktu dia berusia 12 tahun. Suatu hari, Abu Talib hendak pergi ke Syria untuk berdagang. Dia tidak membawa Muhammad pergi. “Tapi ketika kafilah sudah siap berangkat, dan Abu Talib siap menaiki untanya, keponakannya yang tidak mau ditinggal lama memeluknya erat2. Abu Talib terharu dan membawa dia pergi bersamanya.”

Jalan ke Syria saat itu adalah melalui daerah2 yang kaya dongeng dan tradisi, yang menjadi kesukaan orang2 Arab karavan pengembara. Luas dan sunyinya gurun pasir yang sering dilalui, juga tanah gersang yang melahirkan banyak khayalan2 gaib tentang penghuni2 gurun yang berupa Jin yang baik dan jahat, dan dibumbui dengan kisah2 yang memikat, dicampur dengan kejadian2 yang menakjubkan tapi diragukan kebenarannya, dan mereka percaya benar2 itu semua terjadi di masa lalu.

Selama perjalanan, Muhammad muda tidak diragukan lagi melahap semua cerita2 gaib tersebut. Ingatannya yang kuat menanam cerita itu dalam2, yang dikemudian hari akan memainkan peran yang sangat kuat dalam pikiran2 dan imajinasi2nya. Para penulis Muslim menceritakan banyak keadaan2 menakjubkan yang telah disaksikan Muhammad selama perjalanan hidupnya. Kata mereka, dia melayang dibantu malaikat yang tidak terlihat yang melindungi dia dari panasnya pasir gurun dan panasnya sinar matahari dengan sayap2 mereka.

Dalam kejadian lain, dia dilindungi oleh awan, yang melayang diatas kepalanya selama panas siang hari. Kejadian lain lagi, katanya pohon yang layu tiba2 mengembangkan daun2nya dan mekar untuk menyediakan payung bagi Muhammad yang sedang menderita kepanasan.

Semua keajaiban ini tidak didasarkan pada bukti2 dan saksi mata; malah kebanyakan adalah pernyataan Muhammad sendiri atau diciptakan setelah kematiannya oleh para pengikut fanatiknya yang harus dipercayai muslim tanpa banyak tanya.

Selama perjalanannya, Muhammad mengaku bertemu sejumlah pertapa2 Kristen. Rahib Bahira yang terkenal adalah salah satu diantaranya. Dalam percakapannya dengan Muhammad, Bahira kaget dengan tingkat intelektualitasnya dan terpukau akan hasrat besarnya untuk mendapatkan segala macam informasi. Sang Rahib menentang penyembahan berhala, sebuah praktek dimana Muhammad muda dibesarkan. Kristen Nestorian yang merupakan aliran yang dianut rahib Bahira ini, juga melarang pemujaan akan gambar2. Hal itu dilarang bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dan tentu saja, mereka juga keberatan dengan penggunaan salib, sebuah lambang Kristen yang umum dipakai didunia ini.

Para penulis Muslim menekankan bahwa Bahira tertarik akan Muhammad muda karena melihat tanda kenabian pada bahunya. Penglihatan ini, meyakinkan sang rahib bahwa inilah nabi yang sama yang kedatangannya telah dituliskan dalam kitab2 Kristen. Sang rahib mengatakan pada Abu Talib agar keponakannya jangan sampai jatuh ke tangan orang Yahudi, seakan meramalkan perlawanan yang akan dihadapi Muhammad dimasa depan dari kelompok Yahudi ini.

Diragukan apa pertemuan ini benar2 terjadi. Kalaupun iya, sang rahib pastilah mencoba mendorong agendanya sendiri, karena ia mempunyai misi untuk menyebarkan agamanya sendiri dan ia tertarik akan kepintaran dan rasa ingin tahu Muhammad, dan berusaha menarik Muhammad kedalam agamanya ini. Dia tahu bahwa subjeknya (Muhammad) adalah pendengar yang pasif, dan dia juga keponakan keluarga penjaga Kabah. Dia juga tahu bahwa jika dia berhasil menanamkan bibit ajarannya kedalam pikiran Muhammad, sang rahib dapat menyebarkan, melalui Muhammad, doktrinnya kepada orang2 Mekah, dengan begitu membuat misinya melakukan lompatan besar. Ini adalah sebuah motivasi yang bagus bagi Bahira untuk mengembangkan rasa ketertarikan Muhammad. Dia tidak perlu melihat benjolan besar (yang katanya tanda nabi) dipunggung Muhammad untuk yakin akan kemampuan anak tersebut..

Bersama pamannya Abu Talib, Muhammad kembali ke Mekah, pikirannya penuh dengan dongeng2 dan kisah2 agama yang dia dapat sepanjang perjalanan. Dia sangat terkesan dengan doktrin2 yg diajarkan oleh Rahib Bahira dari biara Nestorian, yang dikemudian hari akan sangat menolongnya dalam pembentukan pemikiran dan doktrin2 agamanya sendiri.

Dimasa remajanya Muhammad mendapat pekerjaan untuk membawa onta2 ke padang rumput. Dia lalu harus menghabiskan waktu sendirian, bagian terbesar dari harinya dihabiskan dipadang gersang diluar Mekah. Membiarkan onta2 menjelajahi padang mencari rumput2 diantara bebatuan, kita dapat membayangkan bagaimana seorang muda, sensitif dan pintar seperti Muhammad, harus menghabiskan waktu seperti itu. Lumrah bahwa kemalangan dan kesengsaraan menciptakan kepahitan dalam diri seseorang.

Kita bisa menduga bahwa ditengah2 frustasinya karena kesepian, dia mestilah bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia ada didunia ini sebagai anak yatim, dan kenapa dia harus bekerja sebagai penggembala ditempat sesepi ini dalam umur semuda ini, ketika anak2 seumurnya menghabiskan waktu ditemani oleh orang tua tercinta mereka. Dia juga mesti bertanya kenapa ibunya memberikan dia pada orang yang tidak dia kenal, dan kenapa perlakuan padanya berbeda dibanding perlakuan pada anak2 lain.

Semua ini sangat menyakitkannya; rasa sakit ini menjadi penyebab utama semakin mendalamnya kebencian pada ibunya. Dia percaya jika dia tinggal bersama ibunya, ia tidak perlu menderita ejekan dirumah kakeknya dan pamannya. Dia menganggap ibunya bertanggung jawab atas semua penderitaannya. Kebenciannya kepada wanita makin bertambah ketika saudara2 wanita dirumah pamannya sering mengejek dan mempermainkannya. Mereka mungkin tidak membuat luka ditubuhnya, tapi mereka pasti menyakiti dia sangat dalam, hingga tidak dapat disembuhkan, secara emosional dan psikologikal.

Ketika dia menderita ditangan anggota keluarganya sendiri, tidak ada seorangpun anggota keluarga wanita yang menolongnya dari gangguan ini ataupun menghiburnya sesudahnya. Ia berjanji dalam hatinya untuk membalas semua perlakuan wanita ini suatu saat kelak. Dikemudian hari kebencian Muhammad pun terbukti, bagaimana ia memperlakukan budak wanita, dan bagaimana ia memperlakukan istri2nya.

Egonya, sensitifitas dan perasaannya sangat terluka, Muhammad tidak lagi bermain-main dengan anak2 lain diwaktu luangnya. Malah, dia merasa lebih nyaman bercakap2 dengan orang2 yang berhaji ke Mekah atau berdagang. Dia menikmati percakapan dalam hal2 religius. Dia juga mendapat kepuasan mendengarkan kisah2 religius dari mereka. Sangat sering, dia meminta mereka untuk bercerita tentang kisah2 Arab jaman dulu yang menarik minatnya. Kebanyakan kisah dan dongeng yang dia dengar dari mereka berfungsi sebagai penyembuh dari luka2 hatinya. Jika punya kesempatan, dia akan menceritakan kembali semua kisah2 itu pada para pendengarnya, yang pada gilirannya, membuat kisah itu bagian dari Quran !

Tidak banyak yang terjadi di masa muda Muhammad dan tidak ada hal yang dianggap penting dicatat oleh penulis kisah hidupnya. Dia dikabarkan adalah orang yang pemalu, pendiam dan tidak terlalu suka berhubungan sosial. Meskipun disayang dan dimanja pamannya, Muhammad tetap peka dengan statusnya sebagai anak yatim piatu. Kenangan masa kecil yang sepi dan tanpa kasih terus menghantui sepanjang hidupnya.

Tidak banyak informasi mengenai agama awal Muhammad. Dalam beberapa kisah diceritakan bahwa kakek Muhammad adalah seorang Hanif (monotheisme Ibrahim), namun sang pamanAbu Talib adalah seorang penyembah berhala. Ibnu Ishaq menulis bahwa Muhammad biasa sembahyang seorang diri di Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang merupakan ibadah berhala. Menurut masyarakat Quraish, 'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi.(Ibn Ishaq, Sirat, p.105)

‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah menyinggung hal tentang al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan domba putih kepada al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama masyarakatku.” (Hisham ibn al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17)

Bukhari juga mencatat bahwa Muhammad muda memakan daging yang dipersembahkan pada berhala Mekah, hal yang dilarang dalam kepercayaan monotheisme seperti Yahudi dan Hanif. (Sahih Bukhari, 67:407, 58:169). Hal ini menunjukkan pada mulanya Muhammad adalah penyembah berhala (kafir), namun karena dorongan dari orang2 seperti Waraqah, Khadijah, dan Zaid bin Amr, akhirnya Muhammad menjadi seorang monotheisme.

Dimasa muda Muhammad, terdapat beberapa orang yang telah menentang budaya berhala yang ada di Mekah, dan berdakwah tentang tauhid atau monotheisme. Salah satunya adalah,Zayd bin Amr. Ia adalah seorang penyembah berhala kemudian murtad menjadi seorang Hanif (Agama Ibrahim). Zayd dengan keras menentang polytheisme, karenanya ia kemudian diasingkan oleh orang2 Mekah. Selama masa pengasingan ini, ia sering bertemu Muhammad didekat Gua Hira. Zayd belajar agama hingga ke Syria. Dikemudian hari Muhammad bercerita tentang Zaid ini; “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.” Perkataan ini membuktikan bahwa ia begitu terkesan terhadap ajaran monotheisme yang diajarkan oleh Zaid tersebut. (Ibn Sa'd, vol.i, p.185)

Tahun2 berlalu. Muhammad muda tetap saja suka menyendiri dan lebih memilih hidup di dunianya sendiri, bahkan jauh dari orang2 yang dikenalnya. Bukhari menulis bahwa Muhammad “lebih pemalu daripada perawan wanita bercadar.” Dia tetap saja begitu seumur hidupnya, tidak percaya diri dan pemalu. Dia berusaha mengatasinya dengan membesarkan, menyombongkan dan memuja2 diri sendiri.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

جمع من الإلهام والحافز الإسلامي.

Designed by Admin | Publisher